Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Mengapa Low Risk Investment Perlu bagi Pensiunan?

3 Juni 2023   14:16 Diperbarui: 4 Juni 2023   01:25 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mengapa low risk investment perlu bagi pensiunan  (qmfinancial.com)

Masa purna adalah masa yang dinanti bagi sebagian senior atau bahkan sebaliknya menjadi sebuah momok yang menakutkan? Post power syndrome yang menghantui atau sekedar kekuatiran atas kelola finansial.

Bagi kalian para pekerja muda, apa yang kalian kerjakaan di saat sekarang saat masih full power akan menuai kelak di masa purna. Bermalas-malas saat ini dengan berakhir pada masa purna harus bekerja keras, ataukah bekerja keras saat ini untuk hasil yang diharapkan di masa menjelang masa purna. Sebab hidup adalah pilihan.

Generasi muda yang smart tentu pilihan dan effortnya akan tercurahkan untuk melakukan apa saja yang berpeluang menciptakan skills termasuk di dalamnya adalah kegiatan beribadah.

Rekomposisi Aset Menjelang Purna,

Siklus hidup dimulai dari lahir, tumbuh dan berkembang, menjalani hidup mandiri dan berregenerasi serta yang terakhir memasuki masa purna.

Ada yang menjalani siklus hidup secara keseluruhan dari lahir hingga masa purna, tak sedikit pula yang tidak sempat mencapai garis finish atau berakhir di tengah jalan. Rejeki, jodoh dan kematian adalah keputusan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ketika masih berusia produktif produk investasi dengan kriteria high risk high return menjadi pilihan utama dalam melakukan investasi atas aset yang dimiliki dengan harapan aset akan segera berkembang pesat dengan risiko yang terukur sebab telah dilakukan mitigasi risiko sebelumnya. 

Memitigasi risiko untuk mendapatkan hasil dengan risiko yang terukur berdasarkan dari kecerdasan kalian dalam mengelola aset ke dalam beberapa produk investasi dengan mempelajarinya secara detail sehingga kalian benar-benar memilih untuk menanamkan aset pada produk investasi tertentu yang berpotensi akan meningkat di masa mendatang. Jadi pilihan investasinya tidak asal.

Kesadaran hidup sejahtera di masa purna membangkitkan semangat para senior untuk merancang hidupnya sejak pertama kali memasuki dunia kerja di masa yang lalu dengan sebaik dan sematang mungkin, baik dengan peran sebagai pegawai maupun bekerja dengan berwirausaha. 

Dari mulai frugal living dengan tidak bergaya hedon di saat usia produktif hingga menciptakan passive income telah dipersiapkan dan dijalani dengan matang dalam rangka menyambut masa purna. 

Masa dimana segalanya akan mulai berkurang, mulai dari menurunnya kemampuan fisik dan penghasilan yang berkurang namun kebutuhan mulai merangkak naik terutama untuk kebutuhan pendidikan anak maupun biaya kesehatan keluarga. Masa purna merupakan masa dimana living costnya tak berimbang dengan income. 

Tak ada salahnya ketika menjelang masa purna melakukan review atas aset yang telah di investasikan selama ini dalam beberapa keranjang investasi. Atur ulang komposisi investasi aset, dimulai dari yang paling likuid hingga aset yang tidak likuid atau lama untuk dijual kembali.

Untuk aset-aset yang high risk dan tidak likuid rekomposisikan dengan pilihan utama menjadi aset yang low risk dan likuid.

mengapa low risk investment perlu bagi pensiunan  (qmfinancial.com)
mengapa low risk investment perlu bagi pensiunan  (qmfinancial.com)

Lakukan rekomposisi dengan cara melepas sebagian besar aset yang berkriteria high risk dan tidak likuid, diantaranya produk investasi saham, venture capital/modal ventura (pemodal/investor), property investment/real estate investment dan lain-lain.

Saham, masuk dalam kategori aset dengan risiko tinggi karena harganya yang sangat fluktuatif dan sebagian besar saham masuk dalam aset tidak likuid khususnya saham-saham yang kurang aktif diperdagangankan. 

Venture Capital (Modal Ventura), para investor yang menanamkan modalnya disebut dengan limited partners. Para limited partners ini akan memberikan modalnya untuk usaha startup. Biasanya usaha yang dikelola sedang dalam tahap pengembangan sehingga memiliki risiko tinggi, seringkali startup merupakan usaha dengan produk baru, memanfaatkan teknologi baru dan inovasi baru pula. 

Risiko gagalnya sangat tinggi. Meskipun, apabila startup ini berhasil maka para limited partners akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. 

Properti, seperti telah diulas dalam banyak artikel penulis sebelumnya di kompasiana. Bahwa properti dalam bentuk rumah hunian, apartemen, rumah kost, tanah kavling, rumah yang disewakan, home stay, hotel, lahan yang disewakan untuk pertanian maupun lahan yang disewakan untuk supporting bisnis seperti lahan parkir, kesemuanya merupakan aset yang tidak likuid karena butuh tempo yang relatif lama untuk menjual kembali.

Berganti ke aset yang low risk dan likuid, dengan cara jadikan aset menjadi cash/uang tunai, tabungan syariah, deposito syariah, asuransi syariah, logam mulia emas dan atau perak, saham yang aktif diperdagangkan dengan jumlah yang terukur misalnya saham-saham yang berasal dari emiten ternama yang aktif diperdagangan di pasar/bursa saham seperti TLKM (Telkom), BBRI (Bank BRI), BRIS (Bank BSI), ANTM (Antam), UNVR (Unilever) dan lain-lain. 

Menjadi investor untuk produk/jasa yang captive market dan berjangka waktu kurang dari 12 bulan. Misalnya sebagai investor bagi perusahaan supplier untuk dinas/instansi pemerintah/BUMN/korporasi bonafide non tender dengan kontrak kerja by termijn, memang nilainya kecil tetapi masih memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan alias low risk low return namun masih jauh diatas rate deposito bank. 

Masa Purna Dengan Low Risk Investment,

menikmati masa purna (finansialku.com)
menikmati masa purna (finansialku.com)

Rekomposisi tadi dimungkinkan untuk keseluruhan aset yang dimiliki atau sisakan sedikit aset yang tidak likuid seperti aset berbentuk properti sebagai cadangan investasi.

Memasuki masa purna dengan telah melakukan rekomposisi aset yaitu dengan meminimalisir aset yang high risk menjadi low risk dan aset tidak likuid menjadi aset likuid. 

Hasil rekomposisi tersebut dapat dipergunakan untuk beberapa rencana ke depan yang lebih slow motion atau lebih kepada menikmati hidup bersama suami/istri dan keluarga untuk hal-hal yang positif.

Dengan melakukan low risk investment setidaknya mengurangi beban pikiran untuk hal-hal yang tidak penting di usia yang sudah tidak muda lagi dengan menikmati hasil kerja keras selama ini bersama suami/istri dengan tidak meninggalkan kewajiban utama manusia sebagai hambaNya, yaitu beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Alokasi dana dari hasil rekomposisi dapat dipergunakan untuk hal-hal misalnya pemenuhan kebutuhan pendidikan dan pernikahan anak, biaya kesehatan keluarga, travelling dengan suami/istri, bagi waris dan lain-lain, sehingga masa pensiun benar-benar menjadi momen yang dinanti bukan sebaliknya menjadi momok yang ditakuti.

Itulah mengapa low risk invesment perlu bagi pensiunan.

Untuk kaum muda, belajarlah dari pengalaman hidup para senior dan nikmatilah dalam keberkahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun