Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Hampir Terkecoh Aksi Penipu yang Menelepon di Tengah Malam

21 Oktober 2021   15:04 Diperbarui: 23 Oktober 2021   07:31 6517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini aku dirampok," teriaknya sambil menangis. Belum sempat saya nanya banyak hal, telepon langsung diambil alih seorang pria. Belum sempat dia berkata banyak, telepon saya tutup. Kenapa ditutup? Entahlah, spontan saja saat itu.

Begitu telepon ditutup, suara telp rumah itu kembali berdering. Nalar saya mulai jalan. "Kalau betul dirampok, kenapa nggak nelepon kakak ipar aja ya mereka?"

Secara bergantian kami mencoba menghubungi telepon kakak. Nggak aktif. Dua handphone punya ponakan tersambung tapi nggak diangkat. Yalah, jam enak-enaknya tidur. Pasti mereka nggak ngeh dengan dering telepon.

Saya lantas menelepon kakak ipar. Sip, untunglah diangkat. Kronologi saya ceritakan cepat, dan minta ia kontak tetangga untuk mengecek keberadaan kakak dan dua keponakan. 

Sayangnya, nggak ada satu pun tetangga yang mengangkat telepon. Ya nggak bisa menyalahkan juga, sebab memang itu waktunya orang istirahat.

Walau yakin ini tindakan iseng yang menjurus penipuan (macam dulu ibu saya ditelpon orang yang mengaku polisi, bilangnya adik saya ketangkap narkoba dan minta tebusan uang biar kasusnya nggak diproses), tapi tetap saja selama kakak tidak bisa dihubungi jadinya was-was ya. Walau kecil, kemungkinan mereka sedang dalam bahaya bisa saja betul-betul terjadi.

Rumah kakak sebetulnya tidak jauh, berkendara sekitar 15 menit saja. Tapi untuk mengecek ke sana di jam-jam seperti itu juga bukan tanpa risiko. Walau tetap tak terhubung dengan kakak, setelah kami cukup yakin itu perbuatan orang iseng yang jahat, kami memilih tidur. 

Dan untunglah, setelah subuh kakak dapat dihubungi dan dia (beserta dua keponakan) baik-baik saja.

MODUS KEJAHATAN USANG 

Harus diakui, modus kejahatan semacam ini bukan barang baru. Tapi, baru kali ini kami sekeluarga mendapatkannya di jam-jam tak lazim. 

Sangat mengganggu dan bikin panik. Apa jadinya jika di rumah ada yang sakit jantung atau mendadak terkena serangan jantung karena kabar bohong itu? Argh, gemas bukan main.

"Berarti keluarga kita ini udah 'digambar' sama pelakunya, Bu," ujar saya. Ya, setidak-tidaknya yang nelepon tahu kalau saya punya saudara perempuan, kan. "Harus lebih hati-hati nerima telepon atau tamu asing," ujar saya kepada ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun