Nah, di titik tikungan ke-16, kami melihat dengan jelas pola batik khas Lombok yang "dilukis" atau dicat pada pinggir lintasan utama. Rupanya, memang ada area-area tertentu yang diperbolehkan untuk dilakukan pengecatan dengan motif khusus yang menjadi ciri khas tempat tersebut.
Apalagi kalau dilihat menggunakan drone atau dari ketinggian. Wah cakep banget!
TAK HANYA UNTUK BALAP MOTOR
Rupanya, sirkuit Mandalika sejak awal juga didesain untuk dapat digunakan untuk balap mobil. "Jika sirkuit mobil, belum tentu bisa dipakai untuk balap motor. Tapi, kalau sirkuit balap motor, bisa saja digunakan untuk balap mobil," ujar Pak Made lagi.
Kok bisa? Jelas, sebab pembuatan sirkuit untuk balap motor pasti perhitungan keselamatannya jauh lebih diperhatikan, bukan?
Selain itu, agar tidak sirkuit ini dapat dimaksimalkan fungsinya, tidak menutup kemungkinan jika olahraga lain pun dilakukan di sirkuit ini. Misalnya saja balap sepeda atau lari.
Dengan panjang lintasan 4,31 km maka, "dengan lari memutar 5 keliling aja udah half maraton hitungannya."
Wah benar juga ya. Makanya, dengan keberadaan sirkuit yang terletak tak jauh dari pantai ini, saya sih optimis ya Sirkuit Mandalika akan terus berkembang dan digunakan tak hanya untuk balap motor tapi juga olahraga lain.
Dengan demikian, sirkuit kebanggan Indonesia ini akan terus berjaya dan siap menyambut para olahragawan yang datang dari seluruh dunia. Ah, gak sabar ya ingin melihat pelaksanaan MotoGP tahun depan. Siapa tahu bisa balik lagi ke Mandalika, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H