Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Jualan Online Lebih Untung di Medsos atau Marketplace?

25 Juni 2023   22:44 Diperbarui: 27 Juni 2023   09:26 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jualan online. (Dok Shutterstock via Kompas.com)

Belakangan, sudah menjadi sesuatu hal yang lumrah ketika seseorang di rumah saja namun memiliki toko online sehingga tak harus menjalani dunia pekerjaan dengan berangkat pagi turut serta berjejal di tengah lautan manusia untuk menuju ke tempat kerja yang notabene berada di kawasan perkantoran, perekonomian, dan perdagangan ataupun kawasan industri/pabrik di pusat kota yang jauh dari tempat tinggal, belum lagi saat pulang kerja tiba. 

Kondisinya setali tiga uang, kembali bertemu dengan lautan manusia.

Pasar tak lagi seperti yang terpikirkan seperti zaman dahulu, Pasar Tanah Abang di Jakarta, Pasar Johar di Semarang, Pasar Turi di Surabaya, Pasar Beringharjo di Jogja bahkan Pasar Klewer di Solo.

Bersamaan dengan perkembangan teknologi dan koneksi internet yang semakin membaik definisi pasarpun mulai berubah. Jualan online lebih untung di medsos atau marketplace? Mari kita simak bersama.

Marketplace, dengan kemunculan Tokopedia di tahun 2009, BukaLapak setahun kemudian yaitu 2010 bersamaan dengan munculnya media sosial Instagram, sebuah media sosial yang awalnya hanya ditujukan hanya untuk berbagi foto. Demikian halnya dengan e-commerce semacam Zalora turut meramaikan pasar online sejak 2012.

Media sosial Instagram menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pengguna terbanyak keempat dunia atau sebanyak 89,15 juta pengguna. Sedangkan media sosial Facebook, Indonesia tercatat sebagai pengguna Facebook terbesar ketiga dunia dengan jumlah 119,9 juta pengguna. (Sumber: Laporan We Are Social per Januari 2023).

ilustrasi/Penjual Toko Online di Sebuah Cafe di Batu Malang (foto by 0m_nanks)
ilustrasi/Penjual Toko Online di Sebuah Cafe di Batu Malang (foto by 0m_nanks)

Mengapa Memilih Jualan Online?

Orang Indonesia makin melek internet, buktinya pada periode 2022-2023 tercatat 215 juta pengguna internet menurut hasil survei yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Interet Indonesia (APJII), atau sama dengan 78% dari total jumlah penduduk Indonesia.

Dari catatan data tersebut di atas apalagi dihadapkan pada trend penetrasi internet yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, maka sudah sewajarnya para pelaku usaha selain telah memiliki tempat jualan offline juga menyediakan tempat jualan secara online.

Bahkan untuk para pelaku usaha newbie bisa langsung membuka lapak toko onlinenya tanpa adanya kesulitan berarti.

Dari sini nampak bahwa potensi bertemunya penjual dengan pembeli terus bertumbuh seiring dengan meningkatnya pengguna internet dengan media marketplace maupun media sosial.

Dengan adanya pasar online memberikan ruang baru bagi pelaku usaha untuk lebih leluasa dalam memasarkan produk/jasanya secara global, lebih cepat diakses dibandingkan pasar tradisional/pasar offline.

Media Sosial, Marketplace atau Website, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Jualan dengan memanfaatkan media sosial atau website dapat dianalogikan seperti membuka toko offline sendiri di area yang orang kebanyakan belum cukup mengenal, sehingga masih membutuhkan effort dan butuh waktu yang lama supaya menjadi dikenal.

Sedangkan jualan di marketplace semuanya telah disediakan pemilik platform termasuk calon pembeli yang mudah ditemui secara online di marketplace. 

Itu kenapa harga produk antara marketplace dibandingkan media sosial atau website jauh lebih murah marketplace.

Peralatan Tempur Jualan Online 

Yang pasti kalian wajib punya gadget/smartphone atau laptop/PC terkoneksi dengan internet yang kenceng. Serta mampu mengoperasikannya secara baik dan benar termasuk tentang bagaimana cara mengambil gambar/memfoto atau memvideo sebuah produk yang akan di pajang dalam toko online. Buat foto atau video yang bagus dan semenarik mungkin.

Narasikan produk atau jasa dengan deskripsi yang cantik dan meyakinkan agar pembeli merasa mendapatkan value lebih atas produk atau jasa yang dijual.

Layanan Prima Tetap Berlaku pada Toko Online

Lengkapi display produk atau jasa yang akan dijual dalam platform online berbayar lebih banyak lebih baik, memudahkan pembeli untuk memilih produk yang benar-benar sesuai kebutuhannya, baik secara kuantitas maupun kualitas.

Responsif dalam menjawab setiap komunikasi/chat dengan konsumen termasuk bagian dari handling komplen yang bijak. 

Tahapan atau proses dari order hingga produk dikirim ke alamat pembeli lakukan dengan cepat dan tepat. Selain konsumen dapat mendeteksi setiap progres yang dilakukan penjual secara online, layanan cepat dan prima masih sangat dibutuhkan dalam toko online agar pembeli terpuaskan dan kembali melakukan pemesanan atau repeat order. Makanya jalin kerjasama dengan beberapa ekspedisi yang layak dipercaya. 

Marketplace Gratis atau Berbayar?

Ingat ya, semua yang gratis biasanya memiliki kapasitas terbatas dibandingkan dengan yang berbayar. 

Tak berbeda dengan toko offline, diibaratkan yang gratis seperti memiliki sebuah toko offline yang berlokasi susah dan jarang diakses orang, terletak di ujung bahkan dekat dengan lokasi pembuangan sampah, misalnya.

Berbeda dengan marketplace berbayar, ibarat kata seperti toko yang terletak di depan dekat dengan akses pintu keluar masuk komplek pertokoan, tempat yang selalu ramai dilewati sehingga mudah ditemukan keberadaannya, serta memudahkan calon pembeli untuk mengakses.

Secara umum tidak ada yang membedakan toko offline maupun toko online dalam hal konsumen menentukan pilihan produk atau jasa yang akan dibeli.

Sebagai penjual lakukan selalu update trend pasar atas produk atau jasa apa saja yang dimaui, atau bahkan penjual mampu menciptakan trend pasar bagi konsumen.

Lakukan metode ATM yaitu dengan cara amati, tiru dan modifikasi atas produk atau jasa milik toko online sejenis lainnya yang telah sukses.

Jualan online lebih untung di medsos atau marketplace? Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun