Pak Moh. Nuh, memberikan kami pengarahan bahwa menulis itu harus ada yang namanya ide, lalu melakukan tindakan menulis yang teratur setiap hari, dan mampu mengekprorasikan tulisan dalam bahasa tulis yang mudah dicerna dan bermanfaat.Â
Dari menulis setiap hari di blog, kemudian menjelma menjadi sebuah buku yang bermutu. Alhamdulillah semua buku yang Omjay tulis selalu laku, dan mencerahkan pembaca setianya. Terbukti banyak buku Omjay lahir, baik diterbitkan penerbit mayor maupun penerbit minor.
Buku mengubah cakrawala pikiran atau wawasan, sehingga mampu memberikan inspirasi kepada para pembacanya, yang mudah dipahami, dan menangkap pesan dari penulisnya. Itulah mengapa membaca buku mendapatkan ilmu.Â
Penulis harus mampu membangkitkan minat baca, menuliskan naskah-naskah yang bisa difilmkan tetapi juga mengungkap realitas sosial. Di sinilah terjadi proses pengayaan kepada para pembaca semua.
Anak-anak kita harus dilatih untuk bisa menulis, dan memiliki minat membaca yang tinggi. Sebab membaca dan menulis belum menjadi budaya dikalangan anak-anak sekolah kita. Bahkan masih banyak guru-guru kita yang tak suka menulis.
Berkat menulis, tahun 2019 Omjay akhirnya sampai ke negeri China. Omjay berfoto mesra dengan kawan-kawan guru di depan kampus China University of Mining Technology (CUMT). Rasanya seperti mimpi berada di negara panda yang lucu, dan tirai bambu.
Demikianlah kisah Omjay tentang Omjay Menangis Karena Menulis, dan Bahagia Karena Menang Lomba Menulis. Semoga tulisan ini dapat memotivasi kawan-kawan pembaca untuk menjalankan mantra ajaib menulis setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.
Salam Blogger Persahabatan
Omjay/Kakek Jay
Guru Blogger Indonesia