Eh jangan salah, beberapa orang terdekat yang saya kenal secara terang-terangan menyatakan tidak suka dengan datangnya Ramadan. "Males banget, kudu sahur, puasa dan nahan-nahan lapar," begitu ujar mereka. Hmm, jika sudah begini, ya susah juga. Banyak faktor yang melatarbelakangi hingga hal itu dapat terjadi.
Tentu, sebagai orang terdekat --ya saya, omnya yang ganteng ini uhuk, saya sebisa mungkin memberikan pemahaman kepadanya bahwa berpuasa itu ada tata caranya. Intinya, keilmuan tentang berpuasa harus dipelajari dan dikuasai.Â
Tentu kita tidak mau dong berpuasa, menahan lapar dan haus, namun pahalanya tidak diterima karena keterbatasan atau ketidakmauan kita untuk mempelajari tata cara berpuasa dengan benar.
Selain itu, perbanyak melakukan persiapan ibadah penunjang, terutama ibadah yang dianjurkan saat Ramadan. Itikaf di masjid misalnya. Atau lakukan ibadah-ibadah lain seperti perbanyak ibadah shalat sunnah dan membaca Al-Quran.Â
Gali sebanyak mungkin jenis ibadah yang dapat dilakukan saat Ramadan. Sekali lagi, itu semua dilakukan untuk memaksimalkan bulan yang penuh rahmat dan berkah itu, toh.
Nah, jika persiapan mental sudah mantap, selanjutnya yang harus diperhatikan juga ialah persiapan fisik alias secara raga.
Persiapan Fisik
Sebelum berhadapan langsung dengan bulan Ramadan, ada baiknya memang kita membiasakan diri berpuasa sunnah di bulan-bulan sebelumnya. Saya pribadi, sih, sudah terbiasa puasa Senin-Kamis walaupun err, motivasinya bercampur ke keinginan menurunkan berat badan juga hehehe.
Jadi, untuk berpuasa dari fajar hingga ke mahrib tiba, Insyallah saya sudah terbiasa. Walau begitu, tentu saja saya harus mempersiapkan fisik lebih baik mengingat di bulan Ramadan, puasanya dilakukan sebulan penuh, bukan kelang satu-dua hari seperti saat berpuasa Senin-Kamis.
Menjaga asupan gizi melalui makanan dan menjaga pasokan cairan tubuh itu penting. Istirahat yang cukup juga jadi salah satu faktor yang bikin ibadah puasa saya menjadi lancar. Untuk orang yang termasuk dalam golongan pelor alias Nempel-Molor (nempelnya di bantal tentu, bukan pundak tetangga). Saya selalu menjaga jam istirahat karena jika terlambat tidur, biasanya keesokan harinya badan saya terasa 'goyang' akibat sakit kepala. Kita pasti mengenal tubuh kita sendiri, bukan? jika ada penyakit tertentu yang memungkinkan akan kambuh saat Ramadan juga dapat diantisipasi. Demi kelancaran ibadah kita juga.