Pengalaman Super Mom Membangun Sebuah Peradaban
(Resume Materi Kelas Menulis bersama Omjay 1 oleh Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH)
Beberapa hari yang lalu, kelas kami -Menulis Bersama Omjay 1 (Wijaya Kusumah)- kedatangan seorang Super Mom yang mempunyai bergudang-gudang pengalaman dalam membangun sebuah peradaban. Namanya Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH Beliau adalah seorang guru yang sangat inspiratif dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Beliau juga dikenal sebagai penggerak pemberantasan Buta Aksara bagi kaum ibu dan anak-anak di NTT dan seabrek aktifitas sosial dan literasi lainnya di samping tugas utama beliau sebagai abdi negara. Walaupun, banyak rintangan dan tantangan yang membentang di hadapannya, tak mampu menyurutkan langkah kakinya untuk terus mencerdaskan anak bangsa.
Berbagai prestasi telah diraihnya. Mulai dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Bahkan terakhir salah satu buku hasil karyanya yang sudah dipinang oleh salah seorang teman beliau di Nigeria dengan harga yang sangat fantastis. Sekitar 100 juta rupiah. Di samping itu, Dubes RI di Denmark juga telah memesan buku-buku karyanya dengan nilai hampir 75 juta rupiah. Sungguh suatu prestasi yang super seksi bagi seorang ibu-ibu super alias Super Mom.
Salah satu yang paling menarik dari kisah ibu Lilis Sutikno adalah beliau ternyata menyebarkan tulisan lewat media Facebook. Sesuatu yang tidak disangka-sangka memang. Karena biasanya kita hanya memanfaatkan media sosial tersebut sebagai update-update status saja. Namun, beliau guru yang kreatif dapat memanfaatkannya untuk melukiskan betapa beratnya perjuangan beliau bersama-sama guru yang ada di kabupaten Nusa Tenggara Timur.
Hal yang paling menginspirasi adalah dengan tulisan beliau lewat facebook tersebut, beliau mampu meraih beberapa kemenangan pada kompetisi terkait kepenulisan dan mengalahkan pesaing lain yang punya karya yang luar biasa juga. Salah satunya adalah Indonesia Digital Learning (IDL) yang diselenggarakan oleh Telkom Indonesia bersama PGRI.
Ini merupakan sesuatu yang sangat patut untuk ditiru oleh para penulis terutama oleh penulis pemula seperti saya. Coba bayangkan, kita hampir setiap hari menulis status di FB. Terkadang isinya pun tak bernilai manfaat selain hanya berlebay-lebay ria saja. Hal itu tentu saja akan sangat bermanfaat jika kita memanfaatnya untuk menuliskan hal-hal yang bernilai yang kita alami sehari-hari. Sehingga bisa menginspirasi orang lain juga.
Apalagi bila kumpulan tulisan kita di FB tersebut, nanti bisa dijadikan sebagai bahan untuk dikumpulkan menjadi sebuah buku. Dengan kita menuliskannya di FB, maka secara tidak langsung kita sudah mengarsipkan tulisan kita di tempat yang lebih aman.
Karena bila disimpan dalam hp atau laptop saja, tentu akan sangat beresiko bila hp atau laptop tersebut tiba-tiba rusak atau terserang virus misalnya, apalagi kalau sempat hilang. Tentu saja semua tulisan tersebut juga akan hilang dan lenyap begitu saja.
Melalui berbagai kisah yang diceritakannya baik melalui chanel youtube https://youtube.be/xzXOroSOpk maupun melalui akun facebooknya, kita bisa mengambil beberapa pelajaran, di antaranya :
- Sebagai seorang guru, sudah sepatutnya kita menjadi guru yang gigih, inspiratif dan tetap bersemangat dalam menjalankan tugas sehari-hari.
- Kita harus ikut berperan aktif dalam meningkatkan mutu pribadi dan komunitas kita dengan memanfaatkan berbagai media online maupun offline yang ada. Baik dengan menjadi seorang blogger, youtuber, facebooker aktif dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat.
- Jadikan hambatan dan rintangan sebagai pemacu semangat untuk terus berkarya sesuai dengan perkembangan dunia informasi dan teknologi yang ada.Â
Demikianlah resume dari materi yang telah beliau sampaikan semalam di WA Group Belajar Menulis bersama Omjay gelombang I. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H