Meskipun sektor pekerjaan gig economy masih menyimpan beberapa kelemahan yang jika kurang mampu menyikapinya secara smart akan merugikan pekerja itu sendiri.
Diantaranya soal jaminan sosial dan kesehatan serta ketenagakerjaan melalui asuransi yang terkait dengan ketenagakerjaan, sosial dan kesehatan para pekerja mitra.
Oleh karenanya para pekerja gig economy ini wajib memikirkan kemampuan untuk membayar premi asuransi kesehatan, sosial dan ketenagakerjaan sebagai jaminan kesehatan dan sosial mereka secara mandiri.
Artinya nett pendapatan yang diterima setidaknya sudah diperhitungkan minimal untuk biaya iuran jaminan sosial dan kesehatan serta ketenagakerjaan tersebut diatas.
Apabila nominalnya belum mampu mencukupi nilai wajib iuran atas semua jaminan maka pilih satu satu yang benar-benar dapat diharapkan covernya apabila terjadi accident atau hal yang lain agar pekerja mitra ini mampu melindungi diri secara mandiri beserta keluarganya.
Rata-rata mereka tidak mempunyai pilihan pekerjaan lain ditengah sempitnya ketersediaan lapangan pekerjaan, sehinga mau tidak mau tetap saja menerima hubungan kerja dengan sistem kemitraan.
Di sisi lain lemahnya hubungan kemitraan yang cenderung berpotensi merugikan para pekerja partner.
Mendesak pihak terkait untuk segera membuat regulasi yang secara spesifik mengatur dan melindungi para pekerja gig economy ini, untuk mendapatkan hak dan perlindungan hukum layaknya sebagai karyawan perusahaan.
Benefit dari Gig Economy
1.Efisiensi Perusahaan
Bagi perusahaan dapat melakukan penghematan anggaran dan sumber daya. Diantaranya tidak wajib lagi menyediakan tunjangan dan biaya yang terkait dengan kesejahteraan karyawan seperti tunjangan jabatan, tunjangan bbm, tunjangan pulsa, uang cuti, penggantian biaya melahirkan, iuran jaminan sosial dan ketenagakerjaan serta kesehatan kepada pekerja mitranya.