Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Perkara Kutang, Animisme dan Benturan Politik dalam Novel "Entrok"

16 Desember 2021   14:13 Diperbarui: 16 Desember 2021   14:55 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Versi lain sampul buku Entrok. Sumber Gramedia.com

Dia tercekik, tiap kali protes, Teja yang ambil alih dengan meminta maaf kepada para pejabat desa dan petinggi tentara dan Teja pula yang memaksa Marni mengeluarkan uang seperti yang mereka minta. Di sisi lain, Teja pun mulai berulah. Dia memelihara gundik, suka mabuk dan mulai jarang menemani ia ke pasar.

Namun, di antara kesemuanya, tak ada yang bikin ia lebih sedih selain saat Rahayu, anak semata wayangnya mulai membencinya. Rahayu malu tiap kali guru agamanya menyindir di kelas kalau ibunya seorang lintah darat yang memeras warga (ironisnya si guru agama sendiri memaksa meminjam uang dan tak mau membayar).

Selain jadi rentenir, Marni juga diisukan memelihara tuyul dan kekayaannya didapatkan dengan cara mengorbankan tumbal. Terlebih salah satu tetangganya tewas kecelakaan saat membawa mobil Marni yang digunakan untuk arak-arak kampanye.

Bukan sekali-dua-kali Rahayu meminta ibunya untuk berhenti menyembah pohon.

"Aku berdoa lima kali sehari. Itu cara yang benar, bukan dengan cara yang dosa."

"Aku nyuwun pada Mbah Ibu Bumi Bapa Kuasa sejak lahir. Aku tidak mengganggu orang lain. Dosa apa yang kulakukan?"

"Yang kuasa itu Gusti Allah, Bu. Bukan Mbah Ibu Bumi," ujar Rahayu. Hal.59.

Saat kemudian Rahayu memutuskan untuk berkuliah di Yogyakarta, hubungan antar orang tua ini nyaris putus. Rahayu benar-benar menghilang dari hidup ibunya. Bahkan, ketika keduanya menghadapi berbagai macam masalah masing-masing, tidak ada yang saling tahu dan dapat menguatkan.

ANIMISME DAN POLITIK

Setelah sebelumnya Okky mengangkat tentang Ahmadiyah di novel Maryam, di Entrok, Okky masih setia mengangkat hal-hal yang masih dianggap tabu oleh kebanyakan orang di Indonesia dan kali ini dia mengupas tentang animisme yakni orang-orang yang meletakkan kepercayaan kepada makhluk halus dan menganggap setiap benda di Bumi (gua, pohon, batu besar, dsb) mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia.

The Years of The Voiceless adalah versi Bahasa Inggris dari novel Entrok. Sumber gramedia.com
The Years of The Voiceless adalah versi Bahasa Inggris dari novel Entrok. Sumber gramedia.com

Di Indonesia sendiri hal ini pernah belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Namun, setidaknya pemerintah udah berusha mengupayakan bagi WNI Pemeluk Aliran Kepercayaan dapat mengisi kolom agama di KTP sebagaimana mestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun