Sedikit warning buat para pembaca, tentu saja buku ini tidak akan hadir sebagaimana kisah perjalanan yang disajikan lewat buku non fiksi. Saya tidak mengatakan setting di buku ini hanya sekadar tempelan, namun, jika tujuan membaca ingin diajak ke tempat-tempat wisata yang touristic, maka hal itu tidak akan memuaskan.
Sajian utamanya ialah kisah perjalanan Venn dan Ethile yang penuh percabangan kisah dan kejadian. Ending yang ditawarkan pun sebetulnya cukup mengejutkan walaupun saya sudah dapat menebaknya sejak awal karena kak Benny meninggalkan banyak jejak/petunjuk terlebih ketika menyinggung soal feromon.
Secara keseluruhan, saya suka novel ini. Walau pun ada banyak sekali kebetulan dan beberapa kejanggalan karena too good to be true di beberapa aspek sehingga di benak saya sebagai pembaca merasa butuh beberapa penjelasan lebih rinci. Kisah Benn yang sering ketindihan juga saya merasa porsinya belum begitu banyak. Tadinya saya membayangkan peristiwa itu ada hubungannya dengan sesuatu yang ada di Eropa, namun rupanya tidak ada yang spesifik.
Saya tahu buku ini fiksi, namun dengan banyaknya kemiripan antara Venn dan Benn(y), baik itu latar belakang tempat tinggal, pekerjaan, dsb, saya meyakini Venn iya Benn(y) itu sendiri hehe. Bahkan, saya meyakini hal "ganjil" yang terjadi di bagian (menjelang) akhir buku ini benar-benar dialami oleh Kak Benny sebagai penulisnya hehehehe.
Skor akhir 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H