Nikmati yang Tersaji, Jangan Pelit Berbagi

Satu persatu temensku memasuki masa purna, diantara mereka ada yang terserang post power syndrome yaitu sindrom berkeinginan untuk terus dihormati, diperhatikan dan dilayani seperti layaknya seseorang yang masih memiliki jabatan di suatu lembaga pekerjaan/profesi...,
(ini wajar dan manusiawi hanya saja tak banyak yang mengakui )

Sedang temens yang lain nampak terlalu memikirkan kecukupan finansial pasca purna, diantara mereka lupa bahwa kita ini hamba dari dzat Yang Maha Kaya, disinilah bagaimana ketauhidan diuji secara aplikatif,
Tauhid itu yang utama supaya dunia dan akherat selalu dalam genggaman, sedangkan jika sebaliknya maka dosa besarlah jatuhnya,
(sok teu...babah jarno )

Katanya: "satu persatu temensku meninggalkanku setelah masa purnaku"
(inilah kebaperannya),

Terkadang kita lupa bahwa mereka temens kita itu juga masih memiliki kehidupan yang perlu dijalani dan diperjuangkan demi mencapai satu titik yang dulu sekali pernah kita damba dan cita-citakan pula,

Baca juga: Mengapa Low Risk Investment Perlu bagi Pensiunan?

Baperan saat masa purna pasti akan selalu menghampiri, terlebih disaat merasa sedang berada di bawah, seringkali kita lupa bahwa ilmu sawang sinawang itu masih saja berlaku hingga hari ini, esok, lusa dan kelak sampek hari akhir,

Jadi, marilah kita syukuri apa yang ada di depan mata, tanpa harus mempersepsikan dan membandingkannya dengan hals yang orang lain sedang jalani dan mereka nikmati,

"nikmati yang tersaji, jangan pelit berbagi"

Teruntuk seorang temen yang selalu galau meski telah luama purna,
Dari dulu ya temen, saat ini hingga kelak juga pasti selalu tetep temen,
(temen adl. teman yang temen atau banget atau serius, sumber: nankspedia)

om_nanks, kota sejuk bersuhu 17" di pagi hari, malang, senin pekan kemarin 14/08/2023

Baca juga: Tetap Sejahtera Saat Menua