Ketika Selera Pembaca Terkalahkan oleh Selera Admin Kompasiana. Inilah kisah Omjay kali ini. Semoga menjadi masukan admin kompasiana untuk segera berbenah diri di hari ulang tahun kompasiana yang ke-16. Omjay menuliskan ini agar kompasiana terus berkembang dan disukai pembaca setianya. Ada foto Omjay bersama pak Asdi dan pak Filemon pengajar praktik guru penggerak.
Dalam dunia digital dan kecerdasan buatan yang semakin berkembang, platform-platform penulisan seperti Kompasiana menjadi ruang bagi banyak penulis untuk mengekspresikan ide dan gagasan mereka. Ide kreatif pasti akan muncul.
Namun, ada kalanya selera pembaca terasa terpinggirkan oleh selera admin atau pengelola konten. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah seharusnya admin memiliki kontrol penuh atas konten yang dipublikasikan, ataukah seharusnya pembaca yang menentukan apa yang layak untuk dibaca?
Sebuah pertanyaan di atas muncul seiring 16 tahun Omjay menulis dan membaca di kompasiana. Dinamika Selera antara pembaca vs Admin kompasiana sangat terasa, sehingga wajar banyak orang yang dulunya aktif menulis di kompasiana menghilang entah kemana. Jarang ada yang masih komitmen menulis selama 16 tahun di kompasiana.
Setiap pembaca memiliki preferensi dan minat yang berbeda. Beberapa mungkin menyukai artikel yang mendalam tentang isu sosial, sementara yang lain lebih tertarik pada hiburan ringan. Tidak bisa semuanya sama. Kami disatukan oleh kompasiana.
Di sisi lain, admin Kompasiana memiliki tanggung jawab untuk menjaga kualitas dan relevansi konten. Ketika selera admin berfokus pada tema tertentu atau gaya penulisan tertentu, seringkali hal ini mengabaikan keinginan pembaca yang lebih beragam.
Konten yang Ditekan atau Dihilangkan telah terjadi di kompasana. Ada kalanya artikel-artikel yang dianggap kontroversial atau tidak populer oleh admin diabaikan, meskipun memiliki potensi untuk menarik perhatian pembaca.Â
Misalnya, artikel yang membahas isu-isu politik atau sosial yang sensitif mungkin tidak mendapatkan tempat yang layak, sementara konten yang lebih ringan dan menghibur justru lebih diutamakan.Â
Hal ini bisa menciptakan kesenjangan antara apa yang ingin dibaca oleh publik dan apa yang ditampilkan oleh admin. Omjay pernah mengalaminya ketika memposting kegiatan lomba olimpade TIK dan Informatika Nasonal (OTN), kemudian dianggap iklan promosi dan jual beli oleh oknum admin kompasiana. Padahal tak ada iklan jual beli di sana.