Markonah menuangkan nasi lagi ke piring suaminya. "Ya sudah, temen model begitu dijadiin pelajaran aja. Jangan lagi berurusan dengan dia. Emang gak enak sih kalau dikit-dikit jadi bangkelan."
"Ya betul. Gak mau lagi aku berurusan dengan orang yang suka bebangkel kayak dia tuh. Nggak kaca hidupnya. Dia sendiri suka ngutang sama orang lain, eh pas ada duit, besar gaya dia. Dulu saat aku mau bayar pempek dia bilang biarin dia saja. Eh, ujung-ujung dibangkelin," ujar Ujuk sambil ngomel dan makan, sampe-sampe gak sadar ada biji nasi nempel di bibir.
"Sudah kak, nggak baik ngomel di depan makanan."
"Ya dek, untunglah kakak dapet istri kayak adek nih. Udah cantik, pinter masak. Merem melek kakak ngirup kuah pindang kepala ikan gabus yang adek bikin nih," ujar Ujuk sambil mencuil pinggang istrinya.
"Ai kakak nih genit," jawab Markonah malu-malu.
Pecahlah tawa mereka di kontrakan berukuran 8 x 3 meter itu.Â
- Tulisan ini untuk memeriahkan Event Bercerita dengan Bahasa Ibu yang diadakan oleh Kompal. Info lengkap cek di sini.
- Bebangkel sendiri artinya sering mengungkit kebaikan yang sudah dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H