Mohon tunggu...
Omjay Labschool
Omjay Labschool Mohon Tunggu... Guru - guru blogger indonesia

Blogger Handal di Era Global wa 08159155515

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apakah Boleh Guru Marah Sama Muridnya?

17 Juli 2024   10:47 Diperbarui: 17 Juli 2024   10:51 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dokpri

Guru adalah profesi yang sangat mulia. Selain mulia, profesi guru juga amat rumit dan sangat komplek. Saat ini, ditengah kita mengharapkan perubahan dari sisi para murid atau siswa, kita juga dituntut untuk selalu paham akan perubahan yang terjadi dan melihat keadaan sekitar. 

Seperti, perubahan norma, perubahan teknologi terkini, yang secara tidak langsung, mempunyai dampak terhadap pola pendidikan di masa yang akan datang. Sebagai guru kita harus sudah siap dengan berbagai peubahan yang akan terjadi.

Marah adalah perbuatan memberi peringatan, menegur dengan keras, baik secara lisan maupun perbuatan kepada seseorang terhadap sesuatu yang dia lakukan. 

Terlepas dari apa yang diperbuat oleh orang lain tersebut, murid telah melanggar norma atau hanya sekedar lalai dari sesuatu yang harus murid kerjakan. Guru marah, karena muridnya telah melanggar aturan yang sudah ditetapkan.

Definisi ini kita sederhanakan terlebih dahulu, untuk tidak melebar kemana-mana.

Seperti yang sering terjadi di sekolah, ketika seorang guru mendapati seorang murid tidak melakukan tugasnya, seperti tidak mengerjakan pekerjaan rumah atau PR, atau malah melakukan sesuatu yang melanggar, seperti memukul siswa lain, maka seorang guru berusaha untuk menegur siswa tersebut. Kemudian guru memberikan peringatan untuk tidak mengulangi lagi. 

Namun, seringkali kita dapati, siswa yang melakukan kesalahan, cenderung untuk mengulangi lagi. Sehingga guru, seperti halnya orang lain, akan memberikan label kepada anak tersebut, nakal, bandel, tidak patuh, sering membuat ulah, yang pada akhirnya, segala sesuatu yang menyangkut anak ini, akan terlihat negatif.

Peringatan pertama akan dilakukan dengan tutur kata yang halus, peringatan kedua sedikit lebih keras, maka pada saat terjadi peringatan ketiga, kata sedikit keras berubah, menjadi peringatan keras, dengan sedikit penekanan disana-sini. 

Suara sedikit dikeraskan, mata sedikit lebih lebar, muka tampak sedikit merah, bahkan dengan perlakuan fisik. Marah namanya. Ini adalah pilihan terakhir untuk peringatan yang terbilang masih sedikit. Guru mewajarkan perbuatannya, karena proses kesadaran anak terasa berjalan lambat untuk mengarah kepada kebaikan.

Mengapa guru di Indonesia sering mendapat sorotan negatif dari sisi emosi yang kurang baik ini? 

Memang banyak unsur atau penyebab yang mempengaruhi, mulai dari sosok guru, lingkungan sekolah, kondisi murid dan tradisi yang berlaku di sekolah. Mungkin juga faktor tekanan disana-sini yang dibebankan kepada guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun