Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hal yang Harus Diperhatikan Jika Pelesiran di Bulan Ramadan

16 Mei 2019   15:46 Diperbarui: 16 Mei 2019   16:15 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompal (Kompasianer Palembang)

Berpuasa seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk melakukan bepergian walaupun di Alquran jelas dikatakan bahwa orang yang melakukan perjalanan tidak diwajibkan untuk berpuasa walaupun nantinya harus berpuasa lagi/diganti di hari yang lain sebagaimana yang tertulis dalam Surat Albaqarah ayat 185, "dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu iaberbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."

Sebagai tukang jalan-jalan, saya pribadi menghindari bepergian saat Ramadan. Pertama, tentu karena berpuasa di rumah bersama keluarga. Kedua, alih-alih menikmati perjalanan, saya khawatir pelesiran saat Ramadan malah jadi kurang terasa nikmat. Mau jalan ke 5 tempat, tapi karena lelah dan cuaca gak bagus, malah jadinya hanya bisa datang ke satu atau dua tempat saja.

Tapi, sebagian teman-teman saya malah sengaja jalan saat Ramadan. Terutama lagi ke luar negeri. Alasannya? Mayoritas sih menjawab, "ingin merasakan seru dan nikmatnya puasa di negeri orang." Apalagi jika negara yang didatangi muslim masih jadi minoritas ya. Pasti jadinya beda banget. Tentang hal ini, saya juga penasaran, sih, walaupun ntah kapan dapat teralisasi.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika mau traveling saat Ramadan. Apa saja? Ini dia.

Ketahui Jadwal Puasa di Tempat Tujuan

Jika pelesirannya domestik sih nggak masalah ya. Walaupun melakukan perjalanan dengan perbedaan waktu (dari WIB ke WIT misalnya), tapi nggak jauh berbeda. Nah, jika melakukan perjalanan melintasi benua, soal lamanya waktu berpuasa ini harus diperhatikan.

Sumber harakahislamiyah.com
Sumber harakahislamiyah.com
Di Indonesia, rata-rata kita berpuasa selama 13 jam. Namun, jika melakukan perjalanan ke Eropa, waktu puasanya lebih lama. Bisa 18 sd 20 jam! Apalagi jika musim panas di mana matahari tenggelam lebih lama dan terbit lebih cepat. Makanya, sebelum menentukan destinasi perjalanan, hal semacam ini harus diperhatikan walau ada sebagian pelancong yang menyesuaikan waktu puasanya dengan waktu di Saudi Arabia dengan bebermacam pertimbangan dan pandangan. Soal benar tidaknya, wallahu alam.

Kenali Kondisi Tubuh dan Sesuaikan dengan Rencana Perjalanan

"Mumpung di Jepang nih, aku mau ke A, B sd Z!"

Target mau datangin banyak destinasi saat pelesiran? Boleh saja. Tapi harus tetap realistis. Di kondisi normal saat nggak berpuasa saja kita itinerary yang dibuat dapat meleset. Apalagi saat berpuasa di mana kondisi tubuh tentu tak seprima saat tak berpuasa. Minimal banget kalau banyak jalan, ya butuh lebih banyak asupan air ya kan?

Jaga asupan air selama Ramadan dengan cara pengaturan yang tepat saat sahur dan berbuka. Sumber kompas.com
Jaga asupan air selama Ramadan dengan cara pengaturan yang tepat saat sahur dan berbuka. Sumber kompas.com
Belum lagi kalau pelesirannya di musim panas dan melakukan kegiatan fisik seperti mendaki. Jadi, ketimbang membahayakan, lebih baik diatur ulang rencana perjalanan tersebut. Nah, untuk menunjang fisik, harus ditopang oleh asupan yang baik. Kadang kalau malas (apalagi tempatnya asing) makan jadi sembarangan. Dan bila perlu ditambah dengan asupan vitamin.

Jangan Lewatkan Ibadah

Pelesiran sih ya boleh. Tapi, karena pelesiran jadi kelewatan salat 5 waktu dan bahkan salat tarawih, ya sayang juga. Belum tentu kan tahun depan bisa ketemu Ramadan lagi. Nah, salah satu tipsnya ialah memilih destinasi liburan yang ramah dengan pelancong muslim.

Ramah di sini dalam artian, kita mudah menemukan tempat ibadah dan mudah menemukan makanan halal (Oh ya, soal makanan halal saat traveling saya ada tipsnya di tulisan ini). Boleh juga memilih pelesiran ke tempat yang sarana transportasinya baik sehingga mudah ke mana-mana, gak harus ngotot tawar menawar sama transportasi lokal (yang bikin emosi kayak di India hehe).

Museum Al Akbar. Dokpri.
Museum Al Akbar. Dokpri.
Mengenai hal ini, sudah ditunjang sama teknologi. Dengan smartphone, kita bisa tahu jadwal puasa, jadwal salat bahkan arah kiblat. Lagi pula, hari gini pelesiran mah gak susah ya. Teknologi sangat membantu. Jika dulu jalan dari Madinah ke Mekkah naik unta, sekarang bahkan bisa naik pesawat. Tapi jikapun memang kondisi gak memungkinkan, ya gakpapa gak berpuasa asal puasanya diganti di hari lain.

Itu saja beberapa hal yang harus diperhatikan jika mau pelesiran di bulan Ramadan. Omong-omong, ada yang berencana pelesiran ke Palembang nggak nih? Jika iya, bolehlah memasukkan Museum Al-Quran Terbesar di Dunia sebagai destinasi utama liburannya ke Palembang, ya!

Kompal (Kompasianer Palembang)
Kompal (Kompasianer Palembang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun