Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudut Khusus di Neraka bagi Para Koruptor Jalan Tol

6 November 2021   13:28 Diperbarui: 6 November 2021   13:28 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lagi-lagi korupsi jalan tol. Source image Kompas

Video ini diambil menggunakan perangkat DVR (Digital Video Recorder) yang dipasang di dashboard mobil. Untuk melihat video tersebut, silakan cek di sini. Dari tayangan video itu, diperlihatkan jika mobil seketika menabrak pembatas jalan dan kemudian terbalik. Ini kecelakaan tunggal yang mirip dengan kecelakaan yang menimpa Vanessa Angel.

Beruntung, pengemudi dan semua penumpang selamat. Nah, dari tayangan video itu muncul berbagai macam analisis oleh warganet. Misalnya saja kecepatan mobil saat melewati tikungan, ketajaman sudut/jalan di tikungan tersebut, hingga kualitas aspal/jalan yang katanya di cuaca tertentu akan berpengaruh terhadap ban kendaraan sehingga memungkinkan slip terjadi.

Soal ini saya tidak paham, yang jelas, pembuatan jalan tol semacam itu harus berdasarkan kajian yang panjang dan teliti. Sebab, salah perhitungan sedikit, maka keselamatan pengguna jalan yang jadi taruhannya.

Lukisan berjudul
Lukisan berjudul "The Bridge to Heaven or Hell" karya Gino Tupone. Source image: fineartamerica.com

Kembali ke kasus korupsi, saya jadi teringat novel "Orang-orang Proyek" yang ditulis oleh Ahmad Tohari. Sesuai judulnya, novel itu bercerita banyak tentang praktik korupsi yang dilakukan oleh para kontraktor. Ironisnya, novel bersetting tahun 90-an dan ditulis tak lama pasca orde baru tumbang ini masih terasa relevan hingga sekarang.

Saya ingin mengutip satu paragraf di novel tersebut.

"Dan ada cerita humor yang sangat populer tentang orang-orang proyek. Suatu saat di akhirat, penghuni neraka dan penghuni surga ingin saling kunjung. Maka penghuni kedua tempat itu sepakat membuat jembatan yang akan menghubungkan wilayah neraka dan surga. Ternyata penghuni neraka lebih cepat menyelesaikannya daripada penghuni surga. Dan ketika dicari sebabnya, ditemukan kenyataan di antara para penghuni neraka banyak mantan orang proyek." Hal.251.

Apapun agamanya, saya kira akan sama memandang kasus korupsi semacam ini. Bahwa, korupsi adalah perbuatan yang keji terlebih jika itu menyangkut hajat orang banyak. Perihal sorga dan neraka, tentu itu hak prerogatif Sang Maha Esa.

Layaknya syair yang dibuat oleh Abu Nawas, "wahai Tuhanku, aku sebenarnya tak layak masuk ke Surga-Mu, tapi aku juga tak sanggup menahan amuk Neraka-Mu," maka sebagai manusia biasa yang beriman (walau kadarnya naik turun kalau saya sih), maka berusaha berbuat baik dan menjalani hidup yang jujur sebisa mungkin dilakukan.

Walau saya juga belum tentu nanti akan ditempatkan di surgaNya. Namun, dalam pikiran liar saya, kadang ada satu bayangan atau (katakanlah) harapan bahwa para pelaku korupsi ini ditempatkan di sudut tertentu, yang jauh dari pintu surga, agar mereka, tak punya akses sedikitpun utuk "membangun" jembatan menuju surga, nantinya :)

Penulis bagian dari KOMPAL
Penulis bagian dari KOMPAL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun