Suatu pagi, apartemen Shin Karino (Yu Yokoyama) kedatangan seseorang. Saat ditemui, ternyata yang menekan bel pintu apartemennya adalah Kotaro Sato (Eito Kawahara) bocah berusia 5 tahun.
"Tolong terima hadiah ini. Salam perkenalan. Saya penghuni baru apartemen sebelah," ujar Kotaro sopan sambil memberikan sekotak tisu.
"Di mana orang tuamu?" tanya Shin heran.
"Saya tinggal sendirian," jawab Kotaro.
"Mana mungkin, pemilik apartemen tidak mengizinkan anak kecil tinggal di sini," ujarnya.
Namun, rupanya Ji-San dan Ba-San si pemilik apartemen melonggarkan aturan bagi Kataro. Selagi dia bisa membayar, maka dia diperbolehkan menyewa unit yang ada di sana.
Jangan bayangkan ini sebagaimana apartemen yang ada di film-film. Sesungguhnya, apartemen tempat Shin dan Kataro tinggal mirip bedeng biasa. Sebab hanya terdiri dari 2 lantai dan 6 unit. Saking sederhananya, apartemen di sana tidak punya kamar mandi. WC sih ada, tapi untuk mandi mereka harus ke pemandian umum yang berada tak jauh dari sana.
Selain mereka berdua dan pemilik apartemen, satu kamar di lantai satu dihuni oleh Tuan Isamu (Katsuhisa Namase) yang hidup sendirian karena baru berpisah dengan istri dan anaknya. Sedangkan, satu unit tersisa di lantai atas ditempati oleh nona Mizuki (Maika Yamamoto) pegawai sebuah bar.
Penghuni apartemen yang lain jelas awalnya kaget dengan kehadiran Kotaro. Ya, bayangkan saja. Anak sekecil itu sudah harus tinggal sendirian dan mengurusi hidupnya sendiri tanpa ada satu pun orang yang menemani.
Ke mana orang tuanya? hiks, rupanya ibunya sudah meninggal. Nah, dari uang asuransi ibunya itulah Kotaro bisa hidup. Secara berkala, nona Kobayasi (Kanako Momota) akan datang dan memberikan uang. Sedangkan ayahnya harus berurusan dengan hukum sebab perlakuan KDRT yang ia lakukan terhadap mendiang istri dan anaknya.
Untuk ukuran anak sesuianya, Kotaro sangat berani dan mandiri. Sebagaimana tokoh kartun Tonosaman yang ia gemari, ke mana-mana dia membawa sebilah pedang plastik yang ia gunakan saat melindungi dirinya hehe, lucu sekali.
Beruntung, baik Shin, nona Mizuki atau Tuan Isamu sangat memperhatikannya. Secara bergiliran mereka akan mengantar dan menjemput Kotaro di sekolah.
Saat Kotaro kesulitan menyiapkan bekal, dia tahu harus ke mana. Bahkan saat malam hari dia merasa takut, dia tinggal mengetuk pintu Shin dan meminta untuk tidur bersama.
Sekilas Kotaro banyak bergantung pada penghuni lain. Padahal, penghuni lainlah yang hidupnya banyak berubah dengan adanya kehadiran Kotaro ini. Banyak adegan-adegan sederhana namun bikin haru di 10 episode berdursi hanya 25 menit saja ini.
Seiring berjalannya waktu, sebagai penonton kita akan mengerti sikap yang diambil oleh Kotaro (yang selalu tampak berani dan mandiri namun sesungguhnya tetap mendambakan kehangatan sosok orang tua), termasuk kenapa Kotaro rajin menimbang badan dan mengukur tinggi badan serta kenapa dia rela membeli tisu mahal dan dibagikan ke penghuni lain.
Haaa. Kotaro Lives Alone ini bagus!
Skor 8,8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H