Sarapan Nasi Karak Khas Gresik -- Menjelang tutup bulan Januari 2023. Ahad pagi bersama istri menyusuri jalanan kota Gresik merupakan rutinitas yang tak pernah padam. Seperti cinta kami berdua hanya karena Allah semata.
Semalam penulis sampaikan soal rencana hari ahad pagi pekan ini sightseeing kemana, katanya "besok kita sarapan nasi karak". "sepakat"Â jawab penulis tegas.
Ahad pagi, jarum jam belum menunjukkan angka tujuh pagi, udara di musim penghujan kali ini masih menyisakan suasana sejuk setelah semalam kota industri diguyur hujan.
Kami berdua sengaja memakai moda bronfit matic menuju ke arah kota Gresik, sebab Nasi Karak Khas Gresik banyak dijual di kampung-kampung kota lama Gresik. Jarak kota mandiri GKB (Gresik Kota Baru) dengan kota lama Gresik tak lebih dari 5 kilometer, menyusuri jalanan paving sebuah komplek industri sebagai jalan alternatif untuk mempersingkat waktu menuju kota lama.
Gresik, kuliner khas yang seringkali menjadi "jujugan" kaum perantau selain Nasi Krawu (pernah tayang dengan caption "Sego (Nasi) Krawu Gresik" di tanggal 10/01/2023) dan Nasi Roomo ya Nasi Karak Khas Gresik.
Tapi anda jangan membayangkan Nasi Karaknya Gresik seperti nasi sisa yang hampir basi kemudian yang dikeringkan di terik matahari untuk selanjutnya diolah kembali menjadi nasi aking atau nasi karak, "bukan seperti itu adinda kakanda".
Nasi Karak Khas Gresik terbuat dari beras yang dicampur dengan ketan hitam dan diberi sedikit garam, untuk menambah cita rasa pada saat menanak nasi dimasukkan beberapa daun pandan secukupnya.
Sedangkan lauk sebagai pelengkap menu utama Nasi Karak disertai parutan kelapa dan srondeng. Penyajiannya ditemani lauk godo tempe (gimbal tempe) yang masih panas serta nyeplus cabe rawit agar sensasi sarapannya benar-benar terasa.
Lazimnya nasi karak disajikan pada waktu sarapan, jika anda mencari nasi karak diatas jam 9 pagi, tentu sudah kehabisan dan tidak menemukan penjualnya karena sudah banyak yang pulang.
Perut terasa sudah kenyang dengan menu Sarapan Nasi Karak Khas Gresik, dan ironisnya setelah berpuluh-puluh tahun tinggal disini baru kali ini penulis menyantap menu sarapan ini.
Kesannya, delicious, enak dan kenyang, cukup dengan merogoh kocek Rp 6.000,-per porsi. Sekalian mengaplikasikan tulisan yang pernah penulis post di tanggal 15/12/2022 dengan judul "frugal living, konsep hidup sederhana dan secukupnya".Â
Kami pun pulang dengan terlebih dahulu mampir di sebuah gelaran aneka kuliner ahad pagi di Taman Bundaran GKB di dekat kampus Universitas Muhammadiyah Gresik untuk membeli ice cone. Tentang apa itu ice cone, akan penulis ceritakan di lain kesempatan.Â
Selamat pagi dan tetaplah bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H