Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Muntahan Gamalama yang Memesona

10 November 2018   16:34 Diperbarui: 10 November 2018   16:49 1309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika kelak saya akan berkesempatan mendatangi salah satu provinsi muda Indonesia, yakni Provinsi Maluku Utara yang terbentuk tahun 1999 lalu yang dulunya menjadi bagian dari provinsi Maluku.

Kebetulan, ketika di pesawat, saya mendapatkan tempat duduk di pinggir jendela sehingga, bentang alam Indonesia Timur yang indah itu dapat saya lihat secara langsung dari ketinggian. Nampaklah deretan bangunan yang berada di sekitaran kaki Gamalama. Masih dari dalam pesawat, saya juga dapat melihat Pulau Tidore dan Pulau Maitara dengan sangat jelas.

Jujur saja, saya pertama tahu tentang Gamalama ini karena salah satu artis terkenal memakai nama ini di belakang nama panggungnya. Ya, beliau adalah Dorce Gamalama. Dan, saya sendiri baru tahu bahwa Gamalama itu nama sebuah gunung beberapa tahun setelahnya.

Siapa sangka, Gamalama, gunung stratovolcano kerucut yang berada di Pulau Ternate, Maluku Utara, 345 tahun lalu pernah memuntahkan isinya ke seantero Ternate. Gunung yang namanya diambil dari kata "Kie Gam Lamo" yang berarti "negeri yang besar" ini tercatat sudah lebih dari 60 kali meletus sejak letusan pertama di tahun 1538.

Ya, sampai detik ini, Gunung Gamalama masih dinyatakan aktif. Erupsi terakhir terjadi pada tahun 2003, namun, tidak terdapat korban jiwa walaupun penduduk di Ternate sempat mengungsi ke Pulau Tidore dan bandara Sultan Babullah sempat ditutup. Sebagaimana pepatah lama, selalu ada hikmah dari setiap kejadian.

Terdapat beberapa tempat wisata yang baru muncul pasca terjadi letusan Gunung Gamalama. Beberapa diantaranya kini menjadi andalan pariwisata Provinsi Maluku Utara. Apa saja, kah? Ini dia! Simak baik-baik, ya! Siapa tahu bisa jadi pilihanmu untuk menghabiskan Libur Akhir Tahun ini.

Planet Lain di Batu Angus Kulaba

Saat pertama kali memasuki kawasan Batu Angus Kulaba, saya langsung bengong. Pertama, bengong takjub dengan view berupa lautan yang membentang di sepanjang pandangan. Kedua, sesuai namanya, kawasan ini berisi tumpukan batu-batu berwarna hitam yang dalam pikiran liar saya terpatri, "wah kayak di planet lain!" haha, ya beginilah kalau kebanyakan nonton film sci-fiction, ya!

Salah satu area Batu Angus. Di depan itu Pulau Halmahera. Foto milik pribadi.
Salah satu area Batu Angus. Di depan itu Pulau Halmahera. Foto milik pribadi.
Beberapa tanaman ditanaman di sekitar Batu Angus. Foto milik pribadi.
Beberapa tanaman ditanaman di sekitar Batu Angus. Foto milik pribadi.
Batu-batu ini sebetulnya lava yang dimuntahkan oleh Gunung Gamalama yang meletus pada tahun 1673 lalu. Seiring berjalannya waktu, lava ini kemudian mengering dan mengeras. Walau begitu, saya gak habis pikir, jika jumlahnya sedemikian banyak, gimana ya saat dulu Gamalama meletus dan memuntahkan semua lava ini? Hmm.

Untuk mencapai lokasi Batu Angus Kulaba ini nggak susah kok. Letaknya pun hanya sekitar 10 km dari pusat kota Ternate. Biaya masuknya juga tidak mahal, hanya Rp.5000 saja perorang. Menurut saya, paling enak berkunjung ke sini di sore hari. Soalnya cuaca tidak terlalu panas dan duduk-duduk di sekitaran Batu Angus sambil menikmati bentangan laut dan Pulau Halmahera pasti terasa lebih menyenangkan.

Pondol tempat bersantai di sekitaran Batu Angus. Foto milik pribadi.
Pondol tempat bersantai di sekitaran Batu Angus. Foto milik pribadi.
Batu Angus yang terbentuk dari muntahan lava Gamalama yang ada di belakangnya. Foto milik pribadi.
Batu Angus yang terbentuk dari muntahan lava Gamalama yang ada di belakangnya. Foto milik pribadi.
Oleh pengelola, disediakan juga beberapa pondok yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai. Saat datang ke sana, saya melihat banyak wisatawan yang menikmati Batu Angus dengan cara berfoto menggunakan beberapa properti (eh termasuk saya sih haha). Misalnya saja dengan menggunakan kain tradisional. Bak seorang model, para wisatawan ini memanfaatkan Batu Angus untuk mengabadikan momen keseruannya selama berlibur di Ternate.

Oh ya, selain Batu Angus, masih ada lagi loh tempat wisata yang terbentuk oleh erupsi Gunung Gamalama. Tempat wisata itu ialah : Danau Tolire.

Penjual Batu di Danau Tolire Jaha

Berjarak 102 tahun pasca meletusnya Gunung Gamalama yang kemudian "melahirkan" kawasan Batu Angus, di tahun 1775, Gunung Gamalama kembali meletus dan melenyapkan Desa Soela Takomi dan menewaskan 141 penduduknya.

Pasca letusan, di lokasi yang sama pasca lenyapnya Desa Soela Takomi, muncullah 2 danau yang oleh warga setempat dikenal dengan nama Danau Tolire Jaha/Besar dan Danau Tolire Kecil.

Jarak antara danau satu dan lainnya hanya 200 meter saja. Untuk mendapatkan spot terbaik untuk melihat danau ini secara utuh, pengunjung harus berkendara dulu menuju area perbukitannya sehingga, danau yang nampak seperti loyang raksasa ini dapat terlihat dengan lebih jelas.

Danau Tolire yang nampak seperti loyang. Foto milik pribadi.
Danau Tolire yang nampak seperti loyang. Foto milik pribadi.
"Bang mau beli batunya?"

Sapa seorang gadis kecil yang menawarkan saya sekantung batu berukuran sedang. Mendapati hal itu, terang saja, saya bingung. "Emangnya batu ini dapat dimakan?" begitu batin saya hahaha.

Seolah menangkap keraguan yang ada di muka saya, gadis kecil ini kembali berkata, "ini batunya untuk dilempar ke danau, bang," sahutnya lagi.

Saking besarnya Danau Tolire ini, ada satu kepercayaan di masyarakat bahwa jika kita melempar sesuatu ke danau, maka benda yang dilemparkan tidak akan sampai ke danau, namun akan lebih dahulu jatuh ke bagian tebing sebelum sempat menyentuh air. Ya, danau seluas 5 hektare ini memiliki jarak sekitar 50 meter dari bibir tebing hingga ke permukaan air.

Konon banyak harta karun di dasarnya. Foto milik pribadi.
Konon banyak harta karun di dasarnya. Foto milik pribadi.
Oleh warga setempat, hal ini dijadikan peluang bisnis. Para pedagang di sana lumayan jago berjualan. "Belum pernah ada orang yang mampu melempar batu hingga kena air, bang! Jika tak percaya, coba saja!" hehehe. Dan ntah karena omongan si penjual atau emang iseng, beberapa wisatawan membeli dan menjajal kemampuan mereka loh.

Masih menurut warga setempat, ada banyak harta karun tersimpan di Danau Tolire. Konon, harta ini merupakan milik masyarakat Kesultanan Ternate saat Portugis menjajah Ternate di abad ke-15. Masyarakat lantas membuang hartanya ke danau agar tidak dirampas oleh tentara Portugis. Namun, mengenai hal ini harus dibuktikan lagi, sih! Apalagi kedalaman danau ini sampai sekarang masih tak terukur dan diyakini tembus hingga ke laut. Wow!

Gunung Gamalama yang membentuk danau. Foto milik pribadi.
Gunung Gamalama yang membentuk danau. Foto milik pribadi.
Ada banyak spesies ikan di danau ini. Namun, masyarakat tak berani mengambilnya karena diyakini juga danau ini dihuni oleh banyak buaya siluman. Ouch! Namun, terlepas dari itu semua, keberadaan Danau Tolire ini menambah kekayaan alam di Ternate dan menjadi penyokong industri Wisata Indonesia yang ada di sana.

Tentu menyenangkan jika Tempat Wisata seperti Danau Tolire ini dapat membantu perekonomian warga sekitar. Saat saya main ke sana, nampak deretan warung yang menjual berbagai makanan dan minuman. Saat di sana, saya bahkan sempat mencicipi Pisang Goreng Mulut Bebek, yakni pisang goreng pipih yang menjadi salah satu camilan andalan di Ternate.

