[Spoiler rate: 30-40%]
Baru juga berjumpa sekali, Iman (Muhammad Khan) rupanya langsung jatuh hati dengan Yuni (Arawinda Kirana) dan langsung mengajak kedua orang tuanya mendatangi kediaman tempat Yuni dan neneknya (Nazla Toyib) tinggal dengan tujuan melamar.
Nggak ada yang salah dengan itu sebetulnya. Iman seorang bujangan, pekerjaannya sebagai mandor muda juga tampak menjanjikan. Tapi, bagi Yuni semua menjadi begitu sulit. Dia masih kelas 3 SMA. Walaupun sebentar lagi lulus dan umum perempuan muda untuk menikah setelah tamat sekolah, sejatinya Yuni punya mimpi yang lebih besar. Ia ingin berkuliah.
Apalagi dia punya Ibu Lies  (Marissa Anita) salah satu guru yang begitu memperhatikan dan senantiasa memberikan dorongan. "Kamu bisa berkuliah dengan beasiswa loh Yun. Syaratnya minimal ranking 3 di kelas dan belum menikah. Kamu salah satu siswi yang memenuhi kriteria itu," ujar Bu Lies.
Benar saja, Yuni termasuk siswi yang cerdas. Nilai Fisika, Matematika, Kimia, Biologi dan lainnya bagus kecuali pelajaran Bahasa Indonesia yang diasuh oleh guru muda yang tampan -Pak Damar (Dimas Aditya).
Biarpun di hadapan kawan dekatnya ia kerap membantah, diam-diam rupanya Yuni menaruh hati pada Pak Damar. Di sisi lain, adik kelas yang juga tetangganya Yoga (Kevin Ardillova) rupanya naksir kepada Yuni dan berbaik hati membantunya menyelesaikan tugas-tugas Bahasa Indonesia yang diberikan Pak Damar.
Yuni bukannya tak tahu takkala Yoga mendekati dan menyapanya dengan malu-malu, bibir terkatup dan mata yang dipalingkan ketika tatapan keduanya beradu pandang. Yuni bukannya juga tak penasaran bagaimana rasanya pacaran seperti teman-temannya, namun sepertinya nilai-nilai kepantasan melekat kuat dari ajaran neneknya-yang-agak-koboi itu.
Kedua orang tuanya yang bekerja di Jakarta juga sangat sayang padanya. Menyerahkan semua keputusan ke tangan Yuni, termasuk lamaran-lamaran yang menghampiri. Ya, lepas dari lamara Iman, datang lagi seorang pria yang melamar.