Masa peralihan merupakan masa yang penuh dengan dinamika. Termasuk juga yang akan dialami oleh mereka yang saat ini telah beranjak dari remaja menuju dewasa muda dengan rentang usia antara 20 hingga 30 tahun.Â
Masa peralihan dari remaja menuju dewasa, dimana manusia akan mengalami tekanan mental yang luar biasa dahsyatnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ilmuwan yang tergabung dalam Trust Alzheimer, dikutip dari artikel dengan judul Waspadai Depresi Menyerang Saat Usia 20 hingga 30 Tahun, 01/06/2018, di kanal www.merahputih.com .Â
Masih dalam artikel yang sama, Rena Masri, seorang psikolog menjelaskan bahwa, di Indonesia, "rentang usia antara 20 sampai 30 tahun seseorang akan mengalami banyak tekanan dalam hal perkuliahan, pekerjaan dan pernikahan serta hal lainnya dalam kehidupan".Â
Pada usia tersebut seseorang akan mencari pekerjaan dengan menjadi seorang pekerja kantoran ataupun berwirausaha. Memulai bekerja dalam jabatan tertentu dengan tanggungjawab dipundaknya sebagai pencari nafkah.Â
Mulai mencari calon pendamping hidup dan membentuk sebuah rumah tangga, berganti peran menjadi seorang suami atau istri bagi pasangannya, menjadi orang tua bagi anak-anaknya.
Bekerja Untuk Uang,
Siklus kemandirian finansial yang pertama, selepas kuliah/sekolah mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan, memulai mengelola keuangan dari penghasilan yang di dapat dengan memperhitungkan besaran pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan agar cukup bahkan bisa menyisihkan untuk saving maupun investasi.
Di awal fase ini bekerjalah semaksimalnya dengan smart tanpa pilah dan pilih serta abaikan dulu soal penghasilan uang yang bakal diterima, asal tidak merugi diterima saja.Â
Fokuskan terlebih dahulu kepada experience dan penambahan jam terbang guna memenuhi portofolio perjalanan karir kamu.
Melalui jejaring tempat bekerja perbanyak networking dari akar rumput hingga top manajemen, karena kamu tidak akan pernah tahu, saat ini ada rekan kerja yang masih berada di posisi akar rumput namun dengan perjuangan yang gigih dan berusaha keras.
Suatu saat kelak dia akan menjadi bagian top manajemen sebuah perusahaan atau rekan bisnis utama kamu. Maka berbaik-baiklah dengan siapapun dengan tetap berhati-hati dan waspada di dalam cyrcle dunia kerja dan pertemanan.
Setelahnya rintis karir dengan bekerja cerdas untuk menghasilkan banyak uang dan pengalaman, tetap dengan pola hidup yang berimbang, sehat fisik dan sehat mental.Â
Kurun waktu 10 tahun dirasa cukup, saat usia kamu menjelang 40 tahun assetmu sudah terkumpul lumayan banyak. Jam terbang dan experience kamu juga sudah semakin menjadi auto pilot dalam bekerja pada profesi tertentu.Â
Lebih expert dan portofolio kamu semakin banyak dibutuhkan orang, mantan bos/atasan, rekan bisnis dan bahkan kompetitor dari perusahaan kamu saat ini.Â
Seideal itukah kehidupan dalam menata karir? enggak juga, minimal kamu telah berusaha menyusunnya dan kalaupun meleset tidak terlalu jauh dari harapan/ekspektasi.Â
Akan semakin amburadul kehidupan karir/pekerjaan saat kamu sama sekali tidak memprogramkannya sedari awal karir. Pilihannya ada di tanganmu, silahkan.
Bekerja Untuk Uang dan Uang Bekerja Untukmu,
Siklus kemandirian finansial yang kedua, mengawali 10 tahun berikutnya kala usia berkisar 40 tahun dengan karir dan jejaring serta mempunyai profesionalitas yang memadai.Â
Sambil merancang dan memantapkan side job yang masih linier dengan pekerjaan utama atau setidaknya melakukan side job yang meski tidak linier dengan pekerjaan terdahulu tetapi masih dapat dipelajari sambil jalan.
Side job yang bakal menambah penghasilan tambahan misalnya dengan melakukan beberapa investasi yang aman yaitu dengan menjadi investorpreneur.Â
Alihkan dana saving yang kamu kumpulkan selama 10 tahun di belakang ke beberapa instrument investasi yang mampu memberikan profit lebih dari sekedar disimpan di perbankan.
