Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Pembuatan Kamus Oxford di Film "The Professor and The Madman"

20 Oktober 2020   13:54 Diperbarui: 21 Oktober 2020   03:22 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source image: imdb.com

Di malam yang gelap Dr. William Chester Minor (Sean Penn) tiba-tiba saja menghujani seorang pria dengan tembakan dari senapan yang ia punya. Pria itu menjerit ketakutan dan bergegas pulang ke rumah.

Naas, tepat saat sang istri membuka pintu, sebutir peluru lebih dulu bersarang tepat di kepalanya. Pria itu tewas di hadapan sang istri Eliza Merrett (Natalie Dormer) yang seketika menjadikannya seorang janda dengan 6 anak yang masih kecil.

Dr.William sendiri merupakan pensiunan angkatan darat Amerika Serikat yang sedang berada di London, Inggris. Dari sederet sidang yang dilakukan, dia dibebaskan dari hukuman karena dianggap mengalami delusi terganggu jiwanya. Alih-alih dipenjara, dia kemudian dimasukkan ke RS Jiwa Broadmoor.

Sementara itu, di tempat lain James Murray (Mel Gibson), tengah menghadapi proses wawancara untuk menjadi editor penyusunan Oxford English Dictionary.

Walaupun dia tidak memiliki gelar akademisi (dia bahkan keluar dari sekolah pada usia 14 tahun), namun kemampuan menguasai banyak bahasa yang dimilikinya membuat ia mendapatkan pekerjaan besar itu.

Bersama istri dan anak-anaknya, mereka lantas pindah ke Oxford dan bersama beberapa asisten, dia mulai menyusun kamus tersebut dengan deadline yang lumayan ketat dari pihak penerbit.

Bukan hal yang mudah ternyata untuk "mengekstrak" sedemikian banyak kata dalam bahasa Inggris yang sudah ada dan mengelompokkannya menjadi kata yang baku (ya semacam EBI atau EYD dulu dalam bahasa Indonesia) agar dapat diterapkan secara luas di seluruh dunia.

Untuk memastikan satu kata saja, James Murray dan timnya harus mencari tahu kapan pertama kali kata itu digunakan dan apakah kata itu digunakan secara berkesinambungan dalam jangka kurun waktu tertentu.

James dan Dr.William berbincang. Source image: Variety.com
James dan Dr.William berbincang. Source image: Variety.com
Kata "Art" yang berarti seni, misalnya. Ternyata, kata ini sempat "hilang" dan tidak digunakan selama 2 abad (yakni di abad ke-16 dan 17). James harus mencari lagi referensi bacaan yang dapat meyakinkan mereka kata itu dapat mereka bakukan.

Kata lain yang sempat dibahas secara spesifik di film ini yakni "Approve" atau "Setuju"yang juga butuh waktu panjang untuk mencari benang merah sejarahnya. Nah, kebayang ya betapa sulitnya kerja James dan timnya untuk menyelesaikan kamus ini.

"Kita seperti berjalan di tempat," ujar salah satu timnya putus asa.

"Baiklah, kita harus mencari banyak sukarelawan untuk menyelesaikannya," ujar James.

Jadilah, mereka menyebarkan selebaran untuk mencari sukarelawan. Tugas para sukarelawan yakni mencari dan mencatat kata-kata yang unik dan spesifik untuk kemudian dikirimkan kepada James.

Selebaran itu kemudian sampai ke tangan Dr.William. Dia yang masih berkutat dengan delusinya lantas memutuskan untuk ikut membantu James. Untungnya, kepala dokter/RS berkenan memberi akses bacaan/buku kepada Dr.Wiliam dengan harapan buku dapat mengurangi delusinya yang semakin parah.

Di luar sana, di sekitaran tahun 1872, kehidupan Eliza pasca ditinggal mati sang suami makin pelik. Dia harus melacurkan diri demi membeli makanan. Itu pun tak mudah karena sepertinya saat itu tak banyak pria yang mengharapkan jasanya.

Melalui bantuan petugas RS bernama Mr.Muncie (Eddie Marsan), Dr.William berencana memberikan semua uang pensiunnya kepada Eliza dan keluarga, namun sayang niat baiknya ditolak. Butuh usaha yang lebih keras untuk Mr.Muncie agar Eliza mau menerima bantuan Dr.William itu.

Untunglah, lama kelamaan Eliza luluh terlebih saat dia bertemu langsung dengan Dr.William dan melihat betapa parahnya keadaan pria tua itu. Seiring pertemuan, hubungan mereka kian membaik bahkan Eliza yang buta huruf perlahan mampu membaca karena bantuan Dr.William.

Lalu, bagaimana kemudian dengan projek penyusunan kamus itu? persahabatan antara James dan Dr.William inilah yang disajikan apik di film berdurasi 2 jam lebih ini.

Dari film yang diangkat dari novel based on a true story ini aku akhirnya tahu betapa pelik dan rumitnya dulu proses penyusunan kamus ini. Proses penyusunan kamus ini bahkan butuh waktu belasan tahun! beruntungnya kita semua yang kini dengan mudah dapat menggunakannya, ya!

Dua jempol untuk para pemainnya terutama Mel Gibson dan Sean Penn, dua aktor kawakan peraih penghargaan aktor terbaik Academy Award. Di akhir film diperlihatkan sosok asli James Murray dan Dr.William dan atas bantuan tim make up, perwujudan kedua tokoh itu terlihat begitu mirip.

Pujian khusus juga patut diberikan kepada sang sutradara kelahiran Tehran, Iran -Farhad Safinia, yang menjadikan film ini menjadi begitu menarik untuk disimak.

Bagi yang suka dengan film sejarah, The Professor and The Madman ini sayang banget jika dilewatkan.

Skor 8,8/10

Penulis bagian dari Kompal. Dokpri.
Penulis bagian dari Kompal. Dokpri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun