Yang muda, yang tua, yang cantik, yang perlente, yang modis, yang suka jaim, ternyata masih doyan makan nasi pecel.
Makanan yang diidentikkan dengan makanan "wong ndeso" ini mampu memukau dan menarik perhatian sebagian penumpang ketimbang makanan yang ditawarkan oleh pramugari diatas kereta api.
Apapun alasannya nasi pecel "kembang turi" memang terasa nikmat untuk disantap diatas kereta yang sedang berjalan. Sambil menikmati pepohonan jati di kejauhan yang memang banyak tumbuh di sepanjang jalur yang dilewati kereta api, belum lagi hamparan sawah yang mulai menguning siap untuk dipanen serta suasana panen padi oleh sebagian petani di wilayah Bojonegoro.
Tak terasa nasi pecel "kembang turi" dengan lauk telur dadar dan rempeyek kacang diatas genggaman tangan telah habis kusantap. Rasa kantuk mulai menggoda, menari -- nari di sekitar kelopak mata, perjalanan pun masih sekitar tiga jam lagi. Angankupun mulai melayang.......
"Esok, ketika perjalanan pulang balik dari Semarang menuju Surabaya, pastinya kusempatkan untuk sekedar melepas lapar dengan menikmati nasi pecel "kembang turi" di stasiun Bojonegoro".
Nasi pecel "kembang turi"Â nikmatimu srasa beda, hargamu murah meriah dan terjangkau. Â
*****
Suatu Siang diatas Kereta Api Rajawali Tujuan Surabaya - Semarang, 23 Juli 2008
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H