Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kehidupan Para Koboi dan Isu Maskulinitas dalam Film "The Power of The Dog"

20 Desember 2021   15:49 Diperbarui: 20 Desember 2021   16:10 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rose yang tertekan hidup bersama saudara ipar yang tak menerima kehadiranna. Sumber gambar: IMDB

Rose kemudian menjual restoran dan hotel yang ia punya dan pindah ke kediaman besar tempat Phil, George dan 2 pelayan tinggal.

Dengan keadaan ini, jelas posisi Rose semakin sulit. Usahanya untuk dekat dengan Phil yang kini jadi kakak iparnya bak sebuah jalan terjal. Phil bahkan tak segan-segan menyematkan ejekan "gold digger" kepada Rose sebab Phil merasa Rose mau menikah dengan George atas bayang-bayang kekayaan.

Peter memang tidak tinggal di sana sebab menempuh pendidikan kedokteran di tempat lain. Namun, saat liburan musim panas tiba dan Peter kembali ke ibunya dan menempati rumah baru ayah tirinya, situasi terasa begitu ganjil.

Peter membuat bunga dari kertas. Satu yang sering dicemooh oleh Phil. Sumber gambar: IMDB
Peter membuat bunga dari kertas. Satu yang sering dicemooh oleh Phil. Sumber gambar: IMDB

Bukan karena penolakan Phil, namun sebaliknya, saat Phil berusaha mendekatkan diri ke keponakan baru-nya itu, Rose merasa situasi semakin mencekam. Dia begitu ketakutan ada niat buruk di balik semua kebaikan-kebaikan yang Phil berikan kepada Peter.

Benarkah itu menjadi sebuah siasat kejahatan? Atau Rose hanya khawatir berlebihan?

Itu dia garis besar kisah film besutan sutradara peraih Academy Award lewat film The Piano, Jane Campion ini. Diangkat dari novel berjudul sama, Jane Campion juga bertindak sebagai penulis skenarionya.

Dalam durasi 126 menit, dia sukses menghadirkan segala macam kegelisahan dan kerumitan hubungan suami-istri-ipar-keponakan dengan latar belakang Montana yang luar biasa indah walaupun sebetulnya syuting dilakukan di Central Otago dan Aukland yang berada di Selandia Baru.


Keempat pemain utamanya bermain dengan sangat bagus! Ini kali pertama saya melihat Benedict memerankan tokoh antagonis yang begitu menyebalkan dan terjebak dalam isu maskulinitas. Demi menyatu dan lebih mendalami peran, saya dengar Benedict Cumberbatch bahkan rela tidak mandi selama 2 minggu!

Bagaimana dengan Kirsten Dunst? Si MJ dari trilogi Spider-man vesi Tobey Maguire ini begitu pas mendalami peran sebagai janda yang hidupnya tertekan, kecanduan alkohol dan depresi.

Walaupun durasinya lumayan panjang dan filmnya sendiri cukup sunyi, saya tidak merasa bosan saat menyaksikannya. Terlebih di paruh kedua saat kisahnya lebih dinamis dan kejutan-kejutan menanti penonton menjelang akhir sebagaimana judul film ini "The Power of The Dog" yang diambil dari Alkitab surat Mazmur 22:20 yang berbunyi "Deliver my soul from the sword, my precious life from the power of the dogs."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun