Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Serunya Mengulik Isi Sirkuit Mandalika

7 Desember 2021   14:48 Diperbarui: 7 Desember 2021   14:54 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sengaja kerikilnya dipilih yang berukuran kecil dan tidak terlalu tajam. Sehingga, jika terjadi kecelakaan kerikil ini dimaksudkan dapat melindungi para pembalap."

Kurang lebih, itu dia salah satu penjelasan dari bapak I Made Pari Wijaya selaku Assistant Vice President of Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) saat menemani saya dan rombongan pemenang kompetisi menulis Wisata Mandalika beberapa hari lalu saat kami berkesempatan untuk melihat langsung Sirkuit Mandalika yang membanggakan itu.

dsc-0283-jpg-61af0d8806310e3f61596312.jpg
dsc-0283-jpg-61af0d8806310e3f61596312.jpg
Di hari pertama (30/11) tiba di Lombok, sebetulnya kami sudah diajak untuk melihat sirkuit ini lewat pojok VIP tempat para orang-orang penting datang dan menyaksikan jalannya pertandingan. Dari titik ini, kami ditemani dan dijelaskan tentang master plan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Mandalika.

Dari papan informasi dan juga penjelasan petugas, disampaikan bahwa 1.175 ha lahan sudah dipersiapkan untuk menjamu para atlet dan wisatawan di mana terdapat 20 ribu kamar penginapan berbagai macam tipe, 325 ribu km persegi area komersial yang ditunjang dengan keindahan bentangan pantai sepanjang 16 km.

Rombongan Kompasianer merasakan jadi tamu VIP. Dokpri.
Rombongan Kompasianer merasakan jadi tamu VIP. Dokpri.

Melihat sirkuit Mandalika dari kejauhan. Dokpri.
Melihat sirkuit Mandalika dari kejauhan. Dokpri.

Jadi, bisa dibilang masih ada bebeberapa PR yang harus dibenahi untuk menyiapkan segala macam sarana dan prasarana demi perhelatan akbar MotoGP, Maret tahun depan. Namun, setidaknya pelaksanaan Motor Superbike 19-21 November lalu berlangsung sukses dan segala macam kekurangan yang terjadi menjadi catatan khusus agar persiapan MotoGP semakin baik nantinya.

MENYENTUH ASPAL MAHAL SIRKUIT MANDALIKA

Sirkuit yang telah mendapatkan 3 rekor dari MURI ini yang mana salah satunya terkait pengaspalannya yang menggunakan aspal terbaru Stobe Masruc Asphalt (SMA) dengan teknologi Building Information Modelling (BIM) dengan volume terbanyak akhirnya dapat saya dan rombongan lihat langsung esok lusanya (2/12).

Pagi-pagi betul kami sudah keluar dari hotel dan diantar menuju sirkuit. Perjalanan menuju ke sana melewati daerah-daerah yang masih dikebut pembangunannya terutama kondisi jalan. Namun, begitu masuk ke area parkir sirkuit, atmosfer berbeda langsung terasa.

Sebelum melirik sirkuit utama dari balik pagar besi, kami melewati sederetan motor yang telah dan nantinya akan digunakan oleh para marshal/petugas lintasan yang bertugas untuk menjaga dan memberikan penanganan awal terhadap apapun yang terjadi di lapangan saat pertandingan berlangsung.

Harus diakui, saat perhelatan Super Motorbike, kesiapan marshal ini menjadi isu penting. Tak heran, ke depan panitia pelaksana akan memperhatikan kesiapan petugas lintasan ini agar pertandingan dapat berjalan sesuai rencana.

Deretan kendaraan marshal. Dokpri.
Deretan kendaraan marshal. Dokpri.

Kendaraan Track Jet yang saya maksud. Dokpri.
Kendaraan Track Jet yang saya maksud. Dokpri.

Tak jauh dari deretan kendaraan yang digunakan marshal, ada pula sebuah kendaraan menyerupai truk besar yang ternyata adalah Track Jet, kendaraan yang difungsikan untuk membersihkan lintasan. Ya, semacam mesin pengepel di gedung-gedung mewah namun bentuknya jauh lebih besar.

"Aspalnya nggak rapat ya," celetuk saya asal saat melihat aspal sirkuit Mandalika.


Rupanya, semua sudah diperhitungkan dan ada tujuannya. Dengan adanya celah di aspal itu, maka air hujan dapat terserap dengan cepat. Aspal jenis ini emang punya daya penetrasi tinggi yakni Penetration Grade (PG) 82  yang dalam pemahaman awam saya, mampu "mencengkram" ban kendraan lebih baik. Terutama saat hujan.

MOTIF BATIK LOMBOK

Saat diajak berkeliling sirkuit, kami sempat berhenti di beberapa titik tikungan. Yakni tikungan ke-10 dan ke-16.

Di kedua tikungan ini kami tentu saja tak melewatkan kesempatan untuk berfoto. Di tikungan 10, terdapat logo Pertamina yang cukup besar. Tak heran, sebab Pertamina adalah salah satu sponsor utama yang juga berperan besar dalam pembangunan sirkuit.

Numpang pose di aspal mahal. Dokpri.
Numpang pose di aspal mahal. Dokpri.

Nah, di titik tikungan ke-16, kami melihat dengan jelas pola batik khas Lombok yang "dilukis" atau dicat pada pinggir lintasan utama. Rupanya, memang ada area-area tertentu yang diperbolehkan untuk dilakukan pengecatan dengan motif khusus yang menjadi ciri khas tempat tersebut.

Apalagi kalau dilihat menggunakan drone atau dari ketinggian. Wah cakep banget!

TAK HANYA UNTUK BALAP MOTOR

Rupanya, sirkuit Mandalika sejak awal juga didesain untuk dapat digunakan untuk balap mobil. "Jika sirkuit mobil, belum tentu bisa dipakai untuk balap motor. Tapi, kalau sirkuit balap motor, bisa saja digunakan untuk balap mobil," ujar Pak Made lagi.

Kok bisa? Jelas, sebab pembuatan sirkuit untuk balap motor pasti perhitungan keselamatannya jauh lebih diperhatikan, bukan?

Selain itu, agar tidak sirkuit ini dapat dimaksimalkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan jika olahraga lain pun dilakukan di sirkuit ini. Misalnya saja balap sepeda atau lari.

Pose ala The Beatles di Sirkuit Mandalika. Dokpri.
Pose ala The Beatles di Sirkuit Mandalika. Dokpri.

Dengan panjang lintasan 4,31 km maka, "dengan lari memutar 5 keliling aja udah half maraton hitungannya."

Wah benar juga ya. Makanya, dengan keberadaan sirkuit yang terletak tak jauh dari pantai ini, saya sih optimis ya Sirkuit Mandalika akan terus berkembang dan digunakan tak hanya untuk balap motor tapi juga olahraga lain.

Dengan demikian, sirkuit kebanggan Indonesia ini akan terus berjaya dan siap menyambut para olahragawan yang datang dari seluruh dunia. Ah, gak sabar ya ingin melihat pelaksanaan MotoGP tahun depan. Siapa tahu bisa balik lagi ke Mandalika, kan?

Penulis bagian dari Kompal
Penulis bagian dari Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun