[Spoiler rate: 30%]
Nadja (Peri Baumeister) dan putranya Elias (Carl Anton Koch) berencana melakukan perjalanan ke New York. Tujuannya untuk berobat. Sakit apa?
Entahlah. Yang jelas, sejak awal Nadja diperlihatkan tengah menyuntikkan sesuatu ke dadanya. Kepalanya juga botal plontos. Beruntung, Elias dapat diandalkan. Keduanya telaten saling menjaga satu sama lain.
Sial, pesawat yang mereka tumpangi dibajak sekelompok orang. Tujuannya uang dalam jumlah besar. Rupanya co-pilot dan salah satu awak kabin adalah komplotan mereka.
Sejak awal pun mereka tidak niat menyelamatkan penumpang. Setelah mendapatkan uang, rencananya mereka akan kabur dengan cara terjun dari pesawat menggunakan parasut dan pesawatnya sendiri akan diledakkan.
Elias yang cerdas mengusulkan satu hal kepada ibunya: menuju perut pesawat dan bersembunyi di sana. Naas, saat mencoba bersembunyi, mereka ketahuan dan Nadja ditembak oleh salah satu teroris.
Suasana menjadi kacau saat kemudian beberapa penumpang melawan dan kejadian-kejadian "khas" film di pesawat pun bermunculan. Seperti jendela pesawat yang pecah, turunnya kadar oksigen sehingga penumpang harus menggunakan masker khusus hingga kejar-kejaran antara teroris dan penumpang.
Belum sampai di sana, rupanya salah satu penumpang yang adalah bukanlah orang biasa. Penumpang ini dapat dikatakan sebagai zombie sehingga sekali dia menggigit, orang yang terkena gigitan akan berubah menjadi zombie pula.
Lantas, bagaimana akhir dari perjalanan pesawat ini?
* * *
Sejak awal nonton, aku udah tahu kalau Blood Red Sky ini jenis film yang ditonton tanpa harus pasang espektasi. Mengenai keberadaan zombie pun tergambar jelas di posternya (versi lain dari yang aku unggah ini).
Hal-hal yang nggak masuk akal juga gak harus diambil pusing haha. Misalnya saja saat Elias check in sendirian di bandara dan membawa serta paspor mamanya. Bhah, di dunia nyata mana bisa begitu (atau kecil banget kemungkinan, apalagi di Eropa).
Terlepas dari itu, asyik juga nonton film ini karena temponya cepat walau keseluruhan berdurasi hampir 2 jam. Untuk tontonan selingan, not bad-lah.
Skor 7,8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H