Sepertinya perlengkapan dan atribut ospek maba terlihat sederhana, namun cukup menguras energi untuk pemenuhannya sebab harus keluar masuk toko yang menyediakan perlengkapan dan atribut tersebut.
Namun demikian pada musim ospek maba tahun ini banyak pedagang kaki lima yang mangkal di sepanjang trotoar jalan veteran depan kampus UB, mereka menyediakan segala macam kebutuhan ospek maba.
Hal ini sangat membantu para maba yang baru mengenal kota Malang dan bagi para maba yang tidak memiliki kendaraan bermotor untuk mobilitas, karena tidak perlu jauh-jauh keliling kota Malang demi mencari perlengkapan ospek maba.
Ospek Universitas berlangsung selama tiga hari. Para maba di perkenalkan dengan kehidupan kampus biru Brawijaya diantaranya dengan memanfaatkan entry gate ke area kampus melalui 3 tempat berbeda di tiga hari pelaksanaannya, agar para maba lebih familier atas kampusnya.
Di sebelah utara ada gate DI Panjaitan yaitu akses masuk kampus UB melalui Jl DI Panjaitan, kemudian akses gate utama di sisi selatan melalui Jl Veteran lantas ada juga akses melalui gate BNI 46 yang berada di sisi timur gate utama, keduanya sama-sama terletak di Jl Veteran Malang.
Beberapa maba yang tempat kostnya berada di sisi utara kampus, yaitu yang kost di sekitar jalan Suhat, MT Haryono, Dinoyo, saat mendapat giliran harus masuk melalui akses pintu sisi selatan melalui jalan Veteran atau sebaliknya bagi maba yang kost di sisi selatan di sekitar Sumbersari, Gajayana, Bendungan Sutami, Sigura-gura dan mendapatkan giliran untuk masuk melalui pintu sisi utara, mereka harus bangun lebih awal karena jarak sisi utara dengan sisi selatan kampus relatif jauh.
Namun hal ini tidak menyurutkan semangat dalam menatap masa depan. Mereka bukan anak muda yang cengeng, mereka adalah pejuang-pejuang muda generasi penerus bangsa yang harus selalu kita support.
Di hari berikutnya ospek fakultas berjalan selama dua hari yaitu di hari Jumat dan Sabtu, mereka para maba menjalani ospek sesuai dengan fakultasnya masing-masing.
Merantau, Belajar Hidup Sesungguhnya,
Kita sebagai orangtua tak selamanya selalu menemani anak-anak hingga dewasa. Mereka harus mampu memilih jalan hidup beserta perjuangannya. Meninggalkan kota asal untuk merantau menjalani kehidupan kampus sebagai bekal untuk menggapai masa depan yang lebih gemilang, sesuai dengan pilihan anak-anak.
Dibutuhkan semangat dan daya juang yang tangguh bagi mereka dalam menjalani hidup mandiri diluar kota yang jauh dari orangtua. Dengan bekal agama dan pembelajaran hidup mandiri sejak masih berkumpul dengan orangtua harus benar-benar dipersiapkan supaya mereka segera mampu menjalani kehidupan mandiri, tentunya masih dalam pengawasan orangtua.
Merantau untuk kuliah, tidak saja belajar secara akademis kampus, banyak pelajaran yang harus mereka jalani dalam kehidupan bersosialisasi dengan tetangga kost, dengan teman kampus, menjalani aktifitas organisasi internal maupun eksternal kampus.
Bagaimana tidak, aktifitas dari bangun tidur, kuliah, bersosialisasi di kampus dan menjalani kehidupan bermasyarakat hingga tidur kembali mereka lakukan sendiri.