Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Habis Active Income Terbitlah Passive Income

22 Januari 2023   07:09 Diperbarui: 22 Januari 2023   07:48 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
habis active income terbitlah passive income (sumber: thebalancemoney.com)

Habis active income terbitlah passive income - Sejak zaman masih jomlo dulu ketika gawai belum ada dan waktu berjalan tak secepat sekarang.

Bankir bujangan pekerja kantoran yang bergaya hidup boros di life style dan kuliner, namun masih sempat menyisihkan 'uang jajan' untuk menyicil beberapa tanah kavling atau lahan siap bangun dan logam mulia emas dalam bentuk perhiasan.

Tidak secara sengaja itulah perjalanan 'habis active income terbitlah passive income', dan sekarang waktunya menikmati hasil untuk keperluan keluarga, biaya pendidikan dan biaya hidup sederhana keluarga pensiunan.

Dalam IG @finplan.id postingan awal tahun yang lalu Januari 2022, terdapat 7 kran pemasukan yang dibagi menjadi dua bagian.

Yang pertama, tiga kran awal adalah pemasukan yang membutuhkan 'keahlian & ide', dan yang kedua, empat kran berikutnya adalah pemasukan yang membutuhkan 'pengalaman & padat modal'.

Kalau sahabat mau sebetulnya banyak cara untuk menambah pendapatan yang tentunya tetap di dalam koridor agama, asal jangan banyak alasan, mulai dari apa yang sahabat bisa dan sukai supaya selalu enjoy dalam menjalaninya, sekarang dan tanpa tapi.

Mau??? Jika jawaban sahabat adalah mau dan bersedia, mari kita lanjutkan pembahasan dalam artikel ini hehehe...

Tujuh (7) Kran Pemasukan Pendapatan,

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan utama tentang kran-kran yang nantinya menjadikan pundi-pundi sahabat bertambah secara bertahap, sekali lagi tidak dengan cara instan, mie instan saja yang jelas-jelas instan masih perlu proses memasak untuk siap disantap apalagi keberhasilan yang membutuhkan proses perjalanan dan perjuangan.

Merencanakan sedini mungkin agar mendapatkan peluang atas potensi pemasukan pendapatan melalui kran-kran income harusnya disadari, dipikirkan dan dijalankan generasi milenial dan generasi zilenial seawal mungkin supaya kelak dapat menikmati hidup dengan beribadah bersama keluarga tercinta.

Berikut Kran-kran Pemasukan Pendapatannya, 

1. earned income, 

Hasil dari sahabat bekerja sebagai karyawan, profesional seperti dokter, pengacara, bidan, psikolog, guru, dosen dan freelancer yaitu pekerja lepas tanpa komitmen dengan lembaga manapun.

Berujung menghasilkan pendapatan berupa gaji, honor dan komisi disebutlah dengan penghasilan yang diperoleh atau earned income.

2. profit income, 

Keuntungan usaha yang diperoleh sahabat dari aktifitas penjualan produk atau jasa kepada pelanggan dengan berjualan.

Seperti menjadi reseller, ghost kitchen, laundry, berbagai macam toko, depot/rumah makan/warung kuliner dan lain sebagainya

3. royalty income, 

Sebuah karya yang tercipta, diproduksi dan dijual sehingga mampu menghasilkan pendapatan misalnya hak cipta, hak paten dari karya buku, film, musik dan lain-lain.

Ketiga kran pemasukan tersebut diatas membutuhkan 'keahlian dan ide', dan ketiga kran diatas merupakan sumber penghasilan yang nantinya akan mengantarkan sahabat kepada keempat kran selanjutnya.

Sebab untuk mendapatkan kran keempat dan seterusnya diperlukan pengalaman dan modal.

Kerja dulu menghasilkan uang dan mengumpulkan modal untuk mencapai keempat kran pemasukan berikutnya yaitu 'bikin penghasilanmu yang bekerja untuk sahabat'.

4. interest income, 

Hasil dari menabung uang di bank akan mendapatkan bunga dan menabung emas sebagai proteksi aset dari kekejaman inflasi.

Yang penulis lakukan selama ini memilih pilihan yang kedua, yaitu menabung emas meskipun dengan nominasi kecil, karena aset emas bernilai tetap tidak naik dan tidak turun sedangkan uang nilainya akan semakin turun sebagai akibat dari inflasi.

Andai harga emas 10 tahun yang lalu Rp 500 ribu per gram dan saat ini Rp 900 ribu per gram, maka bukan nilai emas yang naik tetapi nilai uang yang mengalami inflasi selama 10 tahun terakhir.

5. cash flow income, 

Artinya naik turunya kas yang sahabat kelola. Dalam konteks kran pemasukan adalah hasil dari aset yang dimiliki sahabat yang dioperasionalkan atau yang dimanfaatkan oleh pihak lain dengan membayar sejumlah nominal tertentu sesuai kesepakatan seperti sewa properti, franchise, rental kendaraan/alat berat.

6. capital gain income, 

Keuntungan yang diperoleh dari kenaikan nilai aset investasi pada saat menjualnya kembali aset tersebut dapat berupa kepemilikan saham atau property.

7. devidend income, 

Pembagian keuntungan dari emiten atau perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan saham yang dimiliki.

Saham syariah lebih disarankan dibandingkan dengan saham konvensional.

Dari keempat kran pemasukan yang disebut terakhir merupakan kran pemasukan yang membutuhkan jam terbang berupa padat pengalaman dan padat modal.

Tidak menutup kemungkinan bagi sahabat untuk mendapatkan salah satu atau salah banyak dari kran-kran pemasukan pendapatan untuk dimiliki dan dikelola.

Meskipun saat ini sahabat masih belum penuh dalam bekerja dan menghasilkan pendapatan sendiri.

Setidaknya pergunakan kesempatan yang ada untuk belajar dalam mengelola keuangan dari uang saku bulanan yang diterima dari orangtua, ibaratkan seperti gaji bulanan seorang karyawan sesuai dengan kran pertama, earned income.

Untuk selanjutnya ketika telah mandiri ubah habis 'active income terbitlah passive income'.

Tetaplah bekerja sesuai dengan syariat agama agar mendapatkan keberkahan, sebab yang halal akan dihizab sedang yang haram akan di azab.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun