Alexandria (Catina Untaru) adalah gadis kecil yang harus dirawat di sebuah rumah sakit karena kecelakaan saat membantu orang tuanya memanen hasil kebun. Tangannya patah, dan dikarenakan hal itu, dokter harus memasangkan penyanggah khusus di lengannya.
Sebagai gadis kecil yang riang dan penuh rasa penasaran, untuk menghalau rasa bosannya, Alexandria kerap mengekplorasi rumah sakit dengan mendatangi satu demi satu bangsal. Hinggalah di satu ruangan, ia bertemu dengan Roy Walker --diperankan oleh aktor tampan Lee Pace (The Hobbits, The Guardians of Galaxy) yang lumpuh akibat terjatuh dalam sebuah adegan syuting. Ya, di film ini, Roy Walker berprofesi sebagai aktor.
Satu-satunya cara agar Alexandria mau datang ke kamar rawatnya, Roy mulai bercerita, berdongeng tentang 5 orang bandit yang ingin membalaskan dendam terhadap seorang gubernur jahat bernama Odious. Kisah inilah yang masuk ke dalam imajinasi Alexandria sehingga ia terlibat dalam dongeng yang diceritakan oleh Row Walker.
Adapun kelima bandit yang dimaksud ialah Otta Benga, pemuda berkulit gelap yang dijadikan budak oleh sang gubernur. Ada lagi tokoh bernama Luigi si ahli bahan peledak, yang keahliannya dimanfaatkan oleh gubernur namun kemudian ia dicampakkan.
Tokoh lain yang mengisi peran sebagai komplotan bandit ialah Si India, dimana istrinya mati bunuh diri akibat diculik oleh gubernur. Tokoh terkenal lain yang menjadi bandit di film ini ialah Charles Darwin yang dendam karena gubernur sudah membunuh seekor kupu-kupu langka.
Awalnya gubernur meninggalkan 5 orang ini di satu pulau dengan tujuan masing-masing mereka akan saling bunuh, namun yang terjadi sebaliknya, mereka bekerja sama untuk membalaskan dendam kepada sang gubernur.
Perjalanan kelima bandit inilah yang dikemas dengan sangat apik oleh sutradara asal India bernama Tarsem Singh (Immortals, Mirror Mirror). Dari sinematografi yang dilakukan di 18 negara, penonton akan diajak ke dalam kehidupan Bandit Bertopeng dan keempat kawanannya untuk membalaskan dendam, dan juga kehidupan nyata Roy Walker dan Alexandria.
Dapat saya bilang, selain ceritanya yang apik, keindahan-keindahan latar belakang adegan adalah nilai utama dari film yang diproduseri oleh David Fincher ini. Bagi movie lovers, saya kira nama David Fincher bukanlah sembarangan orang. Dari tangan dinginnyalah film hebat semacam Se7en, Gone Girl, Panic Room, The Curious Case of Benjamin Button atau The Girl With Dragon Tatto lahir. Dapat dibilang, film yang ia tangani adalah sebuah jaminan kualitas tersendiri.
Banjir Penghargaan dan Menjadi Jalan Mimpi Saya
Menonton film ini, saya merasa diajak keliling dunia. Bahkan, menurut saya, inilah film bertema traveling terbaik yang pernah saya tonton. Tak heran, karena keindahan sinematografinya, film ini kemudian diganjar penghargaan Best Cinematography di Austin Film Critics Award tahun 2008. Film ini juga unjuk gigi di beberapa festival besar seperti Berlin International Film Festival dan Academy of Science Fiction, Fantasy & Horror Film.
Saya pribadi, punya kesan tersendiri terhadap film ini. Kenapa? Karena film inilah impian saya menjejakkan kaki di India akhirnya terwujud. Sebagai generasi langgas yang akrab dengan film bollywood di masa tumbuh kembang, impian saya untuk mengeksplorasi negeri Hindustani semakin membuncah dan menjadi kenyataan.
***
Director: Tarsem Singh
Produser: David Fincher
Cast : Cantinca Utaru, Lee Pace, Justine Waddell, etc.
IMDB score : 7,9/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H