Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

[Cerpen Anak] Dinda Menanti Fitri

23 Mei 2019   11:53 Diperbarui: 23 Mei 2019   11:56 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dinda terbangun ketika azan subuh sayup-sayup terdengar. Dia membuka mata dengan malas-malasan. "Apa enaknya berlebaran tanpa bapak?" batinnya lagi. Sambil berusaha menahan rasa sedih, Dinda keluar dari kamar. Sepertinya ibu sudah bangun dan bersiap di dapur. Tak lama, Dinda mencium satu aroma yang sangat khas. Aroma yang hanya ada jika bapaknya ada di rumah. Harum kopi!

Bergegas Dinda lari ke dapur. Sayang, di dapur tidak ada bapak. Hanya ada ibu yang tengah mengaduk kopi di gelas. "Ibu buat kopi untuk siapa?"

"Untuk bapaklah."

Suara bapak terdengar dari belakang. Dinda cepat menoleh dan... benar saja, bapak berada di rumah. Luar biasa senangnya Dinda mendapati bapak ada di rumah. Dia berlari dan memeluk bapak. Bapak juga berulang kali menciumi pipinya yang masih bau hehe.

"Bapak kapan pulang?"

"Tadi malam, bapak tiba di rumah hampir tengah malam."

"Kok bapak nggak ngebangunin Dinda?" tanya Dinda sebal tapi senang. "Ibu juga tidak bilang kalau bapak akan pulang," rajuk Dinda.

"Ya kalau bilang kan nggak jadi kejutan lagi," jawab bapak.

Tak henti senyum terkembang dari bibirnya. "Oh ya, selamat ulang tahun ya, Pak," ujar Dinda lagi. "Loh, bapak kan ulang tahunnya masih lama?"

"Biarin, tapi kan ini 1 Syawal. Kan bapak lahirnya 1 Syawal, jadi sama saja dong."

"Hahaha begitu ya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun