"Yakin bawa 2 kotak? Nggak kebanyakan?" Tanya ibu saat melihat saya packing dan memasukkan 2 kotak Tolak Angin ke dalam ransel kesayangan untuk perjalanan ke India beberapa tahun lalu.
"Ini aja kayaknya kurang. Nanti paling beli lagi sebelum berangkat ke bandara," jawab saya sekenanya. "Maklum, nanti bakalan main ke Kashmir juga, bu. Di sana dingin. Bersalju soalnya."
"Hah, India ada salju?" Tanya ibu heran seakan tak percaya. Saya yang melihatnya hanya nyengir hehe. Jujur saja, saya sendiri awalnya nggak tahu juga bahwa di utara India sana, tepatnya di provinsi Jammu & Kashmir, sebagian besar kawasannya diselimuti salju.
Pikir saya dulu, jika ingin main salju, paling memungkinkan ya ke Jepang atau Korea. Tapi kan tiket dan biaya hidupnya mahal.
Beruntung, dari sebuah buku perjalanan, akhirnya saya tahu bahwa di India pun sebagian wilayahnya diselumuti salju. Bonusnya lagi, biaya hidup di India itu murah! Makanya, begitu saya memperoleh tiket promo ke sana, saya langsung cus pamit dan memulai petualangan di negeri Hindustani itu.
Mabuk di Kereta India
Dari semua moda transportasi, saya pikir, naik kereta itu yang paling nyaman dan menyenangkan. Secara ya, jalurnya lurus gitu doang. Nggak kayak naik pesawat yang bisa kena turbulensi, kapal laut yang bisa digoyang ombak atau naik mobil yang jika jalannya gak bagus atau berkelok bisa bikin teler.
Alhasil, kondisi itu berpengaruh juga terhadap daya tubuh. Apalagi, selama di perjalanan, saya jarang bertemu nasi. Paling banyak sih pedagang samosa --pastel ala India yang berisi kentang tumbuk, yang berkeliaran menjajakan dagangannya di dalam kereta. Jelas sudah, perut saya kosong dan saya masuk angin.
Secara ya, Tolak Angin terbuat dari bahan herbal seperti Jahe, Adas, Kayu Ules, Daun Cengkeh, Daun Mint dan Madu dimana resep ini sudah diformulakan sejak tahun 1930 dan dibuat di pabrik Sidomuncul berstandar farmasi dengan quality control yang ketat sehingga tak heran jika produk dan khasiatnya terus jadi pilihan masyarakat Indonesia seperti saya ini.
Sebagai penduduk negara tropis, wajar jika saya penasaran gimana rasanya hidup di kawasan bersalju. "Pingin deh kelilipan salju," batin saya dulu, hehehe maklum di Palembang paling sering kelilipan debu atau air hujan.
Kenangan masa kecil saja pun mencuat, "bisa langsung dicampur limun gak sih salju itu?" hahaha.
Dan, setelah berkelana selama 2 minggu di kawasan Uttar Pradesh, India, dan melewati begitu banyak tempat di beberapa provinsi, tibalah saat yang saya tunggu-tunggu : Kashmir!
Tapi ya harganya mahal dan karena saya punya waktu banyak (dan uang yang sedikit hehe) saya memilih jalur darat yang berarti saya harus naik kereta dulu menuju kota Jammu (ibukota musim panas Provinsi Jammu & Kashmir) lalu sambung naik mobil selama 12 jam menuju kota Srinagar (ibukota musim dingin provinsi Jammu & Kashmir).
Di Srinagar inilah, titik pertemuan saya dengan salju kian dekat.
Belajar dari pengalaman dari Kolkata ke Agra, di Kashmir, setiap memulai perjalanan, saya selalu mengkonsumsi Tolak Angin. Ya, Tolak Angin kan bukan untuk mengatasi masuk angin saja.
Tapi juga dapat mencegah dan meningkatkan daya tubuh. Jadi, gejala masuk angin seperti pusing, meriang, perut mual dan kembung dapat teratasi. Idealnya sih minum 2 sachet sehari. Tapi, kalau lagi perjalanan gini dan stok yang dibawa gak banyak-banyak banget, saya harus berhemat.
"Ketimbang masuk angin di jalan, kan!" begitu pikir saya.
 Gak sabar rasanya ingin menuju Gulmarg, tempat yang untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya dapat menyentuh salju dan mencicipinya haha. "Jadi serius dicicip?" Yes! Saking penasarannya, saya icip salju itu. Haha. Rasanya ternyata enak. Mungkin jika ditambah sirup lebih enak lagi haha.
Nah, karena suhunya di bawah 0 derajat, di sebuah kedai yang berada tak jauh dari stasiun gondola Gulmarg, saya memesan secangkir air hangat untuk saya campurkan bersama Tolak Angin. Dengan cara itu, selain saya merasa lebih cepat menyebar ke tubuh, saya dapat sekaligus menghirup aroma hangatnya yang khas.
Saya sering melihat kakak saya memberikan Tolak Angin anak ke keponakan jika mereka masuk angin. Atau, jika yang udah nampak gejala flunya, bisa konsumsi Tolak Angin Flu. Dijamin, anginnya langsung minta permisi hihi.
Tolak Angin Tersebar di Banyak Negara
Saat di kesempatan lain saya jalan-jalan ke Hong Kong, di sekitaran Victoria Park, saya sempat mampir ke sebuah minimarket bernama Indo Mart dan saya menemukan Tolak Angin di sana. Wah luar biasa ya!
Oh ya, Tolak Angin juga punya minyak angin aromatherapy berbentuk rollon loh. Namanya Tolak Angin Care. Nah keberadaan Tolak Angin Care yang mengandung minyak jahe dan minyak pappermint ini makin melengkapi produk Tolak Angin sachet yang sudah ada.
Lantas di negara mana lagi kita dapat menemukan Tolak Angin? Aha, antara lain di negara-negara Asia (seperti Taiwan), ASEAN dan beberapa negara di Timur Tengah. Lalu, Amerika dan Australia juga sudah tersedia, loh! Saya yakin, peminat Tolak Angin cukup banyak. Buktinya, sampai dijual di situs e-bay haha. Keren, kan!
Sebagai seorang traveler, saya sangat terbantu dengan keberadaan Tolak Angin ini. Rasanya, saya tak perlu khawatir lagi kena masuk angin saat pelesiran. Selain itu, sudah sah dong ya jika saya mengklaim bahwa diri saya pintar haha. "Kok gitu?" ya kan, "Orang Pintar, Minum(-nya) Tolak Angin" yeah!