Beberapa tahun lalu, saat kondisi ibu tidak baik sehingga beliau harus opname di rumah sakit berkali-kali selama Ramadan, terasa betul bahwa kehadiran beliau di tengah keluarga sangat sangat.... SANGAT dibutuhkan.
Tidak dapat memakan masakan beliau seperti biasanya saja sudah jadi "tantangan" tersendiri. Selama berhari-hari, kami harus membeli lauk masak untuk persiapan sahur. Jika sudah death style alias mati gaya, kami bahkan "mencukupkan" diri dengan hanya memakan mie instan. Peduli amat dengan gizi. Bisa makan aja sudah syukur. Karena, di kondisi seperti itu apa-apa jadi gak nafsu apalagi saat membayangkan si saat yang bersamaan ibu tengah berbaring di ranjang rumah sakit.
Makanya, di momen Ramadan seperti sekarang, saya sangat berusaha untuk dapat selalu sahur dan berbuka puasa di rumah. Karena ya itu tadi, ada effort besar yang sudah dilakukan oleh ibu. Hal-hal semacam ini pula yang bikin saya keukeuh untuk menolak semua ajakan berbuka puasa di luar rumah.
Walaupun, yeah, itu bukan tanpa risiko. Jika dicap agak sombong sama teman karena menolak buka puasa sekaligus reunian, saya gak peduli. Risiko terbesar saya ialah... jarum timbangan yang terus bergeser ke kanan hehehe.
Menu Sahur Favorit Keluarga
Mengenai jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi saat sahur, sudah saya jelaskan di tulisan sebelumnya. Di luar sana, ada puluhan atau bahkan ratusan artikel yang membahas tentang makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi atau dihindari saat sahur.
Itu teorinya, namun pada praktiknya, apapun yang dihidangkan oleh ibu saya saat sahur, itulah yang menjadi bekal kami untuk beraktivitas seharian penuh saat berpuasa. Sesekali ibu masih suka kok masak mie instan. Namun, hanya sebagai pelengkap saja. Makanan utama pasti SELALU dipersiapkan. "Mienya buat nambahin nafsu makan, aja," begitu dalih beliau.
Intinya, di keluarga kami, selagi bisa makan dan kumpul bersama, Insyaallah apapun hidangannya akan menjadi berkah. Amin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!