Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Memahami Pengeluaran

9 Januari 2023   12:31 Diperbarui: 9 Januari 2023   12:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami Pengeluaran

Pada kesempatan yang akan datang in syaa Allah akan penulis release artikel tentang berbagai jenis sumber pendapatan, namun tidak kalah seru kali ini terlebih dahulu akan bercerita tentang bagaimana memahami jenis pengeluaran. 

Jenis-jenis Pengeluaran

Tentang bagaimana seseorang mempunyai kebijakan keuangan sehingga memutuskan jenis pengeluaran tertentu yang dipilih, atas pertimbangan dan skala prioritas yang seperti apa mereka melakukannya, mari belajar bersama.

Demi mempertahankan kehidupan manusia tidak terlepas dari yang namanya kebutuhan, keinginan dan investasi untuk masa depan, ketiganya merupakan pengeluaran yang membutuhkan sumber dana. Besaran sumber dananya relatif dan disesuaikan dengan kapasitas masing-masing pribadi yang melakoni.

Dua sisi yang bertolak belakang antara pendapatan dan pengeluaran. Yang satu uang masuk dalam bentuk penghasilan atau pendapatan sedangkan sisi sebaliknya uang keluar yaitu bagaimana mengelola uang keluar atau pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan/keberlangsungan kehidupan dengan bijak.

Seberapa besar penghasilan didapat dan dengan cara yang bagaimana untuk mendapatkannya, halal atau haramkah sumbernya diperlukan suatu cara sehinga penghasilan benar-benar "mumpuni" sesuai syariat sehingga penghematan pengeluaran dapat menyesuaikan.

Karena seberapapun besar pendapatan jika pengeluaran jauh lebih besar dari penghasilannya maka yang akan terjadi bukannya surplus keuangan malah sebaliknya menjadi defisit keuangan. Sebab besar pasak daripada tiyang, sangat berbahaya bagi keberlangsungan kehidupan seseorang atau keluarga.

Sebagian besar sahabat telah mengerti dan memahami tentang skala prioritas pengeluaran, namun seringkali akan dihadapkan kepada fakta yang memaksa sahabat untuk menentukan pilihan yang sebetulnya akan justru menambah pengeluaran keuangan sahabat menjadi lebih besar lagi, tetapi langkah tersebut harus diambil.

Sebagai contoh, pengeluaran tak terduga untuk biaya kesehatan yang disebabkan salah satu anggota keluarga harus menjalani perawatan rumah sakit, mau tidak mau, suka tidak suka sebagai bagian dari anggota keluarga setidaknya turut meringankan beban biaya anggota keluarga yang tidak mampu dengan mengalokasikan dana untuk pengeluaran biaya rumah sakit.

Dirangkum dari beberapa sumber untuk kemudian dituliskan kembali tentang pemahaman berbagai jenis pengeluaran sebagai tambahan pertimbangan untuk mengambil keputusan yang agak sulit dan di saat yang kurang menguntungkan.

Jenis Pengeluaran Sesuai Skala Prioritasnya

Primer, 

Pengeluaran pokok yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari agar kehidupan dapat tetap berlangsung dan terjaga hingga akhir hayat bahkan melahirkan generasi selanjutnya.

Bersifat wajib dan diperlukan, misalnya pengeluaran untuk memenuhi sandang agar aurat tertutup dan tubuh terhindar dari dinginnya malam dan teriknya matahari di siang hari serta menambah indahnya penampilan fisik. Kebutuhan pangan supaya fisik tetap terjaga dan sehat karena terpenuhinya nutrisi tubuh dengan baik dan berkualitas. Dan kebutuhan papan sebagai tempat tinggal untuk berteduh dan istirahat serta bercengkerama bersama keluarga.

Seiring dengan berkembangnya zaman dan kebutuhan hidup serta sebagai pengeluaran yang tak terhindarkan, beberapa ahli mengkategorikan pengeluaran untuk biaya pendidikan, biaya kesehatan dan biaya jaringan internet masuk ke dalam pengeluaran primer.

Sekunder, 

Sebagai pengeluaran tambahan, pengeluaran yang sifatnya sekunder tidak mengganggu keberlangsungan kehidupan setiap manusia jika tidak dipenuhi atau bersifat tidak wajib untuk dipenuhi. Namun menjadi penting ketika disandingkan dengan kondisi ekonomi, sosial dan budaya dari setiap manusia.

Penyebabnya karena kebutuhan sekunder masing-masing manusia berbeda-beda. Misalnya kebutuhan sekunder akan travelling, me time, gaya hidup disesuaikan dengan kemampuan ekonomi individual.

Kebutuhan sekunder lebih condong kepada self reward atau sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri dengan melakukan kegiatan memanjakan diri.

Kewajiban, 

Meskipun bukan pengeluaran primer tetapi pengeluaran jenis ini bersifat wajib agar mendapatkan hak misalnya sebagai warga negara yang baik mempunyai kewajiban membayar pajak misalnya pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan, pajak barang mewah dan lain-lain.

Sebagai umat Islam pun mempunyai kewajiban membayar zakat sesuai dengan nishabnya yaitu batas terendah kepemilikan harta yang wajib kena zakat, diantaranya ada zakat maal dan zakat fitrah, tak menutup kemungkinan dengan berinfaq dan sedekah.

Contoh yang lain dengan membayar iuran BPJS Kesehatan secara tertib dan rutin untuk mendapatkan hak layanan kesehatan dari negara.

Tabungan & Investasi, 

Agar mendapatkan rasa aman dan kehidupan yang berkualitas di masa depan jenis pengeluaran untuk saving dan atau investasi lebih baik mendapatkan prioritas sebelum berpikir untuk memenuhi pengeluaran gaya hidup lebih-lebih apabila sahabat baru memulai kehidupan mandiri lepas dari kebergantungan orang lain (orangtua/keluarga) atau masih dalam kondisi belum dapat disebut bebas secara finansial atau bahkan baru merintis dan membina keluarga baru dengan pasangan.

Pengeluaran tabungan dan investasi yang dimaksud dialokasikan untuk dana pendidikan kita dan atau anak-anak bagi yang sudah berkeluarga, sebagai dana darurat untuk kebutuhan mendesak, dana pensiun, dana kesehatan, dan lain-lain.

Menurut Elizabeth Warren seorang pakar dari negari Paman Sam, bahwa dalam menyusun pengeluaran idealnya memakai rumus 50%, 30% dan 20%. Limapuluh persen(50%) untuk jenis kebutuhan, tigapuluh persen(30%) untuk keinginan dan duapuluh persen(20%) untuk investasi. Rumus tersebut tidak mutlak bergantung kepada kondisi masing-masing.

Para sahabat bahkan cenderung lebih ekstrim yaitu lebih baik mengunci pengeluaran untuk memenuhi keinginan hingga sekecil mungkin.

Perbanyak donasi infaq dan sedekah ke sesama sebagai perwujudan investasi akherat atau berdagang dengan Allah.

Dengan memahami jenis-jenis pengeluaran yang diuraikan diatas diharapkan sahabat mampu mengelola pengeluaran berdasarkan skala prioritasnya mana yang harus didahulukan dan sebaliknya,

Apabila dirasa belum berpenghasilan besar atau belum mampu menambah pendapatan dari usaha kedua, ketiga dan seterusnya maka yang dilakukan adalah jangan memperbesar pengeluaran yang tidak perlu atau dengan kata lain kurang-kurangilah nafsu untuk berbelanja yang skala prioritasnya rendah/kurang.

Semoga bermanfaat dan semangat menjalani.

*****

di siang yang terik, selasa 09/01/2023.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun