Satu malam, sambil mengendap-endap, Alexandra (Margaret Qualley) bangun dari tempat tidur dan bergerak menuju kamar anaknya --Maddy (Rylea Nevaeh Whittet) dan bergegas mengendong anaknya dalam senyap agar suaminya --Sean (Nick Robinson) tidak terbangun sebab malam itu Alex berniat kabur dari sana.
Sean memang terbangun, tapi untunglah Alex lebih dulu menjalankan mobilnya. Dalam kebingungan, Alex berusaha mencari tempat bermalam dengan mendatangi beberapa kawan. Sayangnya, dengan pertimbangan keamanan (sebab Sean mengenal kawannya ini), Alex memilih untuk mencari tempat lain.
Ada apa dengan Alex dan Sean? Rupanya, Sean kecanduan alkohol dan lepas kendali dengan meninju dinding dan melempar beberapa barang yang hampir mengenai dirinya. Secara fisik, Alex memang tidak terluka, namun batinnya tertekan dan dia merasa takut.
Saat melapor ke sebuah badan yang dapat memberikan tempat tinggal, Alex kesulitan mendeskripsikan dirinya masuk ke kelompok mana yang berhak mendapatkan bantuan.
 "Jika kau mengalami kekerasan dalam rumah tangga, kau harus melaporkan ke polisi. Baru nanti saya dapat merekomendasikanmu untuk menerima bantuan."
"Sulit untuk melapor sebab saya tidak mendapatkan luka fisik," ujar Alex lagi.
Untunglah, Alex kemudian diberikan kesempatan untuk tinggal sementara di domestic violence shelter yakni semacam rumah penampungan tempat perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan. Di sana, dia bertemu Danise (BH Harrison), pengurus yang menerima dia dengan sangat baik.
Alex juga berkenalan dengan Danielle (Aimee Carrero), sesama penghuni yang banyak membantu dirinya saat mengalami kesulitan. Di sana, Danielle tinggal bersama putranya yang berusia 7 tahun. Dia adalah korban kekerasan juga sama seperti Alex. Dibandingkan penghuni lain yang lebih banyak diam (dan tampil dengan muka lebam), Danielle jauh lebih bersemangat walaupun Alex tahu mereka berdua menyimpan ketakutan yang sama terhadap suami.
Sadar bahwa tak mungkin selamanya hidup menumpang di shelter, Alex berusaha mencari tempat tinggal lain dan juga pekerjaan. Beruntung tak lama Alex diterima kerja di Value Maids, sebuah penyalur jasa pembantu paruh waktu. Dengan mendatangi rumah para klien, Alex bekerja apa saja. Menyapu, mengepel, membersihkan toilet bau hingga memunguti kotoran hewan.
Selagi dia bekerja, Maddy ia titipkan ke sebuah tempat penitipan anak. Alex masih memiliki ibu --Paula (Andie MacDowell), namun ibunya tak banyak dapat diandalkan sebab menderita bipolar dan lebih fokus bersenang-senang menjalani hari-hari dengan pacar barunya. Ironisnya, satu kali saat dititipkan, Maddy dikembalikan kepada Sean.
Sean berulang kali mengajak rujuk dan berjanji untuk tidak mengkonsumsi alkohol lagi. Namun Alex tak mudah percaya. "Awal mula mereka akan melemparkan barang. Lalu, mulai melukai secara fisik," ujar Daniella menceritakan pengalaman dirinya. Ya, tanpa nasihat itu pun Alex sebetulnya punya mimpi lain yakni berkuliah.
Sebelum menikah dengan Sean, Alex sudah mendapatkan beasiswa belajar namun tidak dia ambil karena keburu hamil. Hidupnya sangat kompleks. Selain hubungan dengan suami dan ibunya tak selalu mulus, Alex juga menyimpan satu luka terhadap ayahnya --Hank (Billy Burke), yang sejak kecil sudah meninggalkan ia dan ibunya.
Lantas, bagaimana Alex coba bertahan menjalani hidup, mengejar impian sambil bertarung memperebutkan hak asuh terhadap putrinya?
* Â * Â *
Maid adalah serial terbaru yang tayang di Netflix. Ada banyak sekali isu yang diangkat di serial ini. Yang utama tentu saja tentang maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dialami oleh para istri dan anak. Ada satu yang menarik saat kemudian Daniella tiba-tiba menghilang dan "kabur" dari shelter.
Alex yang khawatir hanya bisa pasrah saat Danise menyampaikan sebuah fakta, "rata-rata perempuan baru akan benar-benar kabur dan lepas dari suami setelah percobaan ke-7," ujarnya. "Saya sendiri baru berhasil setelah cobaan kelima," sahut Denise lagi.
Jadi, separah apapun kasus yang menimpa seorang istri, kecenderungan untuk kembali ke suami akan datang nantinya. Nah, secara tidak langsung Alex pun demikian.Â
Pasca perebutan hak asuh anak yang kemudian diakhiri dengan pengasuhan bersama, Sean menampilkan perubahan yang sangat besar. Dia tak lagi (terlihat) minum, dan setiap kali bertemu Alex dan Maddy, Sean menunjukkan perubahan sikap yang sangat positif.
Isu lain yang cukup besar yakni tentang kesehatan mental yang diidap oleh ibunya. Pun, saat Alex bertugas membersihkan sebuah rumah, isu yang sama kembali mencuat takkala Alex mendapati banyak hal ganjil di rumah tersebut.
Rumah-rumah klien lain pun mengundang banyak cerita. Di awal bekerja, dia sempat bermasalah dengan kliennya yang bernama Regina (Anika Noni Rose) yang sempat tak mau membayar upahnya dikarenakan kerja Alex dinilai tak tuntas. Belakangan, Alex mengetahui Regina pun rapuh sebab hubungan dengan suaminya pun terancam berakhir.
Kisah-kisah unik saat Alex membersihkan rumah para klien secara rutin ia catat di bukunya. Dia memang penulis yang berbakat. Jika Sean mendukungnya penuh untuk kuliah, bisa jadi mereka dapat menjalankan kehidupan yang jauh lebih baik dari sisi ekonomi.
Sepanjang 10 episode penayangannya, emosi dibuat naik turun. Rasanya, Alex ini tak boleh diberikan kesempatan bahagia sedikit sebab tak lama kesialan-kesialan akan menghampirinya. Peran Margaret dan Rylea sebagai ibu dan anak menjadi nyawa serial ini. (Faktanya, peran Maddy juga diperankan oleh aktor cilik lain bernama Angelina Pepper).
Ada satu momen saat Alex dan Maddy terlunta-lunta dan bermalam di pelabuhan feri, saya jadi teringat adegan saat Will Smith tidur di toilet umum dalam film Pursuit of Happyness. Baik film itu dan serial Maid ini, sama-sama menawarkan sajian yang inspiratif, mengharukan dan menghangatkan hati.
Salah satu serial terbaik yang saya tonton di tahun 2021 ini.
Skor 9/10
