Mumpung masih muda, nikmati masa kejayaan hingga abai masa depan.
Statement gagah mengawali nikmatnya bekerja, masih energik dan banyak uang. Tak ada yang salah, semua tindakan mempunyai konsekuensi masing-masing.
Menyiapkan segalanya sedini mungkin atau bersikap acuh tak acuh atas masa depan, meskipun telah memasuki dunia kerja.Â
Penulis rasa sebuah kenekatan jika pernyataan acuh tak acuh atas masa depan keluar dari mereka yang telah bekerja lebih dari 5 tahun.Â
Menyiapkan dana pensiun tidak hanya berlaku bagi mereka yang telah berpenghasilan lebih, sebab meskipun berpenghasilan besar tanpa perencanaan keuangan yang memadai maka di kala memasuki masa pensiun akan berhadapan dengan kenyataan hidup tanpa saving, investasi dan dana pensiun yang cukup untuk menyambung kehidupan selanjutnya.Â
Tiba-tiba Sudah Pensiun
Hidup hanya dengan mengandalkan gaji pensiun yang rata-rata sebesar 30% dari penerimaan sebelumnya saat masih aktif bekerja.Â
Lebih miris lagi pensiunan yang berasal dari BUMN, sebab saat aktif komponen terbesar take home pay yang diterima berasal dari berbagai tunjangan sementara saat purna semua tunjangan terbabat habis.Â
Masa purna berbarengan dengan anak-anak berangkat dewasa, sebagian masih sekolah atau melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi sehingga kebutuhan lagi gede-gedenya.Â
Banyak senior penulis yang terjebak dalam kondisi serupa, nasi telah menjadi bubur.