Kebiasaan ngopi tak sekedar menyeruput nikmatnya kopi, tentu disertai dengan camilan dan hisapan rokok atau vape agar aktifitas ngopi menjadi semakin nikmat.
Sah-sah saja kebiasan ngopi dilakukan di cafe atau warkop, sepanjang dimanfaatkan sebagai sarana kegiatan produktif semisal sambil bekerja, ketemu klien, lobbying, mengerjakan tugas kuliah dan lain-lain, itupun dengan "catatan" tidak membebani anggaran belanja rumah tangga. Â
Online Food,
Memang lebih simpel dan mudah, tinggal pencet-pencet keyword hape melalui aplikasi layanan antar makanan secara online bisa sampai hingga depan pintu rumah.
Meskipun harga makanan yang di order seringkali sedikit lebih mahal dibandingkan dengan pembelian makanan secara offline. Hal ini menjadi lebih praktis jikalau dilakukan hanya sesekali saja demi menghemat uang belanja.
Memang receh dan terkesan tidak mengeluarkan banyak uang, hemat BBM kendaraan, biaya parkir dan saving time.
Coba perhatikan kembali apabila kebiasaan tersebut dilakukan sepanjang hari, 3x dalam sehari jadwal makan plus order camilan di waktu yang berbeda, yang semula hanya sebesar receh rupiah berakhir menjadi aktifitas remeh temeh sebagai penyebab pemborosan.
Keseringan Makan Diluar,
Tampilan kulineri yang di upload di media sosial seringkali "menggoda otak hingga lidah", perfect dan nampak lezat sehingga menimbulkan hasrat untuk makan, ditambah lagi pas sedang bosan dengan menu rumah.
Makan atau jajan diluar sendirian, berdua apalagi melibatkan rombongan dalam jumlah relatif banyak jatuhnya selalu lebih mahal dibandingkan dengan menu makanan buatan sendiri.
Semurah-murahnya harga satu porsi makan diluar bisa jadi setara dengan harga dua atau tiga porsi seandainya beli bahan makanan dan diolah di rumah. Perbandingan inilah yang harusnya disikapi guna menekan biaya yang seharusnya dapat dialokasikan untuk keperluan lain.