Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Terlambat Menyiapkan Dana Pensiun, Ini Solusinya!

28 Mei 2023   16:51 Diperbarui: 29 Mei 2023   19:54 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dana pensiun adalah dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan. (Shutterstock) 

Tiba-tiba besok adalah hari terakhir bekerja, lusa harus bagaimana kebutuhan membumbung tinggi sementara penghasilan hanya dari gaji pensiun.

Hal terpenting saat memasuki masa pensiun adalah sehat fisik dan psikis. Selain tidak keluar biaya kesehatan untuk berobat ke dokter atau rumah sakit, sehat juga mempengaruhi cara berpikir, cara berpikir yang sehat akan menghasilkan sebuah tindakan yang sehat tepat. 

Segera Turunkan Gaya Hidup

Tidak asing lagi saat terjadi kenaikan penghasilan maka gaya hiduppun mengikuti. Dari penghasilan sebesar Upah Minimum Regional (UMR) plus beberapa tunjangan meningkat menjadi sebesar 2 kali lipat karena promosi jabatan dan life style pun berubah mengikutinya. 

Kemarin telah terbiasa kemana-mana berkendara dengan kendaraan roda dua, sekarang karena telah naik status dan jabatan maka berganti dengan roda 4, dan masih banyak contoh sikap dan perilaku sejenis lainnya yang menurut penulis masih dalam batas ukuran kewajaran pada saat masih aktif bekerja. 

Karena salah satu tujuan bekerja bukankah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan.

Perlu sebuah pembelajaran tentang keuangan, untuk itu sekilas penulis sampaikan dalam artikel di kompasiana sebelumnya dengan judul "Siklus Kemandirian Finansial".

Tidak demikian ketika purna, keadaan sangat berbalik, penghasilan menurun drastis sementara kebutuhan sedang banyak-banyaknya.

Lantas Adakah Solusinya?

Mau gak mau, suka gak suka, apabila belum mampu untuk mengembalikan penghasilan sebesar minimal sama dengan saat masih bekerja, ambil langkah bijak dengan menurunkan gaya hidup. 

Dimulai dari pola konsumsi makanan dengan makan di rumah atau membawa bekal ketika bepergian dan mengurangi volume makan diluar. 

Mengurangi aktifitas healing dan travelling yang sangat menguras uang termasuk kurang- kurangi ngemall dengan berbelanja hanya yang dibutuhkan saja, untuk sementara tahan keinginan berbelanja apa saja. 

Meski terlambat, tanamkan kepada seluruh anggota keluarga soal perilaku dan kebiasaan di rumah yang berdampak boros seperti menyalakan pendingin ruangan pada saat tidak urgent, pemakaian daya listrik yang boros, dimulai dari sekarang tanpa nanti dari semua anggota keluarga tanpa terkecuali. Penerapan darurat keuangan keluargapun harus dimulai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun