Ke mana orang tuanya? hiks, rupanya ibunya sudah meninggal. Nah, dari uang asuransi ibunya itulah Kotaro bisa hidup. Secara berkala, nona Kobayasi (Kanako Momota) akan datang dan memberikan uang. Sedangkan ayahnya harus berurusan dengan hukum sebab perlakuan KDRT yang ia lakukan terhadap mendiang istri dan anaknya.
Untuk ukuran anak sesuianya, Kotaro sangat berani dan mandiri. Sebagaimana tokoh kartun Tonosaman yang ia gemari, ke mana-mana dia membawa sebilah pedang plastik yang ia gunakan saat melindungi dirinya hehe, lucu sekali.
Beruntung, baik Shin, nona Mizuki atau Tuan Isamu sangat memperhatikannya. Secara bergiliran mereka akan mengantar dan menjemput Kotaro di sekolah.
Saat Kotaro kesulitan menyiapkan bekal, dia tahu harus ke mana. Bahkan saat malam hari dia merasa takut, dia tinggal mengetuk pintu Shin dan meminta untuk tidur bersama.
Sekilas Kotaro banyak bergantung pada penghuni lain. Padahal, penghuni lainlah yang hidupnya banyak berubah dengan adanya kehadiran Kotaro ini. Banyak adegan-adegan sederhana namun bikin haru di 10 episode berdursi hanya 25 menit saja ini.
Seiring berjalannya waktu, sebagai penonton kita akan mengerti sikap yang diambil oleh Kotaro (yang selalu tampak berani dan mandiri namun sesungguhnya tetap mendambakan kehangatan sosok orang tua), termasuk kenapa Kotaro rajin menimbang badan dan mengukur tinggi badan serta kenapa dia rela membeli tisu mahal dan dibagikan ke penghuni lain.
Haaa. Kotaro Lives Alone ini bagus!
Skor 8,8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H