Namanya lucu, ya! Pisang Goreng Mulut Bebek hehe. Foto milik pribadi.
Namanya lucu, ya! Pisang Goreng Mulut Bebek hehe. Foto milik pribadi.
Selain 2 tempat wisata yang saya sebutkan ini, di Ternate, masih banyak lagi tempat wisata yang dapat kalian kunjungi. Misalnya saja berziarah ke makam Sultan Mahmud Badaruddin II. Saya sendiri, sebagai warga Palembang, baru tahu jika makam pahlawan yang namanya diabadikan sebagai nama bandara di kota Palembang ini berada di Ternate, loh!

Lalu, masih ingat dengan gambar yang berada di balik uang pecahan Rp.1000 edisi lama? Nah, gambar yang memperlihatkan Pulau Maitara dan Pulau Tidore itu diambil dari Pantai Fitu yang berada di Ternate. Ini adalah spot terbaik untuk mengambil foto uang pecahan Rp.1000 dengan latar belakang yang sama.

Spot terbaik untuk ambil foto uang Rp.1000 yakni di Pantai Fitu. Foto milik pribadi.
Spot terbaik untuk ambil foto uang Rp.1000 yakni di Pantai Fitu. Foto milik pribadi.
Mau melihat kota Ternate dari ketinggian? Bisa! Datang saja ke Puncak Moya. Jika kalian datang di malam hari, maka kerlap kerlip lampu bangunan di Ternate akan nampak indah. Dari atas sana kalian dapat melihat Masjid Raya Al-Munawwaroh yang terletak di pinggir laut dan menjadi salah satu ikon modern/baru kota Ternate.

Di Ternate juga terdapat sebuah benteng tua peninggalan Portugis yang bernama Benteng Talukko. Benteng ini dibangun pada tahun 1540 atas perintah panglima Portugis yang bernama Fransisco Serao dengan tujuan sebagai benteng pertahanan dalam menguasai rempah terutama cengkih sebelum kemudian diambil alih Belanda pada tahun 1610 dan direnovasi oleh Pieter Both.

Oh ya, omong-omong soal Cengkih, di Kelurahan Gambesi, terdapat banyak sekali pohon Cengkih yang hampir mati namun masih berdiri tegak. Nah, deretan pohon ini ternyata mampu menarik minat wisatawan.

Danau Ngade yang instagramable. Foto milik pribadi.
Danau Ngade yang instagramable. Foto milik pribadi.
Tak jauh dari sana, adalagi tempat wisata terkenal lainnya yakni Danau Ngade yang memiliki view  yang spektakuler karena memperlihatkan "pertemuan" danau dan laut dengan latar belakang Pulau Maitara dan Pulau Tidore. Oleh pengelola, dibangun juga beberapa spot foto berupa anjungan yang terbuat dari kayu. Menarik!

Percayalah, Ternate ini boleh banget dijadikan pilihan untuk menikmati Libur Tahun Baru dong, ya. Ada banyak sekali spot wisata di sana. Dan, sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya, kamu juga dapat melipir ke Pulau Maitara atau Pulau Tidore jika sudah ke Ternate. Letaknya dekat kok. Naik perahu cepat paling juga butuh waktu 10 menit.

Pembelian tiket pesawat dapat dilakukan melalui Pegipegi.com. Foto milik pribadi.
Pembelian tiket pesawat dapat dilakukan melalui Pegipegi.com. Foto milik pribadi.
Untuk menjangkau Ternate juga nggak susah. Dari Jakarta misalnya, sudah ada beberapa alternatif perusahaan maskapai dan juga jadwal penerbangan menuju Ternate. Ini contohnya, saya sempat cek jadwal penerbangan menuju Ternate melalui Pegipegi. Praktis banget! Modal klik saja tiket yang dibutuhkan sudah dapat diperoleh. Proses pemesanan hingga pembayarannya praktis banget!

Jujur, saya kangen dengan Maluku Utara. Ingin rasanya kembali ke sana. Ah, namanya juga Indonesia, ya! Apalagi Indonesia Timur yang terkenal dengan keindahan alamnya, tentu saja selalu bikin kangen dan penasaran setiap wisatawan. Termasuk kamu dan tentu saja saya! Iya, kan? :)

Pulau Ternate dilihat dari jendela pesawat. Foto milik pribadi.
Pulau Ternate dilihat dari jendela pesawat. Foto milik pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun