Siapa orang yang berada dibalik pencemaran nama baik itu?
Kejadian itu sempat membuat gempar kawan-kawan Omjay di Labschool UNJ, dan untunglah pimpinan kami sangat bijaksana. Ada orang yang ingin menggunakan nama Wijaya Kusumah untuk perbuatan jahat dan hendak mencemarkan nama baiknya sebagai guru di SMP Labschool Jakarta. Semenjak itu, Omjay lebih berhati-hati melakukan kegiatan atau aktivitas di dunia maya. Sebab jarimu adalah harimau kamu.
Kapan kejadian tersebut berlangsung dan mencemarkan nama baik wijaya kusumah?
Kejadian itu berlangsung tanggal 31 Mei 2019. Waktu itu sedang panas susasana politik. Jokowi dan Prabowo berjuang keras untuk menjadi presiden Republik Indonesia. Untunglah Prabowo merubah strategi politiknya. Dari oposisi menjadi menteri dan mendukung penuh pemerintahan presiden Jokowi. Kini Prabowo terpilih menjadi presiden berikutnya dan akan dilantik di bulan Oktober nanti.
Dimana pencemaran nama baik Wijaya Kusumah alias Omjay dilakukan?
Mereka melakukannya di dunia maya, dan dibuat seolah-oleh berita itu benar. Untunglah Omjay dapat melalui berita hoaks tersebut dengan baik, bila tidak maka Omjay akan menjadi guru penggerak yang ditendang, dan dibuang dari lembaga yang sudah membesarkan namanya.
"Berdasarkan pantauan suaranasional, OmJay termasuk pendukung berat Jokowi, ia sering meretweet beberapa akun Twitter yang merendahkan Prabowo maupun pendukungnya."
 Jadi, bila anda sudah menjadi guru penggerak atau mengklaim diri sebagai guru penggerak, maka berhati-hatilah bila berada di media sosial. Sebab akan ada orang yang tidak suka dengan anda. Mereka akan berusaha menjatuhkan nama anda, sehingga anda tidak lagi disayang, bahkan akan ditendang dan dibuang lembaga yang telah menjadi tempat anda mengabdikan diri.
Mengapa ada orang jahat hendak mencemarkan nama baik Wijaya Kusumah alias Omjay?
Sebab saat itu ada orang jahat yang tidak suka Omjay memilih jokowi sebagai presiden. Omjay dianggap menghalangi jalan mereka untuk menjadikan idola mereka presiden republik Indonesia. Padahal dalam politik itu adalah hal biasa. Kawan bisa menjadi lawan, dan lawan bisa menjadi kawan. Begitulah dinamika dunia politik kita. Jadi kita santai saja, dan tetap berteman walaupun pilihan berbeda. Tetap menjadi guru penggerak yang disayang oleh semua.
Bagaimana menjadi guru penggerak yang disayang oleh semua?
