Mohon tunggu...
Omjay Labschool
Omjay Labschool Mohon Tunggu... Guru - guru blogger indonesia

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Omjay: Bagaimana Memudahkan Anak Belajar?

13 Agustus 2024   15:30 Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana memudahkan anak belajar? Inilah tema penting yang Omjay tuliskan dalam kisah Omjay kali ini sebagai orang tua. Semoga dapat bermanfaat buat orang tua lainnya dalam membimbing putra-putrinya dalam belajar.

Ketika baru saja pulang dari sekolah, istri menghampiri Omjay sambil marah-marah. Katanya, nilai matematika Berlian, anak kedua kami merah. Berlian cuma mendapatkan nilai 50. 

Istri Omjay itu marah besar kepada anak kami, karena menurut istri prestasi belajar anak kami rendah. Namun, apakah lantas Omjay harus ikut-ikutan marah kepada anak kami? Apakah angka 50 menandakan bahwa anak kami bodoh?

Sebagai seorang pendidik di sekolah, tentu Omjay hanya tersenyum mendengar laporan istri, dan dengan penuh senyum pula Omjay datangi Berlian, anak kedua Omjay. 

Anak kecil yang masih kelas satu SD, berumur 6 tahun, dan belum tahu benar kenapa dia harus belajar matematika. Pelajaran yang katanya tidak disukainya.

Lalu saya sapa dia seperti biasanya dengan senyum, dan seperti biasa pula, saya cium pipinya yang mungil. Anak Omjay pun menyambutnya dan kemudian terisak pilu, karena baru saja dimarahi mamanya.

Berlian dimarahi, karena mendapatkan nilai 50 dari pelajaran matematikanya. Omjay bisa memahami perasaan anak ini. Perasaan yang tidak dia mengerti, mengapa dia harus belajar matematika, dan betapa sulitnya dia harus belajar berhitung.

Dengan penuh kelembutan, Omjay coba tanya Berlian, kenapa nilainya mendapatkan angka 50. Setelah mendengar ceritanya, Omjay justru bangga dan tertawa. 

Sebab, sewaktu Omjay kelas satu SD dulu, Omjay masih belum bisa nulis angka 5, dan kalau menulis pasti angkanya tidur tengkurep seperti ini ~- . Apalagi bila menulis angka 4, pasti deh jadinya kayak bangku h. (Hahahahaha).

Omjay menjadi teringat almarhum ibu. Beliau mengajari Omjay dengan penuh kesabaran, dan tanpa ada makian. Ibunda mengajari Omjay dengan ketulusan hati sehingga sedikit demi sedikit Omjay bisa menuliskan angka dengan benar. 

Omjay pun diajarinya berhitung dengan menggunakan jari tangan. Tak ada les privat yang Omjay ikuti, dan tak ada bimbel yang Omjay masuki, semua diajarkan oleh ibunda tercinta.

Omjay mencoba berdiskusi kecil dengan Berlian. Omjay coba pahami apa yang ada dalam pikirannya. Omjay coba untuk memahami pola berpikir anak usia  6 tahun. 

Omjay berusaha mencoba diri untuk menjadi temannya, menjadi tempat curhatnya, dan akhirnya cara Omjay ini berhasil. Omjay berhasil menarik perhatiannya, dan membuatnya tersenyum kembali. 

Omjay telah membantunya mengatasi masalah dan memudahkan anak dalam belajar. Lalu memberinya pengertian kenapa begini, dan kenapa begitu, sehingga si buah hati paham apa yang dimaksud. 

Omjay pun menjadi paham potensi apa yang dimiliki oleh Berlian. Ternyata anak ini, memang tidak cocok untuk menjadi seorang matematikawan. Dia lebih cocok untuk menjadi seorang seniman.

Setiap anak dilahirkan memiliki lebih dari satu potensi. Potensi inilah yang harus kita temukan sebagai orang tua agar dapat mengarahkan mereka.  

Prof. Anita Lie mengatakan, anak adalah manusia yang sedang tumbuh dan berkembang dalam setiap fase dengan ciri-ciri dan kebutuhan tertentu. 

Kekurang pahaman mengenai tahapan perkembangan anak, jika disertai dengan ambisi orang tua terhadap prestasi anak, seringkali mendorong praktik-praktik pengajaran yang justru kontra-produktif, dan akan mengorbankan anak sebagai manusia pembelajar yang alamiah.

Input sumber gambar tokpedia
Input sumber gambar tokpedia

Oleh karena itu, jangan sekali-kali mencap anak kita bodoh, dan untuk lebih jelasnya, saya sarankan anda membaca buku "Memudahkan Anak belajar" panduan bagi orang tua yang diterbitkan oleh Kompas (2018) yang  telah tersebar di toko-toko buku atau marketplace.  Selamat Membaca buku tersebut!

Berlian anak kedua omjay/dokpri
Berlian anak kedua omjay/dokpri

Kisah Omjay yang dituliskan di atas adalah kisah Omjay ketika Berlian masih berusia 6 tahun. Kini Berlian sudah berusia 21 tahun dan menjadi mahasiswa fakultas hukum universitas Islam Bandung (UNISBA). Bila tidak ada halangan, 2 semester lagi Berlian akan lulus, dan menjadi sarjana hukum.

Demikianlah kisah omjay tentang bagaimana memudahkan anak belajar. Semoga bermanfaat buat pembaca kompasiana tercinta. Ayo kita temukan potensi anak kita masing-masing.Temukan minat dan bakat siswa agar kelak dapat menggapai cita-citanya.

Salam Blogger Persahabatan

Omjay/Kakek Jay

Guru Blogger Indonesia

Blog https://wijayalabs.com

Input sumber gambar dokpri
Input sumber gambar dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun