Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Untuk Para Cewek, Ini 5 Alasan Tepat untuk Mutusin Cowok yang Knalpot Kendaraannya Berisik

7 Oktober 2021   13:31 Diperbarui: 9 Oktober 2021   03:43 1140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh knalpot tidak standar. Source image otomotif.kompas.com

Saat dulu dihadiahkan sepeda motor oleh orang tua, salah satu pertimbangan saya dalam memilih merek dan jenis motornya ialah tingkat kebisingan suara knalpotnya.

Entah kenapa, dibandingkan cowok pada umumnya yang senang dengan knalpot bersuara besar, mendapati knalpot bersuara halus yang semakin tak terdengar suaranya, maka semakin menarik pula motor itu terlihat dari kacamata saya.

Umumnya knalpot motor keluaran pabrik tentu saja sudah menyesuaikan suaranya dengan aturan kebisingan knalpot sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.7 tahun 2009 yang menjelaskan tingkat kebisingan untuk motor kapasitas 80cc hingga 175cc itu maksimal 83 dB/Decibel (saturan keras suara).

Sedangkan motor di atas 175cc bahkan batasan maksimalnya hanya 80 dB.


Sayangnya, peraturan yang disepakati dengan kajian panjang ini dengan mudah didobrak oleh para pengendara motor yang memilih mengganti knalpot standar itu menjadi knalpot racing yang mengeluarkan suara bising. Saya mengenal beberapa teman/kerabat yang memutuskan untuk mengganti knalpot mereka.

Alasannya apa?

Macam-macam dan mostly aneh dan nggak masuk akal. Beberapa alasan itu akan saya jelaskan di poin-poin di bawah kenapa orang yang pakai knalpot berisik sebaiknya nggak dijadikan pacar. Kebanyakan memang para pria ya, walau nggak menutup kemungkinan juga ada cewek yang pake knalpot racing.

So, judul tulisan ini dapat disesuaikan dengan keadaan masing-masing pasangan ya!

HAUS PERHATIAN

"Seneng aja gitu kalau jalan diliatin orang-orang."

Itu adalah salah satu alasan yang pernah saya dengar dari orang yang memakai knalpot racing. "Trus kalau bawa motor di jalan itu orang pada minggir semua," ujarnya lagi.

Nah, umumnya yang pake knalpot racing emang tipe orang yang haus perhatian. Kasihan, mungkin selama ini hidupnya kurang menonjol ops, jadi mencari cara lain agar mendapatan atensi.

Iya sih, dengan suara knalpot yang memekakkan telinga, orang umumnya akan melihat dan mencari tahu siapa si biang keroknya.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Yang nggak disadari oleh pemilik knalpot racing, orang ngeliat tuh kebanyakan dengan perasaan sebel. Gak jarang dalam hati (atau terang-terangan) mengumpat dan nyumpahin hal-hal jelek. Ops, saya sih yang sering begitu hahaha.

Trus, kalau orang di jalan cenderung menghindari pemotor dengan knalpot racing sebab biasanya mereka tukang ngebut. Jadi ya mending melipir dulu daripada keserempet akibat aksi ugal-ugalan ya kan!

Jadi, pakai knalpot racing adalah bentuk haus perhatian yang salah. Gimana kalau cari cara lain? Misalnya pake knalpot biasa, trus pas jalan teriak, "tahu bulat, sebungkus 2000 aja. Dibeli-dibeli. Dijamin nikmat dan lezat!"

Nah, kalau capernya dengan cara begitu orang pasti maklum. Yakin deeeh!

TAK PATUH ATURAN

Di atas saya sudah jelaskan soal ukuran maksimal kebisingan suara knalpot. Nah, para pengabdi knalpot berisik ini tipe orang yang slenge'an dan tak patuh aturan.

Padahal, soal ini diatur undang-undang, loh. Yakni UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 285 Ayat 1 yang berbunyi, "setiap pengendara motor yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan seperti spion, lampu utama, lampu rem, klakson, pengukur kecepatan dan knalpot dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.250.000"

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kalau lagi enak-enak pacaran, trus kena tilang bayar 250 ribu mah rugi gengs! Mending duitnya buat jajan bakso atau nonton film di bioskop. Belom lagi kalau ternyata pacar kamu kere, gak mampu bayar 250 ribu dan harus kena hukuman kurungan, wah, bisa lama tuh nggak ngedate. Rugi amat yekan!

Katakanlah saya mengeneralisir, biasanya nih, orang yang knalpotnya berisik juga suka gak patuh lalu lintas. Suka serobot lampu merah misalnya. Wah, lalu lintas aja dia langgar. Bagiamana dengan janji setia sehidup semati yang dia suka gombalin? Hati-hati aja. #kindlyreminder hehehe.

EGOIS DAN MENGGANGGU KETENANGAN

Bayangin ya, kamu tinggal di kampung padat penduduk. Atau, kalau kebetulan tinggal di komplek mewah yang lingkungannya tenang dan asri. Tiba-tiba pacar kamu ngapel dengan knalpot berisik itu. Apa gak jadi "sumpahan" para tetangga?

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Sangat mengganggu ketenangan. Bayi yang lagi enak-enak tidur siang bisa-bisa syok dengar suara knalpot pacar kamu yang ngalah-ngalahin suara mesin pabrik itu. Udahlah haus perhatian, eh mengganggu ketentraman orang-orang yang mendengar pula.

Ntah ya, kalau nanti saya punya anak cewek dan pacarnya lelaki model begini mah, udah saya kasih kuliah 8 SKS. Bikin malu aja!

MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN

Nah ini masih nyambung dengan poin sebelumnya. Pasti pernah dong tiba kaget kayak jantung mau lepas saat dengar suara knalpot racing? Rasanya emosi banget, mau marahin orangnya juga udah kabur melesat entah ke mana. Jikapun berhasil dimarahin, bisa jadi orang begini lebih galakan mereka.

Pernah dengar istilah "Misophonia"? nah itu gangguan emosi yang disebabkan oleh suara. Disebut juga sindrom sensitivitas selektif suara. Saat terganggu oleh satu suara, misalnya knalpot racing, penderitanya akan terserang panik, kecemasan dan agresi yang tak terkontrol. Suara bising juga dapat memicu serangan jantung.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Isman, pria berusia 50 tahun tewas mendadak di pinggir jalan saat mengendari sepeda di sekitaran Pamulang Barat, Tanggerang Selatan pad atahun 2014 lalu. Korban diduga meninggal mendadak setelah kaget mendengar suara keras yang berasal dari knalpot pengendara motor lain yang turut melintas di jalan yang sama.

See! Perkara knalpot ini kompleks dan nggak sesederhana yang dibayangkan orang.

PUNYA GANGGUAN PENDENGARAN

Pada penasaran gak sih, saat masyarakat pada umumnya merasa terganggu dengan suara berisik knalpot itu, namun para penggunanya tidak demikian. Nah loh, jangan-jangan kupingnya budeg. Yakin mau pacaran sama orang kayak gini?

Mencari pasangan itu untuk saling bertukar cerita loh. Ya kalau sejak awal memang pacarnya tuna rungu ya dapat dipahami. Apalagi kalau tulinya karena bawaan lahir atau kecelakaan. Tapi, kalau niatnya nyari pacar yang (dianggap) sehat tapi ternyata ada masalah pada pendengarannya, silakan dipikir lagi.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

"Bang, nanti pulang beliin sate ya."

Trus pas balik ternyata dibawain lele. Kan jauh amat ya. Mending kalau si eneng-nya suka lele. Kalau ternyata nggak suka, bisa-bisa sepanjang pacaran atau menikah bakalan berantem mulu akibat mis-komunikasi dikarenakan gangguan pendengaran yang diidap oleh pasangannya.

Intinya, jika orang sehat  dan normal, rasanya nggak bakalan mau ganti knalpot standar dengan model racing. Beda kalau dia emang pembalap. Toh, kalau pembalap profesional pun berkendaranya di arena khusus dan mereka juga pakai helm yang canggih. Yang nonton juga melihat dari kejauhan kan. Bukan tipe-tipe pengendara jalanan umum yang suka ngagetin dan bikin emosi hehehe.

Jejak digital yang menunjukkan betapa sebalnya aku dengan pengendara knalpot berisik kayak gitu.
Jejak digital yang menunjukkan betapa sebalnya aku dengan pengendara knalpot berisik kayak gitu.

So, silakan resapi 5 poin yang sudah saya beberkan ini. Mau melepas atau mempertahankan pasangan model begitu ada di tangan kalian masing-masing. Selamat menimbang dan memutuskan.

Penulis bagian dari Kompal (Kompasianer Palembang)
Penulis bagian dari Kompal (Kompasianer Palembang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun