[Spoiler rate: 10-20%]
Gagal bertemu dengan sahabatnya di sebuah bar, Louis (Simona Brown) malah tak sengaja bertemu dengan seorang pria menarik bernama David (Tom Bateman) dan tiba-tiba saja mereka terlibat obrolan seru.
David rupanya baru pindah dari Skotlandia.
"Tak heran jika aksenmu unik," ujar Louise.
Perbincangan dua orang dewasa yang baru berjumpa ini kemudian diakhiri dengan sebuah ciuman.
"Maaf, seharusnya aku tidak melakukannya," ujar David merasa bersalah.
Louise pun sesungguhnya canggung dengan situasi itu, namun, ada debar-debar di hatinya terhadap peristiwa yang baru saja berlangsung itu. Tanpa banyak memikirkan keterlanjutan, Louise memilih pulang ke rumah, kembali menemui Adam, putra semata wayangnya yang sementara ia titipkan ke tetangga apartemennya.
Siapa sangka, saat dia bekerja keesokan harinya, dia melihat David berada di kantornya. Louise bekerja di klinik kesehatan mental. Temannya menginformasikan bahwa itulah bos mereka yang baru. Saat itu, David (yang ternyata seorang psikiater) datang dengan istrinya -Adele (Eve Hewson).Â
Demi menghindari kecanggungan, Louise bersembunyi di toilet sambil minggu mereka pulang. Ya, itu baru hari perkenalan bagi David dan dia baru akan bekerja keesokan harinya.
Jelas Louise tak bisa terus menghindar. Saat kemudian bertemu kembali, suprisingly perasaan canggung di antara mereka hanya berlangsung singkat. David yang bermasalah dengan Adele menemukan kenyamanan di Louise. Begitu pun sebaliknya. Louise yang telah lama berpisah dengan mantan suami pun secara tidak langsung mengakui jika David pria yang menarik.
Situasi menjadi pelik ketika Louise mau tak mau harus mengakrabkan diri dengan Adele. Jadilah, dia berada di tengah-tengah pasangan yang tak harmonis ini. Dia berusaha menyelami pikiran keduanya dan mencari akar permasalahan sehingga David dan Adele tak seharmonis dulu.
Adele banyak membantu Louise untuk menghadapi mimpi-mimpi buruknya. Ya, hampir tiap kali tidur, Louise bermimpi buruk, berada di lorong dengan dinding-dinding hidup yang memekakkan telinga.
Dari buku milik Rob (Robert Aramayo), teman Adele saat berada di rumah sakit jiwa, Louise perlahan mulai mengendalikan mimpinya. Satu yang awalnya dia rasakan berguna walaupun di sisi lain turut membahayakan dirinya.
Ada apa sebenarnya dengan Adele dan David? Tiap kali dia berusaha lepas dari keduanya, seketika juga Louise akan semakin lekat, susah untuk lari dari situasi yang rumit itu.
Perselingkuhan yang ia lakukan ternyata berbuntut panjang.
Ini dia series terbaru keluaran Netflix yang sempat bikin heboh dikarenakan endingnya yang mindblowing sehingga hastag #WTFthatending sempat trending di twitter.
Sepanjang nonton saya bingung ingin berpihak kepada siapa. Sejak awal Adele sudah tampak seperti seseorang yang sakit jiwa. Namun, belakangan timbul juga kecurigaan jika selama ini David-lah yang membuat Adele seperti itu, terlebih David tampak menjejali Adele dengan berbagai macam obat
Drama 6 episode yang masing-masing berdurasi 1 jam ini memang sejak awal menuntun penonton secara pelan (sehingga bagi sebagian orang tampak membosankan). Namun, itu dia kekuatannya.
Separuh episode kita akan diajak untuk menyelami kehidupan masing-masing tokohnya. Nah, di tiga episode terakhir, barulah kejutan-kejutan diberikan dengan "membabi-buta".
Tahu bahwa serial ini memiliki ending yang unik, sejak awal menonton saya sudah memikirkan beberapa alternatif ending. Dan, "sialnya" ending yang saya pikirkan nggak ada yang betul. Just wow! walaupun ending ini pernah saya lihat di sebuah mini series lain keluaran Indonesia beberapa bulan sebelumnya namun tetap aja nggak kebayang jika ending itu yang akan dipakai.
Endingnya memang juara. Bikin ngumpat berkali-kali saat tiba di bagian ini. Dan, tanpa ide cerita yang kuat, Behind Her Eyes akan jadi kisah perselingkuhan biasa. Angkat topi untuk penulis skenarionya.
So, untuk kenikmatan menonton, saya gak akan bicara banyak tentang Behind Her Eyes ini, sebab serial ini lebih asyik jika ditonton langsung tanpa banyak mengetahui tentang isi ceritanya.
Selamat menonton!
Skor 8,7/10
