Hasil rekaman pembelajaran dapat di lihat ulang oleh mahasiswa yang belum menguasai materi melalui internet. Papan tulis dipasangi dua layar digital touchscreen. Apabila Mahasiswa ingin bertanya dapat langsung hubungi dosen via WeChat. Hasil belajar juga dapat diketahui melalui WeChat.
Digitalisasi juga mewarnai geliat aktivitas ekonomi warga China. Saya sempat dibuat heran ketika naik bus saya memasukkan koin 1 yuan kalau di Indonesia Rp. 2000,-.
Nah orang China yang dibelakang saya ternyata hanya mendekatkan smarphonenya di kotak dekat sopir yang memiliki code QR. Begitupula saat transaksi belanja umumnya sudah menggunakan uang elektronik dan kami saja peserta pelatihan dari Indonesia umumnya masih memakai uang tunai.
Melestarikan Nilai-Nilai Luhur Budaya
China menjadi salah satu negara maju yang masih memegang teguh dan memelihara nilai-nilai luhur budayanya. Eksplorasi kebudayaan dilakukan di beberapa tempat seperti Ziwey sebuah rumah kebudayaan yang didominasi arsitektur klasik kayu hitam.
Tempat ini biasa digunakan pejabat China bermusyawarah dalam suasana yang tradisional. Pengelola gedung menggunakan pakaian adat ala zaman china dahulu.
Pandangan saya tidak bergeming menyaksikan seorang wanita berpakain sangat bagus seperti dalam film Siluman Ular Putih, With Snake Legend, film kesukaan saya yang tayang di Indosiar saat saya masih di bangku SD.
Di tempat ini kami diajari membuat replika panda yang bahan dasarnya dari tepung dan sagu. Dengan sabarnya pelatih menujukkan kami cara membuat panda mulai dari kaki, tubuh, kepala, mata, hidung, sampai panda tersebut makan bambu.
Setelah selesai membuat panda, selanjutnya membuat bunga dari kertas. Kemudian kami diajak keluar menuju tempat dihidangkannya hidangan -- hidangan kuno. Di tempat itu pula kami diberikan pakaian ala prajurit dan kaisar kuno. Kami sangat menyukainya dan berfoto menggunakan pakain tersebut.
Kunjungan kebudayaan selanjutnya ke Kuil Confucius di Kota Qufu. Ini merupakan kuil Confucius yang terbesar dan paling terkenal di daerah Asia Timur. Setelah memasuki entrance gate kami disambut sebuah gerbang besar yang bernama Lingxing Gate yang namanya berasal dari salah satu gugus bintang bernama Beruang Besar.
Nama gerbang ini menurut Mrs. Susi penerjemah, berarti "Confucius seorang filsuf besar yang bijak" selain itu gerbang ini memiliki arti "Confucius adalah bintang dari surga".