Bukan bujangan sebagaimana Iman, pria kedua itu ialah Mang Dodi (Toto S.T Radik) yang ingin menjadikan Yuni sebagai istri kedua. "Ini saya titip uang biar Yuni bisa ganti motor. Trus, kalau nanti di malam pertama Yuni terbukti perawan, saya tambah lagi 25 juta," ujar Mang Dodi kepada nenek yang didengar oleh Yuni dari balik pintu.
Jadi bagaimana, apakah Yuni harus menolak? Dia ragu, terlebih ada anggapan di kampungnya, jika menolak lamaran pria lebih dari dua kali itu pamali. Pantang dilanggar jika tidak mau hal-hal buruk menghampiri. Namun, jika diterima dan apalagi menjadi istri kedua, bagaimana dengan semua mimpi-mimpinya?
BERAGAM ISU SOSIAL DARI FILM YUNI
Film yang naskahnya ditulis oleh Prima Rusdi dan Kamila Andini (berlaku juga sebagai sutradara) ini menghadirkan begitu banyak isu sosial dalam 122 menit durasinya. Di zaman modern seperti sekarang, rupanya masih ada anggapan yang membelenggu mimpi anak muda untuk dapat lebih maju.
"Perempuan mah yang penting jago di dapur, sumur dan kasur."
Anggapan seperti itu berulang kali digaungkan lewat celetukan-celetukan tetangga tempat Yuni tinggal. Tak hanya mengenai pamali, Yuni dianggap kurang bersyukur terhadap lamaran yang ia terima. Iman, bagi sebagian besar gadis di desanya mungkin tipe calon suami idaman.
Dewasa ini pula, masih mudah ditemukan perempuan yang rela menjadi istri kedua, apalagi istri pertama (sebagaimana istri tokoh Mang Toto) memberikan izin. Bayang-bayang hidup terjamin kadang dapat menyingkirkan variabel-variabel dari sosok suami idaman para wanita.
Mereka boleh memimpikan pria muda yang tampan dan gagah, namun ketika ada pria lain yang usianya tak muda namun menawarkan kemapanan, bisa jadi kriteria akan calon suami yang sebelumnya ada menjadi tak begitu penting lagi.
Isu-isu sosial lain pun datang silih berganti. Sesederhana sulitnya masyarakat menikmati aliran listrik yang stabil dan senantiasa menyala. Dalam beberapa kali adegan, diperlihatkan listrik yang padam dan hal ini hadir di waktu yang pas. Termasuk isu lingkungan ketika area perumahan belakangan akan digusur dan digantikan dengan pabrik-pabrik.
Isu lain yang coba diangkat oleh film ini secara smooth yakni mengenai LGBT, satu yang sering dihinakan namun orangnya hadir dan tetap hidup dengan membawa trauma sebagaimana yang diperlihatkan lewat beberapa tokoh di film Yuni. Saking halusnya isu ini, saya sampai harus mengkonfirmasi dengan teman sebelah mengenai hal tersebut.
Masih banyak isu lain yang coba diangkat dalam porsi yang pas. Isu mengenai tes keperawanan di sekolah yang digaungkan oleh sesosok wakil rakyat, "penyakit" klepto, isu KDRT hingga pandangan-pandangan satu hal yang dibingkai dalam kacamata agama misalnya saja anak rohis yang melarang kegiatan band karena menganggap suara adalah aurat.