Sebarkan investasi ke beberapa keranjang telur yang berbeda untuk menghindari terjadinya kerugian secara total/keseluruhan pada saat yang bersamaan.
Kamu masih aktif bekerja dan masih mendapatkan penghasilan, di sisi yang lain dana hasil saving yang telah terkumpul mampu bekerja untukmu melalui investasi yang ditanam ke beberapa instrumen yang berpotensi menghasilkan profit lebih tinggi.Â
Investasi dalam bentuk properti lahan dan rumah dengan melakukan jual beli properti, beli rumah bekas direnovasi secukupnya untuk kemudian dijual kembali, rumah kost dan rumah yang disewakan atau lahan kebun yang disewakan untuk ditanami.Â
Lahan kosong maupun rumah yang disewakan kepada orang yang membutuhkan tentunya tetap mengedepankan selektifitas terhadap penyewa. Properti rumah untuk sewa/kos-kosan untuk para perantau yang bekerja atau perantau yang sedang menempuh pendidikan.Â
Dalam bisnis properti yang utama adalah memilih lokasi yang tepat dan marketable.
Yang kedua misalkan, investasikan juga dana saving yang kamu miliki ke instrumen saham. Beli saham dari emiten yang terpercaya yang masuk dalam kategori LQ45 dan tentunya saham-saham yang syariah yang tercatat dalam JII (Jakarta Islamic Indeks) atau ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) dan jangan sekali-kali bertransaksi ke saham gorengan.Â
Kedua jenis investasi tersebut diatas, uang yang bekerja untukmu meskipun kedua investasi tersebut masih memerlukan sumbangsih pemikiran agar nilai aset yang dimiliki akan terus bertambah dan menghindari loss/kerugian.
Yang terpenting dan jangan dilupakan, investasikan juga aset kamu untuk anak-anak, dengan memberikan pendidikan agama yang mempuni agar kelak setelah kita tiada masih mendapatkan amalan jariyah dari doa anak-anak yang soleh dan soleha.
Uang Bekerja Untukmu,
Siklus kemandirian finansial yang ketiga, saat yang ditunggu-tunggu telah tiba, menjelang 10 tahun yang ketiga saat mendekati usia 50 tahun, saat keluarga membutuhkan pengeluaran yang banyak untuk biaya kuliah anak-anak serta cadangan biaya kesehatan.Â
Pensiunkan diri kamu dari semua kesibukan duniawi dalam bekerja secara fisik, perbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sang pencipta alam semesta.
Nikmati hasil yang telah ditanam selama 30 tahun di belakang. Pertahankan dan tingkatkan aset dengan hanya menjadi investor sehingga uang/aset masih tetap bekerja meskipun kamu telah pensiun dari pekerjaan fisik.
Hanya dengan sesekali melakukan evaluasi dan kontrol atas aset yang ada tanpa harus bersusah payah lagi seperti dahulu.
Dengan memiliki aset yang diinvestasikan menjadi rumah kost, rumah yang disewakan, lahan kebun yang disewakan maupun yang dikelola sendiri dengan mempekerjakan tenaga ahli, investasi saham jangka panjang yang berpotensi mendapatkan deviden dan capital gain.
Usia 50 tahun, merupakan usia yang telah matang dalam kehidupan. Dengan menjalani kehidupan yang berimbang di masa muda sehingga secara fisik masih sehat dan energik.Â
Telah dipersiapkannya passive income untuk memenuhi kebutuhan finansial keluarga saat menjalani masa pensiun, uang yang bekerja untuk kita.
Siklus Kemandirian finansial yang membutuhkan perjuangan di waktu muda, proses jatuh bangun dalam perjalanan kehidupan sosial dan dunia kerja, akhir yang nikmat dengan susunan yang rapi sesuai dengan ekspektasi.
Uang bekerja untukmu, untuk kita yang telah menanam kebaikan di masa muda dan memetik hasil di kala usia matang, bersama dengan keluarga tercinta, tentunya semuanya dijalani sesuai syariat dan tuntunan agama.
Menjalani kehidupan, bekerja dan beribadah sesuai yang disyariatkan dengan menjalankan apa yang diperintah dan meninggalkan yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta 'ala.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H