Di keluarga saya, dari dulu sih rasanya nggak ada ya "tradisi" saling memberi kado antar anggota keluarga. Hmm, kalau dibeliin baju lebaran sih ada dari orangtua.Â
Tapi saya pribadi nggak menganggap itu sebagai kado. Itupun kayaknya sudah berakhir sejak terakhir kali SMP atau SMA. Setelah itu, paling dikasih THR yang dapat digunakan untuk belanja apa saja.
Saya pribadi, udah lupa kapan terakhir beli baju lebaran. Selain ngerasa nggak butuh-butuh banget baju baru saat Idul Fitri, saya sih biasanya beli beberapa kaos-diskonan menjelang pelesiran. Ya, lumayan biar netijen nggak ngejulid, "kok fotonya pakai baju itu mulu, sih?" hahaha.
Jangankan saat hari raya. Saat ulang tahun saja dikasih ucapan selamat syukur-syukur haha. Ya, di keluarga kami emang secuek itu. Tapi ya gak masalah, pada dasarnya kami semua kurang merasa perlu sebuah perayaan. Apalagi sampai harus menyiapkan hadiah segala.
Kenangan Pemberian Kado untuk Office Boy
Omong-omong soal kado lebaran, saya jadi ingat dulu, di tahun terakhir saya bekerja, saya sempat secara khusus membelikan baju lebaran untuk 2 office boy kantor yang senantiasa membantu saya. Mungkin karena saya tahu itu terakhir kali saya bekerja bersama mereka, makanya saya kepikiran untuk kasih kenang-kenangan dan momennya pun pas saat hari raya.
Saya mendatangi sebuah pusat perbelanjaan dan mencari sebuah kemeja untuk A yang memang masih remaja. Sedangkan untuk Pak C, saya cari sebuah baju koko. Saat itu sih belanja online belum sesemarak sekarang ya. Jadi pilihan yang paling memungkinkan ya beli langsung di toko.
Menurut saya, cara ini jauh lebih minim risiko karena saya dapat melihat langsung barangnya dan saya dapat memperkirakan dengan lebih baik apakah pakaian tersebut muat untuk dikenakan mereka atau tidak.
Saat mengetikkan tulisan ini, saya juga terkenang bahwa ternyata saya pun pernah menerima sebuah kado berisi sarung dari seorang paman. Terus terang saya kaget juga dikasih kado secara hubungan kami nggak begitu dekat. Yang jelas, saya senang diberi kado itu terlebih saya memang membutuhkan sebuah sarung baru saat itu.
Bingkisan Lebaran untuk Rekan Bisnis
Bingkisan yang khas dengan suasana lebaran itu adalah parcel. Dulu, kalau orangtua saya menerima parcel dari rekan kerjanya, itu rasanya senang sekali mendapati di ruang tamu terpajang bingkisan yang dibungkus dengan cantik (padahal isinya sebetulnya biasa aja haha).
Dulu bisnis parcel lebaran ini menjamur. Namun, sejak isu gratifikasi dan keadaan ekonomi dewasa ini, mulai jarang orang berburu parcel untuk diberikan ke kerabat, kenalan atau bahkan rekan bisnis.
Berbeda dengan kado pakaian, untuk bingkisan/kado parcel ini, mungkin banget untuk dibeli secara online. Pertama, dari isi parcelnya juga jelas ya, biasanya berupa makanan dan minuman. Jarang parcel berisi pakaian. Kedua, dengan pembatasan aktiftas, maka pemesanan parcel daring adalah sebuah solusi.Â
Kado yang Tak Sengaja Diberikan
Secara ya bodi saya ini ukurannya agak spesial sikit haha, jadi agak susah bagi saya membeli pakaian. Idealnya, jika mau beli celana atau baju, ya harus datang ke toko dan nyobain langsung. Ini pun bukan tanpa risiko. Gak sekali dua kali, begitu baju sudah dibeli, dan ketika dicoba lagi di rumah eh ternyata ada bagian-bagian tertentu yang kurang pas.
Bagi saya, tinggi risikonya jika beli pakaian secara online. Sudah berapa kali saya beli baju dan celana tapi ternyata nggak pas di badan ntah itu kekecilan atau terlalu besar. Herannya, saya nggak kapok muahaha.
Sampai sekarang, masih ada aja outfit yang saya beli secara online. Hal ini biasanya karena iming-iming diskon gede atau promo lainnya (gratis ongkir dsb). Atau juga, produk yang saya cari memang nggak dijual umum di sini. Terakhir misalnya, saya beli tshirt bergambar Salvador Dali karena saya kepincut serial Money Heist yang menampilkan sosok ini sebagai simbol. Untungnya kaosnya pas di badan.
Kalau dipakai berjalan sih bisa, tapi, jika dipakai duduk atau solat, bisa-bisa jahitannya lepas saking ngepasnya haha. Eh, pas iseng ngasih coba ke ponakan, ternaya di dia pas banget. Nasip punya ponakan bongsor haha.
Tapi emang udah rezekinya dia kayaknya karena tak lama setelah saya kasih celana itu, dia berulang tahun. Nah, kejadian kayak gini sudah berkali-kali terjadi. Gambling memang. Tapi saya gak begitu ambil pusing. Jika emang pakaiannya nggak pas, ya berarti itu saatnya saya "menyedekahkan" kepada orang lain.
So, omong-omong ada yang mau kasih kado lebaran untuk saya? Hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H