Mohon tunggu...
om_nanks
om_nanks Mohon Tunggu... Lainnya - nikmati yang tersaji jangan pelit berbagi

☆mantan banker yang jualan kavling☆ ☆merangkum realita bisnis dalam sebuah tulisan☆ ☆penyelesaian kredit bermasalah advisor☆

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Melintasi Jalur Selatan Jawa Timur

12 Desember 2022   01:00 Diperbarui: 12 Desember 2022   01:02 2106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasi pecel & krupuk puli, sarangan (dok. pribadi)

Melintasi Jalur Selatan Jawa Timur

Pre Perjalanan Jalur Selatan Jawa Timur,

Sudah satu bulan sejak deal meeting keluarga untuk sebuah acara healing dan napak tilas ke sebuah kota, yang mana di era awal tahun 1990 an pernah memberikan beberapa warna dan rintisan karir yang hingga saat ini masih terus melekat.

Kebetulan sekali anak-anak juga sedang libur  semesteran. Segala keperluan mulai dari transportasi berupa mobil yang nantinya akan dipergunakan untuk menuju kota tujuan, akomodasi tempat menginap, sarapan, makan siang bahkan hingga makan malam serta tempat oleh-oleh di beberapa etape pemberhentian, konsumsi dan obat-obatan telah dipersiapkan secara detail dan matang supaya liburan kali ini sama seperti liburan-liburan yang telah pernah dijalani sebelumnya dapat berjalan dengan lancar, aman, tertib, damai, sehat dan selamat dari berangkat hingga kembali ke rumah.

Diawali Dari Jalur Tengah Trans Jawa Timur,

Perjalanan kali ini sengaja melewati ruas jalan tol trans jawa yaitu dari entry gate tol bunder hingga ke exit tol madiun, meski sedikit merogoh kocek lebih namun lebih efisien dalam hal waktu dan menghindari kelelahan di jalan karena jalanan yang macet dan sejenisnya apabila dibandingkan melewati jalan non tol.  

Dari rencana yang telah disusun terdapat kesepakatan tujuan healing kali ini, selain bertujuan utama ke kota Magetan ditetapkan kepulangan akan melewati jalur selatan jawa timur, yaitu dari Magetan kembali ke Madiun untuk selanjutnya menempuh perjalanan ke arah Ponorogo serta Trenggalek dan menginap semalam di kota Tulungagung, untuk selanjutnya keesokan hari melanjutkan perjalanan menuju Blitar kota tempat Sang Proklamator Ir Sukarno dimakamkan, dan lanjut menuju Kepanjen dan bermalam di kota Malang.

Etape Trans Jalur Selatan Jawa Timur,

Total jarak tempuh melalui jalur selatan jawa timur dengan mengitari sebagian dari eks wilayah kerajaan Mataram di sisi timur jauh dari pusat kerajaan Mataram di Jogja atau wilayah mataraman di sebagian Jawa Timur wilayah barat selatan, tepatnya di area wilayah plat AE dan sebagian wilayah plat AG serta plat N, jarak tempuh kurang lebih sekitar 625 km selama 4 hari sejak kamis pagi hingga ahad sore.

Yang terbagi menjadi beberapa etape yakni Etape Satu dari Gresik menuju Magetan dimana panjang jarak kurang lebih 192 km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 50 menit atau nyaris menempuh 3 jam perjalanan dengan sebagian besar melalui jalan tol trans Jawa, keluar tol Madiun menuju Magetan melewati jalan non tol, jarak diantara kedua kota tersebut sekitar 25 km dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Etape Kedua, melewati jalur selatan jawa timur, dengan diawali dari Magetan atau lebih tepatnya dari obyek wisata Sarangan menuju ke Tulungagung dengan jarak tempuh sekitar 130 km selama kurang lebih 3,5 jam perjalanan non tol.

Di dalam etape kedua ini terdapat sebagian jalur antara Ponorogo menuju kota Trenggalek melalui perbukitan atau pegunungan dengan jalanan yang berkelok diperlukan kewaspadaan dan jam terbang yang lumayan tinggi dalam berkendara untuk menaklukkan jalur ini.

Etape Ketiga, dari Tulungagung menuju kota Malang dengan melewati ibukota kabupaten Malang yaitu Kepanjen kurang lebih berjarak 109 km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 45 menit menembus sebagian hutan antara Blitar menuju Kepanjen dengan melalui waduk Karangkates Bendungan Ir Sutami yang masuk wilayah kecamatan Sumberpucung kabupaten Malang.

Destinasi Perjalanan Trans Jalur Selatan Jawa Timur,

Seperti yang telah diceritakan diatas, perjalanan kali ini dalam rangka napak tilas dan silaturahim ke Bapak kost di salah satu kecamatan di kabupaten Magetan, sekaligus berwisata menikmati sejuk dan indahnya pemandangan alam pegunungan yang tak kan pernah dijumpai di wilayah kabupaten pesisir utara Jawa Timur.

Selepas sholat subuh dan beberes, perjalanan napak tilaspun dimulai. Arloji penunjuk waktu menunjukkan masih beberapa puluh menit lagi menuju pukul 07.00 dan mobil mulai bergerak meninggalkan rumah untuk menempuh perjalanan panjang dengan total jarak 625 km menembus wilayah plat AE, sebagian plat AG dan plat N.

Singkat cerita, di siang yang hangat karena memang masih musim kemarau sampailah di kota Magetan, laju mobil diarahkan menuju masjid agung yang berada di tengah kota Magetan yang berada dalam satu komplek dengan kantor pemerintahan kabupaten yang ditengah-tengahnya terdapat sebuah lapangan yang disebut dengan alun-alun, hal ini menunjukkan ciri khas ibukota kabupaten di Jawa.

masjid agung magetan (dok. pribadi, 14/07/2022)
masjid agung magetan (dok. pribadi, 14/07/2022)

Setelah sempat melaksanakan Ishoma yaitu istirahat makan siang di sebuah warung dibawah wit asem di sebelah selatan masjid yang dilanjutkan dengan sholat dhuhur berjamaah membuat badan agak sedikit rilek dan segar, maka perjalanan dilanjutkan menuju kecamatan Parang kabupaten Magetan dengan tujuan bersilaturahim ke keluarga Bapak kost yang mana di periode pertengahan tahun 1990 an pernah ngekost disana selama beberapa tahun sebelum akhirnya kembali ke kota asal.

Kecamatan Parang berada tepat di kaki bukit Blego, sehingga jalur ke arah sana sebagian besar berkelok dan naik turun dengan waktu tempuh sekitar setengah jam perjalanan dari kota Magetan menuju kecamatan Parang. Udara sejuk khas wilayah pegunungan menyapa kulit kering yang selama ini selalu disinari terik mentari pesisir, melalui pintu mobil yang dibuka setelah sebelumnya memastikan parkir tepat di depan rumah Bapak kost yang memang berada di sisi kiri jalan raya dari arah Magetan.

Acara temu kangen dan cerita-cerita lucu serta kenangan masa lalu ditumpahkan di pertemuan bersama diantara dua keluarga besar, sudah seperti saudara sendiri yang telah lama tidak bertemu.

Menjelang sore perjalanan dilanjutkan menuju ke obyek wisata Sarangan, tempat untuk beristirahat dan melepas penat dari perjalanan sejak pagi tadi. Perjalanan ditempuh dalam waktu kurang lebih selama setengah jam dengan jarak sekitar 30 km antara kota Magetan-Sarangan, melewati jalanan yang naik dengan kelok lumayan memacu adrenalin sampailah di hotel di sekitar pasar Sarangan, dimana kami menginap semalam sebelum melanjutkan perjalanan pulang melewati jalur selatan, jalur yang baru kali ini akan dilewati.

Hotel tempat menginap masih terlihat bagus, bersih dan nampak sebagai hotel yang ramah keluarga, dengan halaman belakang view pegunungan dan hamparan kebun sayur.

Menjelang malam dan sebelum semuanya terlelap tidur, tak lupa menyempatkan diri untuk menikmati hangatnya sate kelinci di sepanjang koridor telaga Sarangan yang ditemani dengan se cup teh panas dan anak-anak serta istri se cup kopi panas, sekaligus sebagai penyeimbang dinginnya udara pegunungan di malam hari, tentunya bersama-sama anak-anak serta istri tercinta.

penjual sate kelinci di sarangan (dok. pribadi)
penjual sate kelinci di sarangan (dok. pribadi)

Dan malampun berlalu dengan suhu diluar kisaran 16 derajat celcius, cukuplah membuat kami kedinginan karena selama ini terbiasa dengan cuaca dengan suhu 30 derajat celcius bahkan bisa lebih jika di siang hari.

Paginya, setelah sarapan nasi pecel pincuk daun pisang di sekitar area telaga Sarangan, dilanjutkan dengan beberes diri dan perlengkapan serta tak lupa melakukan pengecekan sederhana kelayakan mobil saat hendak dikendarai merupakan ritual pagi yang selalu dijalani manakala sedang travelling.

nasi pecel & krupuk puli, sarangan (dok. pribadi)
nasi pecel & krupuk puli, sarangan (dok. pribadi)

Selanjutnya jalur yang kami tempuh sesuai dengan rencana di awal, mampir sejenak di pasar kota Magetan untuk membeli oleh-oleh lempeng atau krupuk puli, orang Surabaya menyebutnya demikian atau krupuk gendar kata orang Semarang.

Untuk kemudian meneruskan perjalanan melewati kota Madiun menuju ke arah Ponorogo. Di wilayah Ponorogo kami menunaikan ibadah sholat jumat di sebuah masjid selepas kota Ponorogo sekaligus mengecek kembali kondisi mobil karena sebentar lagi jalur yang akan kami lalui akan melewati pegunungan dengan jalan berkelok dan sebagian hutan hingga memasuki wilayah kabupaten Trenggalek, sesuai seperti yang pernah kami observasi melalui konten di Youtube tentang kondisi jalur trans Jawa Timur sebelah barat selatan.

Kami tunaikan sholat ashar berjamaah di masjid agung Trenggalek, sebuah masjid besar yang berada sekitar alun-alun dan perkantoran pemerintahan sebuah ciri kekhasan kabupaten di Jawa.

Ternyata tubuh perlu juga untuk diisi bahan bakar, kami putuskan untuk makan sore sekaligus makan malam di kota Trenggalek, daripada ditengah-tengah perjalanan masih harus repot mencari tempat makan yang representatif bagi kami, maka kami putuskan untuk mengisi perut di kota Trenggalek, dan kebetulan kami juga mendapatkan referensi tempat makan yang enak dan relatif murah di kota ini dari jamaah sholat yang tadi sempat berbincang-bincang selepas sholat. Ditunjukkannya ke sebuah depot makan yang tak jauh dari masjid, namanya depot makan "counter perut mbah malidi".

masjid agung trenggalek (dok. pribadi)
masjid agung trenggalek (dok. pribadi)

Jarak tempuh kota Trenggalek arah kota Tulungagung tidak terlalu lama dan tidak jauh hanya 45 menitan dengan jarak sekitar 30 km. Jadi pas kumandang adzan maghrib kami masuk di hotel yang tidak jauh dari stasiun kereta api Tulungagung.

Sebelum malam menjelang, anak-anak sempatkan keliling kota, hanya mereka berdua, sedang kami istirahat di kamar sembari menghimpun tenaga untuk perjalanan keesokan harinya, karena masih harus ke Malang melalui Blitar dan sebagian jalur Blitar Kepanjen yang menembus pegunungan dengan jalan yang berkelok-kelok membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi untuk menaklukkannya.

Sehingga jarak tempuh yang hanya 70 km lebih sedikit namun membutuhkan waktu yang lumayan agak lebih panjang, yaitu sekitar 2 jam an. Sepadan dan impas dengan keindahan pemandangan alam pegunungan yang bagus, sejuk dan damai di sepanjang jalur yang dilalui, meskipun terlewatkan waduk Karangkates Bendungan Ir Sutami yang terletak di kecamatan Sumberpucung kabupaten Malang begitu menakjubkan sebab kami harus buru-buru karena sudah ada janji dengan rekanan sehingga harus sampai di kota Malang sebelum sore.

Demikian halnya jalur Tulungagung Blitar dengan jarak tempuh hampir 40 km ditempuh dalam kurun 50 menit dengan kondisi jalan datar relatif ramai lancar.

masjid agung blitar (dok. pribadi)
masjid agung blitar (dok. pribadi)

Diakhiri di kota Malang,

Akhirnya rangkaian perjalanan healing liburan atau apapun namanya, yang melewati jalur baru buat kami yaitu jalur selatan jawa timur, diakhiri di kota Malang.

Dan besok masih hari ahad, kami sempatkan selonjoran di kota Malang untuk kemudian pulang, jarak tempuh sekitar 100 san km dan membutuhkan waktu satu setengah jam melalui jalan tol, yang sebelumnya rata-rata ditempuh lebih dari 3 jaman sebelum ada jalan tol.

Demikian hasil liputan perjalanan liburan melewati jalur selatan jawa timur, semoga dapat memberikan referensi bagi teman-teman yang hendak melalui jalur tersebut. Trans tol jawa, Madiun-Magetan-Ponorogo-Trenggalek-Tulungagung-Blitar-Kepanjen-Malang-Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun