Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lenggang Palsu, Menu Andalan di Saat Sahur

3 Mei 2020   04:54 Diperbarui: 3 Mei 2020   04:58 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pempek lenggang ori. Dokpri.

Diantara sederetan pempek khas Palembang, yang paling saya suka itu adalah pempek pistel, yakni pempek dengan isian pepaya muda parut yang sudah ditumis. Duh, saya bisa merem melek kalau nemu pempek pistel.

Nah, diurutan kedua yakni pempek lenggang. Pempek yang dibuat dengan cara dibakar/dipanggang di atas bara api dengan menggunakan wadah persegi yang terbuat dari daun pisang. Terus terang, ini salah satu jenis pempek yang jarang saya makan karena kami tak punya panggangan arang di rumah.

Dinamakan pempek lenggang ya karena proses masaknya lumayan rumit dan betahap sebelum kemudian dibakar/dipanggang dengan cara dibolak balik/digoyang di atas bara api. "Jadi ini beda ya dengan yang dinamakan pempek panggang?"

Oh beda, kalau pempek panggang hanya adonan biasa yang langsung dipangang di atas panggangan. Dimakannya dengan cara dibelah dan dimasukkan bumbi ebi, kecap dan cabai. Kalau pempek lenggang beda lagi. Dia dimasak dengan menggunakan telur. 

Mula-mula, siapkan dulu wadah persegi yang dibentuk menggunakan daun pisang. Masukkan satu butir telur. Biasanya sih telur bebek, ya! Nah setelahnya, masukkan adonan mentah pempek ke wadah tersebut dan kocok adonan beserta telur.

Jika sudah tercampur, langsung panggang adonan tadi keatas bara api. Nah, jika bagian bawahnya sudah mulai matang, pindahkan adonan itu ke wadah daun pisang lain dengan cara dibalik sehingga bagian yang tadinya berada di atas kini berada di bawah. Panggang lagi hingga adonanya set.

Nah, setelah diyakini adonannya set, baru keluarkan dari wadah daun pisang dan bakar langsung di panggangan hingga warnanya kian pekat dan aromanya keluar. Nah, begitu matang sempurna, baru deh dimakan dengan cuko-nya.

Saatnya Membuat Lenggang Palsu

Hati-hati jika ke warung pempek di Palembang dan menemukan menu pempek lenggang TAPI kalian tidak melihat ada pemanggangannya. Bisa jadi, mereka menjual lenggang palsu! Eh? Hehehe. Penamaan lenggang palsu murni atas inisiatif saya sendiri. Toh biasanya saya bikin di rumah dan hanya untuk konsumsi pribadi.

Tapi, jika ada warung yang menjual tapi tidak dengan cara masak yang sesuai, maka menurut saya itu sudah termasuk pembohongan!

Adonan pempek lenggang ori. Dokpri.
Adonan pempek lenggang ori. Dokpri.
Warung-warung ini menjual lenggang dengan cara digoreng. Alih-alih menggunakan adonan mentah, mereka hanya menggunakan irisan pempek yang sudah jadi. Sekali lagi, jika sejak awal mereka menginformasikan di menu dengan menuliskannya sebagai "lenggang goreng" sih ya terserah ya. Tapi saya beberapa kali kecele pesan lenggang eh yang datang lenggang palsu.

Yang bikin sedih, saya pernah mengajak teman dari Jakarta dan makan pempek lenggang ini. Begitu melihat prosesnya dia berkomentar, "oh ternyata begini cara masaknya, karena setahu saya lenggang itu ya digoreng kalau di Jakarta." Dudududu.

Oke, sekarang saya mau ngebahas gimana caranya bikin lenggang palsu hehe. Pertama, yang jelas kalian harus bikin pempek dulu. Caranya sudah ditulis lengkap di sini oleh ayuk Kartika --tukang masaknya Kompal (Kompasianer Palembang) hehe. Kedua, siapkan telur, garam dan minyak untuk menggoreng.

Iris pempek sesuai selera. Mau bentuk dadu boleh, bentuk persegi panjang boleh. Yang gak boleh itu diparut. Capek soalnya, oke sip. Lalu, campurkan pempek tadi ke dalam telur, tambahkan garam sedikit (atau penyedap rasa kalau suka). Nah, saya pribadi sih suka bereksperimen ya, kadang saya tambahkan cabe rawit potong dan bawang merah haha. Suka-suka aja sih.

Kocok dengan sempurna lalu goreng ke dalam wajan yang minyaknya sudah panas. Kalau ada wajan penutup yang bisa digoreng bolak balik sih lebih bagus. Kalau nggak ada, ya pake tutup wajan biasa dan balik-balik pempeknya jika bagian bawahnya udah matang.

Lenggang palsu ala saya. Dokpri
Lenggang palsu ala saya. Dokpri
Begitu selesai, angkat dan makan dengan cuko, deh. Eh, kalau mau dimakan pakai nasi juga bisa. Bebas aja mah. Paling namanya jadi lenggang palsu sesat hahaha. Itu dia menu sahur yang praktis ala saya. Saking praktisnya, saya bisa bikin lenggang palsu ini sambil joget india. Soal rasa? Jangan diragukan. Pasti enak! Asal memposisikan lidah sebagai lenggang palsu ya bukan lenggang asli karena rasanya ya tentu beda jauh hehehe.

Selamat sahur!

Penulis bagian dari Kompal.
Penulis bagian dari Kompal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun