Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hilangnya Adab Saat Mengantre di Mesin ATM

9 April 2019   11:29 Diperbarui: 18 Oktober 2022   09:30 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompal (Kompasianer Palembang)

Keempat, soal antrean, sudah saya singgung sebelumnya di atas. Jika kalian datang ke ATM dengan pintu kaca, maka tunggulah di luar pintu. Begitu ada yang sudah selesai transaksi, baru kemudian masuk. Saya pernah loh ke ATM model begini, dan orang gak sabar masuk dan menunggu di belakang saya, padahal space-nya nggak banyak. Saya menjadi risih.

Dari sisi antrean dia juga dirugikan. Kalau tiba-tiba mesin ATM di ujung sana sudah selesai digunakan, maka orang yang tertib antre di luar akan masuk lebih dulu dan orang yang ada di belakang saya ini jadinya harus menunggu saya selesai, kan? Rugi sendiri dianya.

Kelima, tahu batasan waktu penggunaan ATM. Nah ini yang susah dan enggak ada tolak ukurnya. Sebetulnya sih bank secara gak langsung sudah membatasi penggunaan di ATM dengan cara memberi batasan limit transaksi. Misalnya sekali tarik maksimal 10 juta, atau sekali setor maksimal 15 juta.

Tapi ini tetap lemah. Ada kondisi tertentu di mana nasabah masa bodo. Misalnya kayak 2 perempuan yang tadi saya ceritakan, kayaknya masing-masing dari mereka punya lebih dari 1 ATM deh. Saya dapat melihat jelas tumpukan uang pecahan Rp100.000 yang mereka bawa. Lebih dari 3 gepok masing-masing. Nah, kalau batasan limit debit card pasti udah habis, tapi mereka masih terus transaksi. Kok bisa? Ya mungkin mereka punya lebih dari 1 rekening.

Saya pribadi, jika merasa terlalu lama memakai ATM, saya akan menyelesaikan transaksi dan kembali ke belakang untuk antre lagi. "Berapa lama waktu sebelum saya memutuskan seperti itu?" pakai feeling saja. Tergantung keadaan dan saya juga memposisikan diri ke nasabah lain yang antre di belakang saya.

Btw, bank itu ada loh yang buka weekend. Jika emang perlu setor uang banyak, ya usaha dikitlah datang ke weekend banking dan lakukan setor di sana jadi enggak egois di area mesin ATM.

Terakhir, saya akan membagikan link tulisan ini langsung ke BCA. Saran saya, tak hanya untuk BCA Cabang Seberang Ulu, buatlah garis pembatas di antrean ATM-nya. Nasabah diedukasi untuk antre 1 jalur, sehingga nasabah yang di depan dapat langsung memakai ATM yang sudah diselesaikan.

Saran lain untuk BCA Cabang Seberang Ulu, tolong tambah lagi unit ATM-nya. Dulu, ada 4 ATM di sana. Tambah satu lagi ATM Setor Tunai. Entah kenapa, saya merasa ATM Setor Tunai di cabang ini agak lamban kinerjanya. Lelet. Belum lagi sering bermasalah salah satu atau bahkan dua-duanya. (kode ATM Z0JD dan ZOJE), terima kasih.

Semoga kita semua senantiasa bersikap baik termasuk dalam memakai fasilitas umum seperti halnya mesin ATM, ya!

Kompal (Kompasianer Palembang)
Kompal (Kompasianer Palembang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun