Sabtu, 1 Desember 2018, sekitar pukul 05:00, saya membaca sebuah SMS yang masuk di hape saya. SMS yang dikirimkan pada tanggal 30 November 2018 pukul 23:56 alias tengah malam itu berbunyi, "Terima kasih utk trx kartukredit XXX3825 tgl30-11-2018 23:52:54 CAD 6,42 di UBER TRIP QXFLC Help.U help.uber.com NLD. Jika Trx tdk Anda kenal, hub 14000."
Saat saya berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tepatnya berada di laut tak jauh dari Pulau Padar bersama tim Kompasiana, Kompas.com dan Pegipegi, reward dari lomba menulis yang saya ikuti sebelumnya. Saya berada di tempat terpencil. Untung saja sinyal masih dapat dijangkau oleh provider selular saya.
Saya kaget. Namun saya berusaha untuk tenang. "6,21 dolar Kanada ini, gak begitu besar. Jikapun harus nombok dulu, ya masih bisalah," pikir saya. Tak lama, saya langsung menelepon 14000. Saya lupa dibantu sama siapa. Kalau nggak salah petugas laki-laki. Saya sampaikan bahwa situasinya urgent. Saya di tengah laut dan tolong prosesnya dilakukan dengan cepat. Secara, proses verifikasi nasabah aja udah butuh waktu berapa menit yekan.
Intinya, pagi itu, saya minta untuk dilakukan pemblokiran dan proses pemblokiran dibantu oleh staf mandiri call tersebut. Saat itu, karena waktu tidak banyak, saya tidak terlalu ngeh seberapa besar jumlah kerugian akibat dibobolnya CC (Credit Card) saya tersebut.
DATANG KE KANTOR BANK MANDIRI
Senin pagi, 3 Desember 2018, setelah pulang ke Palembang, saya teringat lagi tentang kejadian pembobolan CC saya itu. Saya lantas mencoba masuk ke akun internet banking saya, dan betapa kagetnya saya setelah melihat rincian penggunaan CC, ternyata kartu kredit saya itu sudah jebol sejak tanggal 29 November 2018.
Saya langsung bergeras ke Bank Mandiri kantor wilayah regional II di Jalan Kapt.A.Rivai Palembang. Saya langsung ke bagian kartu kredit dan saat itu dibantu oleh Sdri.Rosalia. Oleh beliau, saya sempat ditanya dulu apakah sebelum ini pernah menggunakan CC tersebut di LN.
"Ini CC-nya baru banget mbak. Abis diganti karena masa berlaku CC lama sudah habis. Baru banget diaktifin dan SEINGAT SAYA belum digunakan sekalipun di perjalanan di LN," jawab saya.
Setelah diyakini CC jebol, saya dibuatkan surat sanggahan oleh beliau dan tinggal ditanda-tangani saja.
"Karena CC-nya jebol, jadi harus diganti dengan yang baru dan dikenakan biaya Rp.50.000," ujar beliau.
Saya protes akan kebijakan itu. Lha kan itu kartunya jebol berarti ada yang salah sama keamanan CC Bank Mandiri kan? Saya yang dirugikan dan direpotkan eh mesti kena biaya penggantian kartu pula. Nominalnya memang "hanya" Rp.50.000, tapi ada rasa keadilan yang terusik di benak saya.
Secara ya, proses identifikasi dan penyelidikan butuh waktu MINIMAL 45 hari. Dan, setiap awal bulan saya harus bayar tagihannya, kan? Jelas aja saya gak mau.
"Mengenai hal itu, dapat saya pastikan bahwa Bapak nggak harus membayar tagihan CC tersebut."
Walau nggak yakin dan saya minta dipastikan berkali-kali, saya akhirnya memutuskan untuk meyakini bahwa apa yang dijanjikan sesuai sebagaimana mestinya. Setelah urusan selesai, saya pulang dan berharap hal ini dapat segera diselesaikan.
KONFIRMASI KE UBER
Gak mau hanya berpangku tangan, saya coba mengontak pihak UBER yang (sepertinya) berpusat di Belanda. Saya sampaikan kronologisnya kepada mereka. Untuk pihak UBER sangat responsif dan sigap. Setelah melakukan beberapa verifikasi (kirim data, hingga foto bahwa CC ada pada saya, alias saya pegang), akhirnya pihak Uber berkesimpulan bahwa mereka akan melakukan proses refund kepada saya.
Nah loh bingung kan? Toh CC-nya udah diblokir. Saya lantas sampaikan keputusan uber itu ke Bank Mandiri, namun dijawab dengan normatif. Intinya, setelah menjadi "penyambung lidah" kedua pihak ini, saya tidak tahu lagi prosesnya seperti apa, yang jelas, ketika hari ini saya melihat tagihan CC, benar saja, saya tidak ditagihkan tagihan pemakaian CC yang jebol tersebut. Intinya, permasalahan ini terselesaikan dengan baik.
Sebagai informasi, saya memang pernah register akun di Uber, namun seumur hidup nggak pernah saya gunakan. Jadi, saya tidak tahu penjahat seperti apa yang sudah menggunakan CC saya tersebut, dengan kondisi CC tersebut baru dan tidak pernah digunakan .
Hanya yang tetap menjadi catatan saya ialah
- Semoga keamanan CC Bank Mandiri semakin ditingkatkan. Saya sudah memakai CC ini sejak lama dan baru kali ini terjadi permasalahan. Saya tidak memakai CC dengan sembarangan. Saya pun melengkapi CC dengan PIN dan setiap kali dipakai di internet, biasanya dilengkapi dengan OTP (One Time Password).
- Yang harus dijadikan perhatian lagi ialah, kenapa notifikasi penggunaan CC saya dari 5 kali pemakaian hanya 1 kali yang saya terima SMSnya. Coba jika sejak pertama kali dipakai saya sudah terima SMS, maka kerugian dua pihak ini dapat diminimalisasi.
- Staf mandiri call harus terlatih lagi untuk memproses dengan cepat. Saya sering mengeluhkan suara mereka yang terlalu kecil (err, telinga saya masih berfungsi baik), dan juga proses verifikasi yang lambat. Jika nasabah (baca : saya) meminta proses dilakukan cepat, sebaiknya staf mandiri call dapat mengimbangi.
- Saya kepikiran, gimana jika saya tetap tidak mendapatkan SMS ya? Bisa-bisa pagu CC saya habis terkuras. Juga, gimana jika saya lagi di antah berantah yang sama sekali nggak ada sinyal misalnya? Ah semoga keamanan CC di Bank Mandiri kian ditingkatkan.
- Saya masih gak rela atas biaya penggantian CC yang dibebankan ke saya. Hei, ini yang bikin kacau kalian loh bukan saya. Jika memang Ccnya hilang, tercecer, atau saya melakukan kecerobohan lain, maka bolehlah dibebankan biaya penggantian CC. Lha ini kan murni kesalahan bank mandiri >.<
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H