Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Menyimak Serunya Lika-liku Hidup Bertetangga di Buku "Tetangga kok Gitu"

14 Oktober 2021   11:58 Diperbarui: 14 Oktober 2021   12:05 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Karena arah pandangan mata terhalangi oleh mobil yang terparkir, salah seorang warga menabrak anak tetangga yang berlari melewati atau di depan mobil milik orang tuanya. Si anak yang sempat dua hari bertahan di ICU akhirnya wafat tanpa pernah membuka matanya lagi." Hal.34.

Sungguh, saat baca tulisan itu hati saya ikut teriris. Membayangkan duka orang tua si anak, apalagi itu anak semata wayang yang sudah lama dinantikan kehadirannya. Ironisnya, yang menabrak pun ternyata remaja di bawah umur.

Kisah lain yang cukup menarik perhatian saya ialah "Lina dan Stik Golf" yang menceritakan soal ibu rumah tangga bernama Lina yang mengalami KDRT dari suaminya yang seorang warga Korea Selatan. Dulu, di rumah nenek saya yang terletak di perkampungan padat, saya kerap melihat suami-istri yang berantem hingga menarik perhatian para tetangga.

Nah, di kisah yang dialami Lina ini, para tetangga sebetulnya tahu batasan untuk tidak ikut campur masalah rumah tangga orang lain, namun, saat satu kali Lina datang dengan berurai air mata dan minta pertolongan, tentu saja tetangga wajib memberikannya.

"Bu, tolongin saya. Suami saya mau gebukin saya pake stik golf," ujar Lina sambil menangis dan terengah-engah. Hal.43.

Jika kejadian ini dibiarkan, dalih tidak-mau-mencampuri-urusan-orang-lain juga nggak tepat. Sebab jika Lina tak dibantu dan luka parah atau bahkan mengancam nyawa, rasanya tega banget tetangga model begitu. Untunglah, Lina kabur ke rumah yang tepat.

"Tapi saya tidakgentar. Gak takut. Besar dalam didikan tentara dan sekolah Katolik yang terkenal dengan kedisiplinannya, rasanya malu kalau gak mampu membela perempuan yang berada dalam kondisi sangat butuh bantuan. Apalagi ini ada tiga balita yang walaupun belum nalar, tapi bisa menyimpan memori, ketakutan akan perangai bapaknya." Hal.44.

Luar biasa banyak pengalaman yuk Annie Nugraha dalam kehidupan bertetangga. Salah satu kisah lain yang jadi favorit saya ialah "Rumah Kontrakan: Cerita tentang Dea" yang menyenggol soal pengalaman mistis.

Ceritanya, Dea dan Bram hidup bahagia, namun Dea belakangan curiga dengan sikap Bram yang tiba-tiba saja rajin ke masjid. Bagus dong ya? Iya tentu saja. Namun, saat Bram mulai acuh terhadap hal yang lebih mendesak (misalnya anak sakit), jelas menimbulkan tanda tanya.

Ilustrasi bukunya cantik sekali. Dokpri.
Ilustrasi bukunya cantik sekali. Dokpri.

Bram kemudian menghilang. Sungguh, awal baca saya pikir ke masjid hanyalah akal-akalan Bram untuk pergi ke rumah selingkuhan. Bram juga mulai jarang pulang ke rumah dengan dalih melakukan perjalanan dinas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun